Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Masa Depan yang Berkelanjutan: Warisan Rekonstruksi Volume 1: Laporan Utama Foto Sampul dari kiri ke kanan searah jarum jam: 1. Hampir 20.000 rumah dibangun atau diperbaiki oleh MDF dengan menggunakan pendekatan berbasis komunitas, yang memperlihatkan bahwa kemitraan masyarakat-pemerintah dapat meraih hasil secara transparan, hemat biaya, dan berkualitas tinggi. Foto: Koleksi MDF 2. Fitra Cahyadi, pencicip cita rasa kopi, berada di gudang kopi baru di pinggir Takengon yang didukung dana dari EDFF. Subproyek yang dilaksanakan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) ini bertujuan agar petani kecil memiliki kendali dalam kualitas, pemasaran, dan penjualan kopi mereka. Foto: Tarmizy Harva 3. Jembatan Oyo, jembatan gantung terpanjang di Indonesia yang menghubungkan desa-desa terpencil di Lahagu dan Taraha, Nias, dibangun oleh Proyek Akses Perdesaan dan Pembangunan Kapasitas Nias (RACBP), dan bahkan kini menjadi tempat tujuan wisata warga setempat. Foto: Koleksi proyek ILO Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Masa Depan yang Berkelanjutan: Warisan Rekonstruksi Volume 1: Laporan Utama Laporan ini disusun oleh Sekretariat Multi Donor Fund dengan kontribusi dari Badan Mitra (UNDP, WFP, ILO,dan Bank Dunia) serta tim proyek. Sekretariat Multi Donor Fund dipimpin oleh Manajer MDF Shamima Khan, dengan anggota tim: Safriza Sofyan, David Lawrence, Anita Kendrick, Akil Abduljalil, Inayat Bhagawati, Lina Lo, Eva Muchtar, Shaun Parker, dan Nur Raihan Lubis. Tim ini didukung oleh Inge Susilo, Friesca Erwan, Olga Lambey, dan Deslly Sorongan. Cerita oleh Rosaleen Cunningham, Lesley Wright, Nur Raihan Lubis, Shaun Parker, dan Tim ILO. Fotografer: Mosista Pambudi/Kantor Berita Antara , Tarmizy Harva, Maha Eka Swasta, Irwansyah Putra, Akil Abduljalil, Shaun Parker, Andrew Bald, Kristin Thompson, Nur Raihan Lubis, Abbie Trayler-Smith/Panos/Department for International Development (UK), dan tim proyek. Mitra Bestari: Kate Redmond, Rosaleen Cunningham, Lesley Wright, Devi Asmarani, dan Nia Sarinastiti. Penyunting Bahasa Indonesia: Wiyanto Suroso. Alih Bahasa: Yoko Sari. Rancangan & Tata Letak: Studio Rancang Imaji. Percetakan: PT Mardi Mulyo. Daftar Isi Volume 1 Daftar Isi 4 Sekilas tentang Bencana 6 Tentang Multi Donor Fund 8 Sambutan Ketua-Bersama MDF 10 Perjalanan Waktu MDF 12 Ringkasan Eksekutif - Berakhirnya MDF 14 Operasional dan Komunikasi MDF 15 Pencapaian Proyek-Proyek MDF 17 Keuangan 19 MDF di Saat Akhir 20 Bab 1 - Pelaksanaan Multi Donor Fund (MDF) yang Efektif dan Efisien 22 Tata Kelola dan Operasional MDF 25 Mendukung Agenda Rekonstruksi Pemerintah 27 Mengelola untuk Hasil 28 Komunikasi yang Tepat untuk Meningkatkan Pencapaian Program 30 • Cerita Fitur MDF: 34 Melindungi Mata Pencaharian, Melindungi Hutan Bab 2 - Pencapaian MDF 38 Sekilas tentang Portofolio MDF 39 Pemulihan Masyarakat 40 Pemulihan Transportasi dan Infrastruktur Skala Besar 45 Penguatan Tata Kelola dan Pembangunan Kapasitas 50 Pelestarian Lingkungan 55 Laporan Utama Peningkatan Proses Pemulihan 57 Pembangunan Ekonomi dan Mata Pencaharian 60 Tantangan dan Masalah Lintas Sektoral 63 • Cerita Fitur MDF: 66 Perempuan dalam Rekonstruksi: Mendobrak Penghalang Keikutsertaan Perempuan dalam Dunia Kerja Bab 3 - Keuangan MDF: Mengelola Sumber Dana untuk Pencapaian yang Berkualitas 70 Komitmen 71 Dana Tunai yang Diterima 72 Alokasi 72 Pengeluaran dan Belanja 74 Ringkasan Keuangan pada Penutupan Program 75 • Cerita Fitur MDF: 76 Perbaikan Jalan dan Layanan Air Bersih Menyediakan Peluang Baru di Sabang Bab 4 - Di Penghujung MDF: Warisan Rekonstruksi yang Berhasil 80 Penyebab Keberhasilan MDF 81 Indikator Keberhasilan MDF 83 Kesimpulan 85 • Cerita Fitur MDF: 88 Melestarikan Warisan Budaya Khas Nias Aceh dan Nias - Sebelum dan Sesudah 92 Daftar Akronim dan Singkatan 96 8 Sekilas tentang Bencana Desember 2004—Gempa Bumi dan Tsunami Indonesia adalah salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia­ —rawan terhadap gempa bumi, tsunami, Sekilas tentang Bencana banjir, dan letusan gunung berapi. Bencana paling parah adalah terjadinya tsunami pada tanggal 26 Desember 2004, yang dipicu oleh gempa bumi kuat di pantai barat Aceh. Gelombang raksasa bergulung di Samudra Hindia dan menerjang 14 negara termasuk Thailand, Sri Lanka, dan India. Aceh, provinsi yang terletak paling utara di Indonesia, terkena dampak paling parah dari tsunami tersebut, yang menewaskan atau menyebabkan hilangnya 220.000 orang dan lebih dari setengah juta warga kehilangan tempat tinggal. Desa yang sebelumnya makmur menjadi hancur. Jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit roboh atau rusak parah. Hingga 750.000 orang kehilangan mata pencaharian mereka—nelayan, petani, dan ribuan usaha kecil. Prasarana transportasi juga hancur berantakan, sehingga perjalanan hampir tidak mungkin dilakukan. Perkiraan nilai kerusakan akhir tercatat AS$6,2 miliar. Kepulauan Nias di Provinsi Sumatra Utara juga mengalami kerusakan berat akibat tsunami ini. Maret 2005—Gempa Bumi Lagi Pada tanggal 28 Maret 2005, kembali terjadi gempa bumi berkuatan besar di Sumatra bagian utara. Kepulauan Nias, di lepas pantai Sumatra Utara, dan Pulau Simeulue, yang berada di wilayah Aceh, dilanda gempa bumi ini. Lebih kurang 1.000 orang tewas dan hampir 50 ribu orang lainnya kehilangan tempat tinggal. Kerusakan fisik sangat parah diperkirakan 30 persen gedung hancur. Jalur perhubungan benar-benar lumpuh, termasuk pelabuhan-pelabuhan utama yang menghubungkan warga pulau terpencil ini dengan pulau induk. Dibutuhkan Tindakan Mendesak Pemerintah Indonesia berinisiatif memimpin proses rekonstruksi di Aceh dan Nias, dengan menyediakan bantuan yang sangat diperlukan dan mengelola upaya rekonstruksi jangka panjang di Aceh dan Nias. Menyadari besarnya pekerjaan rekonstruksi ini, Pemerintah Indonesia membentuk Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh dan Nias (BRR) untuk mengelola upaya rekonstruksi. Badan khusus tersebut berpusat di Aceh dan dipimpin pejabat setingkat menteri yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Bantuan dari seluruh dunia untuk membantu Aceh dan Nias agar pulih dari bencana dahsyat ini pun mengalir. Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 9 10 Tentang Multi Donor Fund Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias (MDF) dibentuk pada Tentang Multi Donor Fund bulan April 2005 sebagai jawaban atas permintaan Pemerintah Indonesia untuk mengkoordinasikan bantuan donor dalam rangka rekonstruksi dan rehabilitasi daerah yang dilanda gempa bumi dan tsunami pada bulan Desember 2004, dan juga gempa bumi yang terjadi pada bulan Maret 2005. MDF merupakan contoh keberhasilan rekonstruksi pascabencana berdasarkan kemitraan antara pemerintah, donor, masyarakat, dan pemangku kepentingan lain. MDF mengelola sumbangan dari 15 donor yang berjumlah AS$655 juta. Jumlah dana ini hampir setara dengan 10 persen biaya usaha rekonstruksi keseluruhan. Atas permintaan Pemerintah Indonesia, Bank Dunia berperan sebagai Wali Amanat MDF. Dana hibah diperuntukkan proyek-proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, organisasi internasional, LSM, dan masyarakat, dengan pengawasan dari sejumlah badan mitra. Badan Mitra MDF antara lain Program Pembangunan PBB (UNDP), Program Pangan Dunia PBB (WFP), Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO), dan Bank Dunia. Pemerintah Indonesia mengkoordinasikan MDF, pada awalnya melalui Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk Aceh dan Nias (BRR), yang dibentuk untuk mengelola upaya rekonstruksi dan pemulihan. Setelah BRR ditutup pada bulan April 2009, peran koordinator yang penting ini diambil alih oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). MDF dikendalikan oleh Komite Pengarah yang mewakili pemerintah negara donor, Wali Amanat, dan masyarakat madani. Mitra lain diajak untuk ikut serta sebagai pengamat. Komite Pengarah dibantu oleh sekretariat dalam menjalankan tugasnya. MDF mendanai 23 proyek dalam enam bidang, yaitu: (1) Pemulihan Masyarakat; (2) Pemulihan Transportasi dan Infrastruktur Skala Besar; (3) Penguatan Tata Kelola dan Pembangunan Kapasitas; (4) Pelestarian Lingkungan; (5) Peningkatan Proses Pemulihan; dan (6) Pembangunan Ekonomi dan Mata Pencaharian. Proyek ini menggambarkan prioritas Pemerintah Indonesia selama proses rekonstruksi. 11 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Bidang Program MDF SABANG BANDA ACEH ACEH BESAR LHOKSEUMAWE PIDIE JAYA BIREUEN ACEH PIDIE UTARA ACEH JAYA BENER MERIAH ACEH LANGSA TIMUR ACEH ACEH BARAT TENGAH ACEH TAMIANG NAGAN RAYA GAYO LUES ACEH BARAT DAYA ACEH ACEH SELATAN TENGGARA SUMATRA SIMEULUE UTARA SUBULUSSALAM ACEH SINGKIL NIAS UTARA GUNUNG SITOLI NIAS INDONESIA NIAS BARAT NIAS SELATAN 12 Sambutan Ketua-Bersama MDF Beberapa bulan setelah kejadian tsunami pada tanggal 26 Desember 2004, Pemerintah Indonesia membentuk Multi Sambutan Ketua-Bersama MDF Donor Fund untuk Aceh dan Nias (MDF) yang bertugas untuk mengkoordinasikan bantuan dari para donor bagi rekonstruksi dan rehabilitasi di Aceh dan Nias. Hal itu dilakukan dengan membuat kemitraan yang terdiri dari para donor, lembaga internasional, LSM, pemerintah provinsi dan kabupaten, masyarakat, dan menyatukan mereka dalam menyusun strategi rekonstruksi. Bagi banyak pihak, tugas ini sulit dan menantang. Namun, kini tidak diragukan lagi bahwa sumbangan MDF bagi upaya rekonstruksi sangat berhasil. Pada tanggal 31 Desember 2012, delapan tahun setelah terjadinya tsunami, masa tugas MDF berakhir. Kita dapat melihat hasil karyanya dengan perasaan bangga, dan yakin Indonesia akan menggunakan pengalaman ini untuk bersiap siaga dan mengelola bencana alam mendatang dengan baik. MDF menjadi standar tanggap bencana di Indonesia. Pendekatannya adalah untuk memenuhi kebutuhan korban bencana selama proses pemulihan yang terus berubah; pertama- tama dengan membangun kembali rumah dan masyarakat, kemudian memusatkan perhatian pada perbaikan prasarana, dan akhirnya meletakkan landasan bagi pertumbuhan ekonomi. Pelestarian alam, jender, pembangunan kapasitas, dan pengurangan risiko bencana sangat menyumbang terhadap keberhasilan ini. Sekarang, pada tahun terakhir, MDF berhasil menyelesaikan seluruh proyek, menerapkan strategi penyelesaian kegiatan, dan membuat landasan bagi kelanjutan pertumbuhan ekonomi. MDF juga mendokumentasikan model, pendekatan, dan pengalamannya. Pengalaman yang telah diujicobakan di Jawa pada tahun 2006 dan 2010 ini akan sangat bermanfaat dalam menghadapi bencana yang mendatang, baik di Indonesia maupun di wilayah lain di dunia. Indonesia, yang menerima manfaat atas kemurahan hati masyarakat dunia, sekarang siap untuk membalas budi tersebut. Indonesia menerapkan hasil pembelajaran ini dengan sepenuh hati. Untuk mengatasi bencana mendatang dengan kecepatan kerja dan efisiensi yang sama, Pemerintah Indonesia mendirikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Dana Bencana Indonesia (Indonesia Disaster Fund), belajar dari pengalaman rekonstruksi yang didapat dari MDF ini. 13 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Pengalaman Indonesia ini memberi harapan bagi negara lain yang berisiko tertimpa bencana alam. Kami merasa terhormat menjadi Ketua-Bersama MDF, dan bangga dengan keberhasilan yang dicapai. Hasil pembelajaran dari MDF, yang didapat dari proses rekonstruksi atas kedahsyatan bencana alam dengan kerugian yang sangat besar ini, memastikan bahwa warisan ketahanan dan kesiapsiagaan akan terus berkelanjutan hingga ke masa mendatang. Armida S. Alisjahbana Zaini Abdullah Stefan Koeberle Julian Wilson Menteri Negara Gubernur Aceh Direktur Bank Dunia Kepala Delegasi Perencanaan untuk Indonesia Uni Eropa Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Pada foto di atas, pembelajaran MDF ini akan memastikan bahwa warisan berupa ketangguhan dan Foto: kesiapsiagaan akan terus dipertahankan hingga masa depan. Ketua Bersama MDF saat jumpa pers di Sekretariat MDF Jakarta, November 2012. PERJALANAN WAKTU MDF 2004 2005 2007 2006 2008 2004 2005 2006 2007 Desember: Januari: Juli: Februari: Februari: • Gempa bumi besar • Pemerintah Indonesia meminta • TA untuk BRR dan proyek • Proyek SDLP dimulai. • Proyek P2DTK dimulai. yang terjadi di pembentukan dana perwalian Bappenas dimulai. • Pertemuan ke- 8 • Pertemuan ke-12 lepas pantai Aceh multi donor. • Pertemuan ke-4 Komite Pengarah MDF. Komite Pengarah MDF. menyebabkan Komite Pengarah MDF. tsunami di Maret: Maret: Maret: Asia. Presiden • Gempa bumi di Kepulauan Nias Agustus: • Proyek CBLR3 dimulai. • Proyek IRFF dimulai. Susilo Bambang dan sebagian wilayah Aceh Proyek PPK dan P2KP dimulai. • • Pertemuan ke-9 Yudhoyono menyebabkan kerusakan yang • Pertemuan ke-5 Komite Pengarah Komite Pengarah MDF. Juli: menyatakan meluas. MDF. • Pertemuan ke-13 sebagai bencana • Kesepakatan damai mengakhiri April: Komite Pengarah MDF. nasional. April: konflik Aceh. • Proyek IREP dimulai. • MDF dibentuk. September: • BRR didirikan. Oktober: Juni: • Pertemuan ke-14 • Proyek Rekompak dimulai • Pertemuan ke-10 Komite Pengarah MDF. Mei: • Pertemuan ke-6 Komite Pengarah MDF. • Pertemuan ke-1 Komite Komite Pengarah MDF. Desember: Pengarah MDF. September: • Proyek LCRMP dan Desember: • Proyek AFEP dan TRPRP ditutup. Juni: • Proyek TRPRP dan CSO dimulai. BAFMP dimulai. • Pertemuan ke-15 • Proyek RALAS dimulai. • Pertemuan ke-7 • Pertemuan ke-11 Komite Pengarah MDF. • Pertemuan ke-2 Komite Pengarah MDF. Komite Pengarah MDF. • Pertemuan ke-16 Komite Pengarah MDF. Komite Pengarah MDF. • Pertemuan ke-3 Oktober: Komite Pengarah MDF. • Proyek LCRMP dimulai. November: • Proyek PNPM-R2PN dimulai. 2011 2009 2010 2012 2008 2009 2010 2011 2012 Juli: Maret: April: Maret: Mei: • Proyek AGTP dimulai. • Proyek EDFF dimulai. • Proyek Rekompak • Pertemuan Komite Pengarah • Proyek DRR-A ditutup. • Waktu penutupan MDF ditutup. MDF ke-22. diperpanjang hingga April: Juni: Desember 2012. • Proyek NITP dimulai. Mei: Juni: • Pertemuan ke-23 • Pertemuan ke-19 Komite • Proyek CSO ditutup. • Proyek PNPM-R2PN ditutup. (yang terakhir) September: Pengarah MDF. Komite Pengarah MDF. • Pertemuan ke-17 Komite • BRR dibubarkan. September: Desember: • Proyek AGTP, NITP, dan Pengarah MDF. • Pertemuan ke-21 • Proyek IREP, IRFF, dan P2DTK SDLP ditutup. Juni: Komite Pengarah MDF. ditutup. November: • Proyek RALAS ditutup. November: • Proyek DRR-A dimulai. Oktober: • Konferensi internasional Oktober: • Proyek LEDP dimulai. menandai penutupan MDF Desember: • Proyek RACBP dimulai. dan JRF. • Pertemuan ke-18 • Proyek EDFF dan Komite Pengarah MDF. November: CBLR3 ditutup. • Pertemuan ke-20 Komite Pengarah MDF. Desember: • Proyek IRFF-AF, TRWMP, Desember: RACBP, AFEP,dan LEDP • Proyek BAFMP, PPK, dan maupun TA untuk BRR dan P2KP ditutup. Bappenas ditutup. • Program MDF ditutup pada tanggal 31 Desember. 16 Ringkasan Berakhirnya MDF Ringkasan Eksekutif - Berakhirnya MDF Eksekutif Proyek Akses Pedesaan dan Pembangunan Kapasitas Nias (RACBP), yang dilaksanakan oleh ILO, memperbaiki Foto: —akses—jalan kecil, jalan, dan jembatan—di daerah pedesaan Nias. Proyek ini berkoordinasi dengan proyek Sekretariat MDF lain di Nias, Proyek Pengembangan Ekonomi dan Mata Pencaharian Nias (LEDP), yang memberi bantuan untuk memperbaiki mata pencaharian petani. 17 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Multi-Donor Fund untuk Aceh dan Nias (MDF) berhasil Berakhirnya MDF menyelesaikan tugasnya pada tanggal 31 Desember 2012. MDF memberi sumbangan besar bagi pemulihan Aceh dan Nias menyusul gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada bulan Desember 2004 dan Maret 2005, dengan memberi hibah untuk pemulihan masyarakat, pembangunan kembali prasarana penting, dan peletakan landasan bagi pertumbuhan ekonomi. MDF melakukan itu semua dengan membangun kemitraan kerja yang efektif antara pemerintah, lembaga internasional, LSM, dan masyarakat, dengan memadukan pengalaman dunia dan pengetahuan lokal dalam mewujudkan hasil yang bagus di lapangan. Sebagai hasil program MDF ini, para penerima manfaat di Aceh dan Nias sekarang menempati rumah yang lebih baik, menikmati manfaat prasarana modern, dan memiliki hak berpendapat lebih besar dan kesempatan yang lebih berkesinambungan dalam perencanaan masa depan mereka. OPERASIONAL DAN KOMUNIKASI MDF Penyebab utama keberhasilan MDF adalah kepemimpinan Pemerintah Indonesia dan kemitraan para pemangku kepentingan dalam mendukung agenda pemerintah. MDF berhasil membuktikan diri sebagai mekanisme pendanaan pascakrisis yang tepat, menyelaraskan upaya donor dengan strategi pemerintah, dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi upaya rekonstruksi. MDF dibentuk atas permintaan Pemerintah Indonesia untuk mendukung pelaksanaan program rekonstruksi dan rehabilitasi setelah bencana gempa bumi dan tsunami pada bulan Desember 2004 dan gempa bumi lain yang kemudian terjadi pada bulan Maret 2005. MDF mengumpulkan hibah lebih kurang AS$655 juta dari 15 donor: Uni Eropa, Belanda, Inggris, Bank Dunia, Swedia, Kanada, Norwegia, Denmark, Jerman, Belgia, Finlandia, Bank Pembangunan Asia, Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Irlandia. Susunan tata kelola MDF yang mencakup semua pihak yang berkepentingan dan efektif juga ikut menyumbang keberhasilannya. MDF dikendalikan oleh Komite Pengarah yang terdiri dari donor, wakil pemerintah pusat dan provinsi, dan wakil masyarakat madani. Komite Pengarah diketuai bersama oleh pemerintah pusat yang diwakili oleh Kepala Badan Rekonstruksi Aceh dan Nias (BRR) hingga ditutup tahun 2009 dan setelah itu, oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas. Ketua Bersama lainnya terdiri dari Pemerintah Aceh, Uni Eropa sebagai wakil 18 Ringkasan Eksekutif - Berakhirnya MDF donor, dan Bank Dunia sebagai Wali Amanat pelaksanaan proyek menjadi lebih efektif MDF. Sekretariat dibentuk untuk membantu dengan hasil yang lebih baik. Sewaktu program tugas Komite Pengarah dan bertanggung jawab mendekati akhir masa tugasnya, MDF semakin atas koordinasi seluruh program kerja MDF. menekankan pada penilaian hasil keseluruhan dan pendokumentasian pengalaman dan MDF menyatukan berbagai lembaga dan pembelajaran yang didapat. program dalam pelaksanaan dan pemantauan programnya, dan memanfaatkan keunggulan MDF menjadi sumber pengetahuan dan dan keahlian berbagai organisasi tersebut. informasi yang berharga bagi program Proyek-proyek dilaksanakan oleh instansi rekonstruksi dan pemulihan pascabencana pemerintah terkait, organisasi multilateral, lainnya. MDF dan proyek-proyeknya dan LSM. Empat organisasi multilateral besar menyediakan model dan pendekatan untuk melakukan pemantauan dan supervisi atas praktik dan pembelajaran yang terbaik. Pada proyek-proyek tersebut sebagai Badan Mitra, tahun terakhir kegiatannya, MDF berfungsi yaitu: Bank Dunia, Program Pembangunan PBB sebagai tempat berbagi pengetahuan dengan (UNDP), Program Pangan Dunia PBB (WFP), dan memberi kemudahan untuk mendapatkan Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO). pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Beberapa langkah komunikasi digunakan Komunikasi strategis dan pemantauan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan yang baik juga berperan penting dalam pengalaman tersebut seperti penerbitan keberhasilan MDF. MDF menyediakan buku, seminar, konferensi, situs web, dan wadah koordinasi antara berbagai pemangku hubungan dengan media. Untuk memastikan kepentingan dalam upaya rekonstruksi, agar pengalaman dan informasi dapat menyatukan pelaksana kunci dari berbagai diperoleh, MDF menerbitkan sejumlah bahan tingkatan pemerintah, donor, dan masyarakat informasi tentang program secara keseluruhan, madani. Komunikasi MDF yang tepat waktu, proyek tertentu, dan hasil pembelajaran dari terbuka, dan strategis dengan para pemangku pengalaman pada sektor-sektor tertentu kepentingan mendorong keterlibatan dan dan juga menyangkut tema lintas sektoral sumbangsih mereka dalam keterbukaan dan seperti peningkatan kemampuan dan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan pengarusutamaan jender. Bahan informasi ini proyek. Sistem pemantauan hasil dan jaminan telah dibagikan kepada para mitranya dan akan kualitas secara tahap demi tahap membantu tetap tersedia setelah program MDF berakhir. 19 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 MDF bergiat dalam enam bidang: (dari kiri ke kanan) Pemulihan Masyarakat, Pemulihan Transportasi dan Infrastruktur Skala Besar, Penguatan Tata Kelola dan Pembangunan Kapasitas, Peningkatan Proses Pemulihan, Pelestarian Lingkungan, Pembangunan Ekonomi dan Mata Pencaharian. Konferensi internasional yang menandai PENCAPAIAN PROYEK-PROYEK MDF penutupan program MDF, “Pembelajaran dari MDF mendanai 23 proyek dalam enam bidang. Pengalaman Indonesia dalam Rekonstruksi Pendanaan MDF mendukung proyek dalam dan Persiapan Bencana”, menjabarkan peran bidang pemulihan masyarakat, pemulihan Indonesia sebagai sumber pengetahuan transportasi dan infrastruktur skala besar, berharga dalam rekonstruksi pascabencana. penguatan tata kelola dan pembangunan Bencana alam pada tahun 2004 dan 2005, kapasitas, pelestarian lingkungan, peningkatan dan menyusulnya bencana alam di daerah lain proses pemulihan secara keseluruhan, dan di Indonesia, telah membentuk pendekatan pembangunan ekonomi dan mata pencaharian. Indonesia dalam hal kesiapsiagaan dan tanggap bencana. Konferensi ini dihadiri Penerapan pendekatan bertahap dalam oleh lebih dari 500 orang peserta, antara lain pemulihan dan rekonstruksi terbukti berhasil. wakil negara yang rentan bencana seperti Selama pelaksanaan kegiatannya, MDF Jepang, Pakistan, dan Haiti. Konferensi ini menerapkan strategi bertahap. Tahap pertama membicarakan berbagai aspek dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan pemulihan yang rekonstruksi dan kesiapsiagaan pascabencana, mendesak bagi masyarakat dan rehabilitasi misalnya pendekatan yang bertumpu pada jaringan transportasi penting. Tahap kedua masyarakat untuk rekonstruksi perumahan, mengkhususkan pada pembangunan kembali pemulihan mata pencaharian pascabencana, prasarana infrastruktur besar, pencegahan pengembangan jender dan pembangunan dampak rekonstruksi terhadap lingkungan kapasitas, pengarusutamaan pengurangan risiko dan membantu penguatan kapasitas. Tahap bencana, dan berbagi pengetahuan. Presiden ketiga mengkhususkan pada pembangunan Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Negara ekonomi dan melanjutkan pembangunan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S. kapasitas daerah. Hal penting yang pantas untuk Alisjahbana, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Wakil dicatat dalam strategi ini adalah menyertakan Presiden Regional Bank Dunia Pamela Cox, wakil persoalan lintas sektoral ke dalam seluruh dari 15 donor MDF dan negara lain menghadiri proyek, yaitu kepekaan terhadap jender dan konferensi yang menandai penutupan konflik, pelestarian lingkungan, dan perhatian program MDF ini. Peserta memuji MDF atas pada pengelolaan risiko bencana. Strategi sumbangan pentingnya dalam pemulihan Aceh ini memungkinkan kebutuhan mendesak dan Nias dan keberhasilan kemitraan dalam dipenuhi dengan cepat sedangkan investasi pelaksanaan kegiatannya. yang lebih rumit yang memerlukan kualitas dan 20 Ringkasan Eksekutif - Berakhirnya MDF Jaringan transportasi penting telah diperbaiki dan ditingkatkan dengan hibah dari MDF. Foto ini, Foto: menunjukkan pemasangan pondasi jembatan Kuala Bubon yang menjadi bagian penting di ruas jalan raya Akil Abduljalil di pantai barat, yang menghubungkan Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Barat. kemampuan yang lebih tinggi dapat diwujudkan bantuan MDF memberi dampak berlipat ganda dalam jangka waktu yang lebih lama. dan dampaknya ini melampaui nilai bantuan yang diberikan. Proyek-proyek MDF berhasil memenuhi prioritas dan kebutuhan yang ditetapkan Pencapaian fisik kontribusi MDF dalam oleh Pemerintah Indonesia dan memenuhi rekonstruksi telah meningkatkan taraf hidup kebutuhan mendesak. Sumbangan MDF setara warga Aceh dan Nias. Hampir 20.000 rumah dengan 10 persen dari jumlah dana rekonstruksi telah dibangun atau direhabilitasi untuk keseluruhan. Akan tetapi, MDF berperan memenuhi standar tahan gempa bumi dengan penting dalam mengisi kekosongan dalam keterlibatan aktif penerima manfaatnya. Jaringan seluruh upaya rekonstruksi yang dikoordinasikan transportasi penting, yang berhasil diperbaiki oleh BRR, Bappenas, dan pemerintah daerah, kembali dan ditingkatkan dengan dana hibah dengan memberi bantuan dalam bidang yang dari MDF, mampu membuat masyarakat di Aceh tidak diisi oleh mitra lain. MDF juga memberi dan Nias leluasa bepergian ke tempat lain di bantuan teknis kepada BRR dan Bappenas, dan provinsinya maupun ke daerah lain di Indonesia. pengembangan kemampuan pemerintah daerah Proyek ini antara lain berupa pembangunan guna membantu mereka dalam menjalankan lima pelabuhan dan perancangan beberapa peran selaku koordinator. Dengan demikian, pelabuhan lain, lebih dari 600 kilometer jalan 21 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 nasional dan provinsi, sekitar 250 kilometer Kesempatan mendapatkan jalan kabupaten, dan lebih dari 3.000 kilometer pekerjaan bagi kaum jalan desa. perempuan dan laki-laki Produksi pertanian dibantu dengan pada sektor pertanian pembangunan hampir 1.600 kilometer dan perikanan—dua saluran irigasi dan drainase. Kesempatan pendidikan bertambah dengan pembangunan sektor produksi penting atau perbaikan 677 sekolah. Pemerintah dan di Aceh dan Nias—telah masyarakat setempat kini telah menggunakan ditingkatkan melalui proyek lebih dari 500 gedung kantor pemerintah di tahap terakhir MDF. daerah atau kantor desa yang dibangun atau diperbaiki oleh MDF. Kesehatan masyarakat pun membaik dengan prasarana penyediaan air bersih dan sanitasi berupa pembuatan hampir 8.000 sumur atau sumber air bersih lain, 1.220 Masyarakat Aceh dan Nias lebih siap sarana sanitasi, dan 72 klinik kesehatan. dalam menghadapi bencana pada masa depan. Pengurangan risiko bencana dan Hasil MDF mencakup berbagai pencapaian pengelolaan lingkungan hidup secara lestari yang tidak kasat mata. Ini termasuk disertakan ke dalam setiap proyek MDF pelibatan masyarakat dalam perencanaan dan telah diarusutamakan ke dalam agenda dan pengambilan keputusan; peningkatan pembangunan Aceh dan Nias. Hal tersebut produktivitas dan pendapatan dalam bidang meliputi pembangunan kembali tempat tinggal, pertanian dan kegiatan mata pencaharian lain; gedung dan prasarana yang memenuhi standar peningkatan kapasitas pemerintah daerah tahan gempa, pelatihan tanggap bencana dalam memberikan serangkaian layanan, dan kesiapsiagaan menghadapi bencana bagi mulai dari pembagian sertifikat tanah hingga pejabat, masyarakat, dan siswa sekolah di daerah pengelolaan sampah; penguatan kapasitas rawan bencana, dan peningkatan kapasitas masyarakat madani dalam mendukung pemerintah daerah untuk mengelola keadaan rekonstruksi dan pembangunan ekonomi; bencana. Pengetahuan dan keterampilan yang perbaikan kapasitas sektor swasta dalam dikembangkan ini membuat masyarakat lebih pemasaran komoditas pertanian penting tangguh dan siap dalam tanggap bencana pada dan daur ulang sampah; perbaikan hak legal masa mendatang. kaum perempuan dalam kepemilikan tanah, pemberdayaan perempuan agar berperan lebih KEUANGAN besar dalam penetapan keputusan di kalangan MDF menerima komitmen hibah senilai masyarakat, dan keterampilan dalam mengatasi AS$654,7 juta dari 15 donor. Seluruh bantuan persoalan lingkungan hidup; serta penyiapan tersebut telah diterima oleh MDF. Jumlah menghadapi bencana serta tanggap bencana. pendapatan dari hasil investasi dana hibah Kesempatan mendapatkan pekerjaan bagi kaum dari donor yang dilakukan oleh Wali Amanat perempuan dan laki-laki pada sektor pertanian MDF adalah sebesar AS$31,2 juta. Pendapatan dan perikanan—dua sektor produksi penting dari hasil investasi tersebut ditambahkan di Aceh dan Nias—telah ditingkatkan melalui pada dana MDF dan dipergunakan untuk proyek di tahap terakhir MDF. pelaksanaan program. 22 Ringkasan Eksekutif - Berakhirnya MDF Petani di Nias dengan hasil panen padi perdana pada Proyek Pengembangan Ekonomi dan Mata Pencaharian Foto: Nias (LEDP). Proyek ini memberi bantuan teknis dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas beberapa Koleksi LEDP komoditas penting pertanian, yaitu beras, kakao, dan karet. Petani padi melaporkan kenaikan hasil panen hingga dua atau tiga kali lipat dibandingkan panen sebelumnya. MDF menjanjikan dan mengalokasikan AS$630 saat program ini ditutup pada bulan Desember juta untuk 23 proyek dalam portofolionya. 2012. Angka ini kemungkinan besar bertambah Setelah MDF ditutup, sebagian besar dana karena kemungkinan pengembalian dana tidak yang dialokasikan tersebut telah disalurkan terpakai pada saat penutupan proyek-proyek. dan digunakan dalam pelaksanaan proyek. Dana tidak terpakai tersebut akan dikembalikan Sebagian besar biaya administrasi, penilaian, kepada donor yang akan menentukan untuk apa dan pemantauan ditutup dengan pendapatan penggunaannya. dari hasil investasi hibah donor sehingga memungkinkan seluruh bantuan donor benar- MDF DI SAAT AKHIR benar digunakan untuk upaya rekonstruksi. Pada Ketika MDF menyelesaikan kegiatannya tanggal 30 September 2012, jumlah pengeluaran dalam rangka rekonstruksi Aceh dan Nias yang dana kumulatif MDF kepada proyek-proyek berlangsung selama delapan tahun, seluruh tercatat AS$604,2 juta atau 96% dari dana yang pemangku kepentingan dapat berbangga hati dialokasikan, dari jumlah tersebut, sebesar dengan keberhasilan yang tercapai. Sumbangan AS$584,9 juta dari jumlah tersebut telah besar yang diterima oleh Indonesia dari seluruh dibelanjakan oleh proyek-proyek hingga akhir dunia untuk membantu rekonstruksi­ —termasuk bulan September 2012. dari warga perorangan di negara-negara yang menjadi donor MDF—telah mengubah Dana yang tidak terpakai oleh proyek akan kehidupan masyarakat Aceh dan Nias. Melalui dikembalikan kepada donor setelah penutupan MDF, hasil yang luar biasa telah dicapai dalam administrasi MDF pada bulan Juni 2013. Sisa dana enam bidang. Pelaksanaan program berjalan tersebut diperkirakan sebesar AS$23,2 juta pada efektif dan efisien, dan hasilnya diharapkan 23 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Pengalaman Indonesia dalam tanggap bencana dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, dimana MDF menjadi penyumbang utama, meninggalkan warisan berupa pembelajaran bagi pengelolaan bencana pada masa depan, baik di Indonesia maupun di wilayah lain di dunia. berkelanjutan. Dana dikelola dengan baik dan bencana yang terjadi di Pulau Jawa. Pengalaman digunakan sesuai dengan peruntukannya, dengan ini berhasil menunjukkan keluwesan model tingkat keterbukaan dan pertanggungjawaban tanggap bencana seperti gempa bumi, tsunami, yang tinggi. MDF telah berhasil dalam mencapai tanah longsor, dan letusan gunung berapi. tujuan pembentukannya. Pendekatan Rekompak untuk rekonstruksi perumahan, yang pertama kali diterapkan di Aceh Keberhasilan MDF dicapai berdasarkan kerangka dan kemudian diterapkan di berbagai tempat strategis dari tiga faktor yang saling terkait. terjadinya bencana di Jawa dalam kendali JRF, Kepemimpinan kuat pemerintah terhadap juga telah membuktikan kemampuannya untuk kemitraan yang mencakup seluruh pihak yang disesuaikan dengan keadaan yang berbeda. berkepentingan merupakan faktor pertama yang terpenting atas keberhasilan MDF. Faktor kedua Yang paling penting, setelah pengalaman di yang mendorong keberhasilan MDF adalah strategi Aceh dan Nias, Indonesia akan lebih mampu pelaksanaan bertahap yang memungkinkan menangani bencana pada masa depan. program ini memenuhi kebutuhan yang muncul Lembaga-lembaga dan model-model baru kemudian dan menyeimbangkan tarik menarik telah dibentuk, konstruksi lebih tahan bencana, antara kebutuhan untuk dilaksanakan secara dan masyarakat lebih siap dalam menghadapi cepat dan berkualitas. Faktor ketiga adalah bencana. Melalui pengalaman bencana di Aceh perhatian MDF pada persoalan lintas sektoral, dan Nias, dan kemudian di Jawa dan beberapa seperti penyertaan jender, pengelolaan daerah lain, Pemerintah Indonesia telah lingkungan hidup, pengurangan risiko bencana, menetapkan kebijakan untuk memperbaiki dan pembangunan kapasitas. Perhatian pada pengelolaan, kesiapsiagaan, dan tanggap persoalan lintas sektoral tersebut menambah bencana. Ini berujung pada pendiriaan badan bobot kualitas pencapaian MDF. Kerangka strategis baru, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini didukung oleh sistem yang memungkinkan (BNPB), yang bertugas mengkoordinasikan pertanggungjawaban dan komunikasi terbuka. kesiapsiagaan dan tanggap bencana pada masa Pertanggungjawaban dalam penggunaan dan mendatang. Pemerintah juga mendirikan Dana pengelolaan dana, baik di MDF maupun proyek, Bencana Indonesia (IDF), yang meniru model dan pelaporan atas pencapaian secara jelas MDF, sebagai mekanisme untuk menyalurkan membuat para pemangku kepentingan yakin donor guna membiayai pemulihan dan bahwa dana tersebut digunakan secara efisien kesiapsiagaan bencana pada masa depan agar dan efektif sesuai dengan peruntukannya. lebih cepat dan efisien. Pengalaman Indonesia dalam tanggap bencana dan kesiapsiagaan MDF menjadi model yang dapat ditiru atau menghadapi bencana, dimana MDF menjadi disesuaikan dengan rencana rekonstruksi pasca penyumbang utama, meninggalkan warisan konflik atau pascabencana lain. Hal ini telah berupa pembelajaran bagi pengelolaan bencana diperlihatkan dengan berhasilnya proyek Java pada masa depan, baik di Indonesia maupun di Reconstruction Fund (JRF), yang menyesuaikan wilayah lain di dunia. model MDF untuk menangani beberapa Bab 1 Pelaksanaan Multi Donor Fund 24 Bab 1 - Pelaksanaan Multi Donor Fund (MDF) yang Efektif dan Efisien (MDF) yang Efektif dan Efisien Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menerima buku kumpulan foto MDF berjudul “Kekuatan Foto: Kemitraan” dari Wakil Presiden Regional Bank Dunia, Pamela Cox, dalam acara penutupan MDF di Jakarta, Sekretariat MDF November 2012. Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, menyaksikan penyerahan buku tersebut. 25 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Pelaksanaan Multi Donor Fund (MDF) yang Efektif dan Efisien Pernyataan Misi MDF: “Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias adalah kemitraan masyarakat internasional, Pemerintah Indonesia, dan masyarakat madani untuk mendukung pemulihan setelah terjadi gempa bumi dan tsunami. MDF mendukung proses pemulihan lewat hibah untuk menghasilkan investasi berkualitas berdasarkan praktik yang baik, mengikutsertakan pemangku kepentingan, dan berkoordinasi dengan pihak lain. Dengan melakukan ini, MDF berupaya mengurangi kemiskinan, membangun kapasitas, mendukung tata kelola yang baik, dan meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan.” 1 Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias (MDF), yang dibentuk untuk mendukung rekonstruksi di Aceh dan Nias pascatsunami dan gempa bumi, diakui oleh khalayak luas sebagai salah satu program sejenis ini yang paling berhasil. MDF dibentuk atas permintaan Pemerintah Indonesia untuk mendukung pelaksanaan program rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilaksanakan oleh pemerintah setelah gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada bulan Desember 2004, yang disusul dengan gempa bumi pada bulan Maret 2005. Dana yang dihibahkan oleh 15 donor mencapai AS$655 juta. Kelima belas donor itu adalah Uni Eropa, Belanda, Inggris, Bank Dunia, Swedia, Kanada, Norwegia, Denmark, Jerman, Belgia, Finlandia, Bank Pembangunan Asia, Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Irlandia. Bantuan MDF dalam pemulihan dan rekonstruksi Aceh dan Nias sangat berhasil. Sejalan dengan Deklarasi Paris mengenai Efektivitas Bantuan2 dan Asas OECD-DAC mengenai Keterlibatan Internasional yang Baik di Negara- 1 Kebijakan Bantuan Pemulihan (RAP) MDF, 2005. 2 Deklarasi Paris mengenai Efektivitas Bantuan (2005) meminta janji dari seluruh penandatangan agar bantuan tepat guna berdasarkan asas: (i) kepemilikan nasional; (ii) kesatuan; (iii) keselarasan; (iv) pengelolaan untuk mencapai tujuan; dan (v) pertanggungjawaban semua pihak. Indonesia mendukung Deklarasi Paris ini bersama 117 negara lain dan organisasi internasional untuk mematuhi asas tersebut. 26 Bab 1 - Pelaksanaan Multi Donor Fund (MDF) yang Efektif dan Efisien Negara dalam Keadaan dan Kondisi Rentan3, dan pendekatan yang peka terhadap konflik MDF menjadi bukti dari praktik yang baik di dalam portofolio MDF merupakan prioritas dalam mekanisme pendanaan pascakrisis, yang pemerintah maupun donor. MDF berperan menyelaraskan upaya donor, dan meningkatkan penting dalam memerkuat pemerintah pada kegiatan rekonstruksi secara efektif dan efisien. berbagai tingkatan, organisasi masyarakat madani, dan masyarakat dengan memasukkan Tujuan menyeluruh MDF adalah untuk komponen peningkatan kemampuan ke dalam membantu secara efektif dan efisien dalam hampir semua proyeknya. rekonstruksi di Aceh dan Nias yang “lebih baik” setelah terjadinya bencana gempa MDF mengakhiri keberhasilan program ini pada bumi dan tsunami. Oleh karena itu, proyek tanggal 31 Desember 2012. Tanggal penutupan yang dilaksanakan tidak hanya merekonstruksi program ini telah diperpanjang, dari semula Juni prasarana dan membangun landasan bagi 2010 menjadi Desember 2012. Perpanjangan ini pengembangan ekonomi masa depan, tetapi bertujuan untuk memastikan bahwa pemulihan juga mengatasi persoalan sosial dan lingkungan yang dilakukan berkelanjutan dari sudut seperti mengurangi kemiskinan, meningkatkan kelembagaan, finansial dan sosial, dan memberi taraf hidup, meningkatkan kesetaraan jender, MDF waktu untuk memerkuat lembaga-lembaga dan meningkatkan kepedulian akan lingkungan. dan memastikan bahwa proses peralihan Disamping itu, pengurangan risiko bencana berjalan lancar. Tujuan Menyeluruh Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias (MDF) Tujuan menyeluruh MDF adalah untuk mendukung secara efektif dan efisien rekonstruksi di Aceh dan Nias yang “lebih baik” setelah gempa bumi dan tsunami. Tujuan menyeluruh ini dicapai dengan: • Mengumpulkan sumber dana (donor) untuk mendukung proyek dan program yang telah disetujui bersama; • Bekerja melalui dan berdasarkan Rencana Induk Pemulihan yang disusun oleh Pemerintah Indonesia; • Memajukan usulan pembangunan ‘dari bawah’ dan bertujuan pada hasil, yang memenuhi syarat pendanaan; • Bermitra dengan Pemerintah dan badan non-pemerintah; • Berperan sebagai forum koordinasi donor; • Mendukung kebijakan bermusyawarah mengenai proses pemulihan secara keseluruhan antara masyarakat internasional, masyarakat madani, dan Pemerintah Indonesia; • Menyalurkan dana melalui APBN jika dipandang efektif atau di luar APBN jika Komite Pengarah menganggapnya lebih efektif; • Mendorong kegiatan yang peka terhadap jender: • Berusaha mencari peluang yang dapat mendukung proses perdamaian (peka terhadap konflik); dan • Menghindari perbedaan antardaerah yang semakin bertambah. Sumber: Kebijakan Bantuan Pemulihan (RAP) MDF yang disetujui oleh Komite Pengarah MDF pada tahun 2005 3 Komite Bantuan Pembangunan (DAC) OECD menyetujui Prinsip-Prinsip Keterlibatan Internasional yang Baik di Negara-Negara dalam Keadaan dan Kondisi Rentan di tahun 2007, yang bertujuan melengkapi dan menginformasikan komitmen-komitmen yang tertera pada Deklarasi Paris tentang Efektivitas Bantuan 2005, yang juga menyatakan perlunya mengatasi dan mengaplikasikan prinsip-prinsip efektivitas bantuan dalam berbagai situasi, terutama di negara-negara yang berkondisi rentan. 27 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Wakil-wakil Komite Pengarah MDF bertemu muka dengan wartawan di Banda Aceh, Juni 2012. Sebagai Foto: salah satu aktifitas berbagi informasi tentang upaya rekonstruksi. Tarmizy Harva TATA KELOLA DAN OPERASIONAL MDF wakil dari masyarakat LSM internasional menjadi Struktur tata kelola MDF yang melibatkan pengamat resmi. Mitra rekonstruksi utama lain semua pihak dan secara tepat mendukung seperti Australia dan Jepang juga diundang tujuan Deklarasi Paris mengenai efektivitas menghadiri pertemuan itu sebagai pengamat, bantuan dan berperan dalam mencapai agar penyebaran informasi mengenai kegiatan keberhasilan. Sejak dibentuk, MDF terlibat rekonstruksi secara keseluruhan dapat berjalan secara mendalam dengan para mitra, dengan lebih baik. Kelompok Pengkaji Teknis pemangku kepentingan, dan penerima melakukan kajian yang lebih terperinci dan bantuan melalui berbagai macam cara untuk membuat rekomendasi bagi Komite Pengarah, bermusyawarah yang membantu efektivitas dengan meringkas proses rekonstruksi pelaksanaan kegiatannya. Sesuai dengan tersebut. Komite Pengarah diketuai bersama permintaan Pemerintah Indonesia, Bank Dunia oleh pemerintah pusat, pada awalnya diwakili berperan sebagai Wali Amanat, yang bertugas oleh Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh mengelola MDF. Nias (BRR) yang merupakan badan Pemerintah Indonesia untuk rehabilitasi dan rekonstruksi di MDF dikelola oleh Komite Pengarah yang Aceh dan Nias. Peran ini kemudian diambil alih terdiri dari donor, wakil pemerintah pusat oleh Bappenas. Ketua bersama lainnya adalah dan daerah, dan masyarakat madani. Komite Pemerintah Aceh, Uni Eropa sebagai wakil donor, Pengarah bertemu secara rutin di Jakarta atau dan Bank Dunia sebagai Wali Amanat MDF. Aceh untuk mengkaji ulang dan menerima konsep proyek serta proposal pendanaan, dan MDF menyatukan berbagai lembaga dalam juga membicarakan kemajuan proses pemulihan pelaksanaan dan pengawasan programnya. di Aceh dan Nias. Koordinator PBB dan seorang Tindakan ini memberi kesempatan untuk 28 Bab 1 - Pelaksanaan Multi Donor Fund (MDF) yang Efektif dan Efisien Anggota Komite Pengarah, staf proyek, dan badan mitra menyantap makanan tradisional Aceh bersama Foto: dengan tokoh masyarakat di Desa Gampong Baru, yang merupakan lokasi percontohan Rekompak, proyek Tarmizy Harva perumahan yang berbasis komunitas di Aceh. dan supervisi proyek secara keseluruhan, Multi Donor Fund untuk dengan menerapkan landasan yang memiliki Aceh dan Nias (MDF), yang tanggung jawab secara hukum dan struktur tata kelola masing-masing. Badan Pelaksana dibentuk untuk mendukung bertanggung jawab atas kegiatan pelaksanaan rekonstruksi di Aceh dan proyek di lapangan, yang memiliki keunggulan Nias pascatsunami dan berbeda-beda dalam bidang kemampuan dan gempa bumi, diakui oleh tata caranya. Pengaturan ini menghasilkan berbagai masukan terhadap agenda pemulihan khalayak luas sebagai salah pemerintah sehingga memungkinkan cakupan satu program sejenis ini yang dan kecepatannya lebih besar dibandingkan paling berhasil. tanpa keadaan semacam itu. Badan Pelaksana meliputi instansi lembaga pemerintah terkait, organisasi multilateral, dan LSM. memanfaatkan keunggulan dan keahlian komparatif berbagai organisasi. Empat organisasi Kebijakan Bantuan Pemulihan (RAP) MDF multilateral, Bank Dunia, Program Pembangunan menetapkan asas panduan MDF. RAP yang PBB (UNDP), Organisasi Buruh Internasional disetujui oleh Komite Pengarah pada tahun PBB (ILO), dan Program Pangan Dunia PBB 2005 berfungsi sebagai landasan operasional (WFP) berperan sebagai Badan Mitra. Badan MDF dan menetapkan sektor dan pendekatan Mitra bertanggung jawab atas pengawasan prioritas untuk didanai. RAP juga menekankan 29 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 serangkaian prasyarat kualitas dan tema lintas Komite Pengarah dan Kelompok Pengkaji sektoral yang perlu dipertimbangkan dalam Teknis dibantu oleh Sekretariat, yang bertugas proyek MDF. Masalah lintas sektoral mencakup mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan antara lain kepekaan terhadap konflik dan jender, program MDF. Tugas tersebut termasuk kesetaraan antardaerah, dan pengurangan mengawasi pendanaan dan membuat program kemiskinan. MDF semakin terlihat, mengkaji proposal proyek, dan ikut menyetujui proyek serta mengevaluasi Komite Pengarah mengalokasikan dana program. Sekretariat juga menyelenggarakan untuk proyek setelah mengkaji proposal yang pertemuan Kajian Teknis dan Komite Pengarah, diajukan oleh pemerintah. Pada tahun-tahun dan memantau serta melaporkan kemajuan awal MDF menjalankan kegiatannya, proposal dan pencapaian proyek dan program kepada diajukan lewat BRR, yang bertanggung jawab Komite Pengarah secara rutin. Sekretariat atas koordinasi seluruh upaya rekonstruksi. MDF juga bertugas memastikan agar semua BRR merupakan lembaga yang tepat untuk ketentuan administrasi dalam pelaksanaan mengidentifikasi bidang-bidang kebutuhan proyek sejalan dengan prosedur dan proses yang dapat mempertimbangkan MDF untuk Bank Dunia. Sekretariat ini berkantor di Gedung dipilih sebagai mitra pendanaan. Setelah BRR Bank Dunia di Jakarta dan Aceh. Dukungan dari ditutup, proposal diajukan lewat Bappenas, Sekretariat ini membuat Komite Pengarah tetap yang mengambil alih peran koordinasi dalam mendapatkan informasi terakhir sehingga dapat rekonstruksi tersebut. Proses dua tahap mengambil keputusan yang terkait dengan ini mendorong rasa memiliki pada pihak program secara tepat. pemerintah atas proyek MDF dan keselarasan dengan prioritas pemerintah. MENDUKUNG AGENDA REKONSTRUKSI PEMERINTAH Fungsi penting lain dari Komite Pengarah Faktor utama keberhasilan MDF adalah adalah memantapkan koordinasi dan kepemimpinan Pemerintah Indonesia dan musyawarah mengenai kebijakan rekonstruksi kemitraan dengan pemangku kepentingan agar terjadi keselarasan kegiatan. Pertemuan dalam mendukung agenda pemerintah. MDF Komite Pengarah menjadi wadah untuk bekerja erat dengan Pemerintah Indonesia membicarakan sinergi antar proyek dalam di segala tingkatan. MDF berhasil membina portofolio MDF dan mempertemukan beragam hubungan kerja yang erat dengan BRR, badan pemangku kepentingan untuk membicarakan setingkat menteri yang dibentuk untuk mengelola agenda rekonstruksi secara keseluruhan kebutuhan rekonstruksi di Aceh dan Nias yang dan mencegah tumpang tindih. MDF juga luar biasa besarnya. BRR memimpin rekonstruksi melakukan pertemuan untuk bertukar pikiran di Aceh dan Nias secara keseluruhan hingga mengenai kebijakan dengan pemangku tugasnya berakhir pada bulan April 2009, dan kepentingan kunci terkait dengan masalah lintas setelah itu tanggung jawab koordinasi proses sektoral. Pertemuan tersebut memantapkan rekonstruksi dialihkan melalui mekanisme rutin penyelarasan program dengan prioritas strategis pemerintah, yang dipimpin oleh Bappenas. Pemerintah Indonesia. Dengan demikian, MDF juga menawarkan landasan bagi musyawarah MDF juga bekerja erat dengan pemerintah mengenai kebijakan dengan cakupan lebih luas, provinsi dan kabupaten/kota di Aceh, yaitu dengan semua pemangku kebijakan yang pemerintah provinsi di Sumatra Utara, terlibat dalam proses rekonstruksi. dan pemerintah kabupaten di Nias. 30 Bab 1 - Pelaksanaan Multi Donor Fund (MDF) yang Efektif dan Efisien Dengan menentukan sasaran bantuan dan MDF perlu didukung oleh BRR, dan kemudian mengutamakan sumberdaya dan kemampuan, oleh Bappenas, sebelum diajukan kepada badan-badan di bawah ini didukung dalam Komite Pengarah untuk dikaji dan ditetapkan. melaksanakan tanggung jawab baru pada MDF menggunakan strategi bertahap dalam masa peralihan setelah BRR ditutup. Badan pelaksanaan proyek agar dapat menampung Kesinambungan Rekonstruksi Aceh dan Nias kebutuhan yang muncul kemudian. Pada (BKRAN pada tingkat nasional, BKRA di Aceh, tahap pertama, bantuan MDF dipusatkan pada dan BKRN di Nias, Provinsi Sumatra Utara) pemulihan masyarakat dan bantuan logistik dibentuk lewat Surat Keputusan Presiden lain seperti perbaikan jaringan prasarana No.3/2009 untuk membantu pelaksanaan upaya transportasi penting. Pada tahap kedua, rekonstruksi hingga 31 Desember 2009. MDF dimasukkan upaya rekonstruksi prasarana besar bekerja erat dengan badan-badan tersebut dan pembangunan kapasitas instansi pemerintah untuk mempermudah pelaksanaan proyek- daerah. Pada tahap ketiga, MDF membantu proyek MDF agar tepat waktu dan lancar. pemulihan ekonomi agar berkelanjutan dan proses pengalihan aset dan proyek rekonstruksi. Proyek-proyek MDF diselaraskan dengan Rencana Induk Rekonstruksi Pemerintah MENGELOLA UNTUK HASIL Indonesia dan penilaian BRR atas kebutuhan MDF menerapkan langkah-langkah untuk yang paling kritis. Setiap proyek yang penjaminan kualitas di berbagai tingkat dipertimbangkan untuk mendapatkan dana dari untuk menyempurnakan pelaksanaan dan hasil Rosmawar Koperasi Perempuan Menawarkan Kesempatan Baru Ketika usia kandungan anak bungsunya dua bulan, suami Rosmawar saat sedang bekerja di sawah tewas ditembak. Sejak itu, dia harus menjadi tulang punggung bagi kedua orang putranya. “Saya mempunyai banyak pekerjaan. Saya mencuci pakaian, menjadi buruh tani di sawah, dan membuat kue. Pada dasarnya, apa pun yang diminta oleh orang lain, saya akan lakukan apabila saya mampu,” ujarnya. Kehidupan Ibu Rosmawar membaik setelah dia bergabung dengan koperasi yang membuat emping melinjo. Koperasi Wanita Serba Usaha “Hareukat Poma”, tempat dia menjadi anggota, mendapat bantuan dari Fasilitas Pendanaan Pembangunan Ekonomi Aceh (EDFF) MDF. Anggota koperasi mendapat pelatihan dalam bidang pengelolaan koperasi dan keuangan maupun pelatihan untuk menjaga mutu produksi, pemasaran, dan promosi. Sejak menjadi anggota koperasi ini, pendapatan Ibu Rosmawar bertambah. Dia pun mendapat manfaat lain. “Saya dapat meminjam uang dari koperasi,” jelasnya. “Saya menggunakan uang pinjaman itu untuk menyewa lahan dan membeli bibit. Saya juga dapat membeli alat pembuat emping. Sekarang, saya dapat menjual hasil emping dengan harga yang lebih adil berkat koperasi, saya mengetahui harga yang pantas dan saya merasa lebih dapat mengendalikan harga.” 31 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Sejak dibentuk, MDF terlibat secara mendalam dengan para mitra, pemangku kepentingan, dan penerima bantuan melalui berbagai macam cara untuk bermusyawarah yang membantu efektivitas pelaksanaan kegiatannya. proyek. Pengawasan kualitas pada tahap awal bermitra dengan proyek Local Government adalah Badan Pelaksana yang bertanggung jawab Support Program yang dibiayai oleh USAID atas pelaksanaan kegiatan di lapangan. Kegiatan dan The Asia Foundation, dengan mendapat Badan Pelaksana diawasi oleh Badan Mitra yang manfaat dari pengalaman dan kemampuannya di bertanggung jawab atas kesesuaian penggunaan lapangan. Sinergi seperti itu menghasilkan efek dana dan melaporkan kemajuan dan hasil proyek berlipat ganda diantara dampak keseluruhan kepada Sekretariat MDF. Sekretariat memantau rekonstruksi, yang melebihi nilai finansial dari dan mengevaluasi keseluruhan portofolio lewat pendanaan rekonstruksi dari MDF. suatu sistem pelaporan ringkas, menyatukan data hasil dari proyek, dan melengkapinya Sekretariat MDF melakukan berbagai kajian dengan pengawasan di lapangan selain melalui untuk menilai kinerja portofolio dan dokumen kajian atas seluruh proyek MDF, dan meminta hasil pembelajaran. Kajian Pertengahan Masa evaluasi independen atas kinerja seluruh Proyek (MTR) yang lengkap dilakukan untuk proyek. Masing-masing donor juga meminta menilai kinerja MDF pada setiap proyek, evaluasi independen terhadap seluruh proyek portofolio dan pelaksanaan kegiatannya. MDF. Gabungan antara cara pengawasan dan Adapun Kajian Keberlanjutan Sosial dan Kajian pelaporan tersebut memberi penjelasan yang Kelestarian Lingkungan juga dilakukan secara lengkap dan terbuka atas pencapaian seluruh terpisah; kajian-kajian ini menjadi masukan portofolio dan tantangan untuk membantu untuk MTR secara keseluruhan. MTR atas penetapan keputusan dan perbaikan kualitas. MDF menemukan bahwa program ini sangat diperlukan dan menyimpulkan bahwa MDF MDF mendukung koordinasi yang mantap yang berhasil untuk rekonstruksi pascabencana, antara proyek MDF dan kegiatan rekonstruksi dan memiliki banyak kesempatan untuk secara keseluruhan, serta antarproyek MDF. membantu dalam keadaan pascabencana pada Koordinasi ini menghasilkan sinergi dan masa mendatang. Aksi lanjutan MDF terhadap mengurangi tumpang tindih kegiatan dalam rekomendasi MTR memastikan bahwa proyek proses rekonstruksi. Selain bergabung dalam diperkuat dengan rekomendasi dari kajian forum koordinasi rekonstruksi atau kelompok tersebut. Sebagai tanggapan atas rekomendasi kerja sektoral yang dibentuk, banyak proyek MTR tersebut, pada tahun terakhir, MDF MDF menyatukan pemangku kepentingan semakin menekankan pada upaya untuk paling tepat: pemerintah daerah setempat mendokumentasikan pengalaman dan hasil beserta dinas sektoralnya, LSM dan perguruan pembelajaran dari pemulihan dan rekonstruksi tinggi lokal, masyarakat, dan pelaksana penting pascabencana. Upaya tersebut menghasilkan lain pada sektor yang bersangkutan. Contoh dari pengetahuan yang dapat dibagikan kepada para sinergi yang diciptakan dalam kegiatan konstruksi pengambil keputusan dan pelaksana, baik di adalah Proyek Percepatan Pembangunan tingkat nasional maupun internasional, untuk Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK), yang digunakan pada masa yang akan datang. 32 Bab 1 - Pelaksanaan Multi Donor Fund (MDF) yang Efektif dan Efisien Media adalah mitra penting bagi MDF dan proyek-proyeknya. Penjangkauan media antara lain melalui Foto: liputan media online dan cetak, siaran radio langsung, pengarahan media, dan liputan acara publik. Nur Raihan Lubis Pada foto ini, wartawan nasional mewawancarai petani kakao di Kabupaten Nias. KOMUNIKASI YANG TEPAT UNTUK dan masyarakat madani—dimana peran ini MENINGKATKAN PENCAPAIAN PROGRAM semakin menonjol setelah BRR ditutup. Hingga Kegiatan komunikasi strategis sangat penting akhir tugasnya, MDF mengikuti kegiatan khusus untuk keberhasilan MDF. Komunikasi MDF seperti evaluasi program, pertemuan antar dengan pemangku kepentingan yang tepat, pemangku kepentingan, pameran, dan dialog terbuka, dan strategis menambah keterlibatan kebijakan yang diadakan oleh Pemerintah mereka dan berguna untuk keterbukaan dan Indonesia, donor, dan badan multilateral lain. pertanggungjawaban atas pelaksanaan proyek Kegiatan ini mendorong keterlibatan khalayak dan program. Selama masa pelaksanaannya, yang lebih luas dalam proses rekonstruksi dan MDF melakukan serangkaian kegiatan memperlancar bantuan MDF pada prioritas komunikasi untuk memperbaiki koordinasi pemerintah. dan pelaksanaan kegiatan, menyebarluaskan hasil, memastikan keberlanjutan, dan Pada setiap proyek, MDF mewadahi menyebarluaskan kegiatan terbaik dan hasil musyawarah yang efektif antara masyarakat pembelajaran dari pengalaman program ini. dan pemerintah. Rekonstruksi yang bertumpu pada masyarakat merupakan pendekatan MDF menjadi landasan koordinasi antara inti pada banyak proyek MDF, mulai dari berbagai pemangku kepentingan dalam proses perumahan dan prasarana desa hingga rekonstruksi dan rehabilitasi. MDF berperan pemulihan mata pencaharian, dan pendekatan penting dalam mempertemukan tokoh penting ini sangat membantu pencapaian proyek dan dari berbagai tingkatan pemerintah, donor, tingkat kepuasan penerima manfaat proyek. 33 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Komunikasi yang terbuka dan dua arah dan saran mengenai pelaksanaan proyek memungkinkan Pada setiap proyek, MDF reaksi yang tepat waktu dan tindakan untuk mewadahi musyawarah yang meningkatkan efektivitas proyek. Sekretariat MDF juga mengatur kunjungan donor dan efektif antara masyarakat delegasi tamu lainnya agar dapat berhubungan dan pemerintah. langsung dengan penerima manfaat proyek dan staf proyek sehingga mereka dapat langsung memahami kebutuhan mereka, cara mengatasi menambah tuntutan masyarakat akan layanan tantangan, dan pencapaiannya. yang lebih baik. Media merupakan mitra penting bagi MDF Konferensi Internasional berjudul Hasil dan proyeknya. Sekretariat MDF menggunakan Pembelajaran dari Pengalaman Indonesia beragam pendekatan penjangkauan, yang dalam Rekonstruksi dan Kesiapan Bencana bertujuan untuk meningkatkan kepedulian menyoroti pengalaman rekonstruksi masyarakat dan penerima manfaat proyek pascabencana di Indonesia. Pengalaman MDF dan mengetahui kegiatan yang didanai oleh dan Java Reconstruction Fund (JRF), dalam MDF. Sekretariat MDF dan beberapa proyek mengelola bencana di Aceh, Nias, dan Jawa, memanfaatkan lembaga media resmi untuk membentuk pendekatan terhadap kesiapan dan menjangkau khalayak yang lebih banyak dan tanggap bencana di Indonesia dan dibicarakan meningkatkan citra MDF. Contohnya adalah oleh para pengambil keputusan dalam memanfaatkan media seperti situs web konferensi internasional tersebut. Lebih dari proyek dan program, siaran langsung radio, 500 orang, yang terdiri dari delegasi tingkat dan pemaparan kepada media secara rutin, tinggi negara rawan bencana seperti Jepang, disamping ikut dalam kegiatan publik lain. Semua Pakistan, dan Haiti, menghadiri konferensi ini memastikan bahwa informasi mengenai tersebut. Konferensi tersebut membicarakan program dapat diterima oleh masyarakat luas. berbagai aspek rekonstruksi dan kesiapan Sekretariat MDF memantau liputan media untuk pascabencana seperti pembangunan rumah memastikan ketepatan dan relevansinya. oleh masyarakat, pemulihan mata pencaharian pascabencana, peningkatan kemampuan dan MDF mendorong keterbukaan dan jender, pengarusutamaan pengurangan risiko pertanggungjawaban atas pelaksanaan bencana, dan berbagi pengetahuan. Presiden proyek dan programnya. Seluruh proyek yang Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Negara didanai oleh MDF wajib membuat mekanisme Perencanaan Pembangunan Nasional Armida pengelolaan keluhan melalui umpan balik, S. Alisjahbana, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, pengiriman pertanyaan, keluhan yang terkait Wakil Presiden Bank Dunia Pamela Cox, wakil dengan bidang dan pelaksanaan proyek 15 donor MDF, dan perwakilan lain hadir dan dapat ditampung. Hampir semua keluhan dan memuji pencapaian program MDF dan JRF. upaya mencari tahu yang dialamatkan lewat mekanisme ini dapat diatasi oleh setiap proyek MDF menjadi sumber berharga pengetahuan melalui kegiatan tukar pikiran dan pembuktian, dan informasi berharga bagi pelaksana program dan informasi untuk mengatasinya dapat dengan rekonstruksi dan pemulihan pascabencana di mudah didapat oleh masyarakat. Mekanisme ini tempat lain. Dengan anggapan sebagai salah dibuktikan dengan tingkat kepuasan penerima satu program pendanaan multi-donor untuk manfaat proyek yang secara umum tinggi dan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana 34 Bab 1 - Pelaksanaan Multi Donor Fund (MDF) yang Efektif dan Efisien Berbagi Pengalaman MDF Sekretariat MDF memproduksi serangkaian publikasi untuk mendokumentasikan dan menyebarkan pembelajaran pengalaman Indonesia dalam melaksanakan dua program rekonstruksi pascabencana, MDF dan JRF. Produknya berupa antara lain: • Buku dan video dokumenter mengenai proyek perumahan Rekompak, yang mendokumentasikan pendekatan dan pengalaman model rekonstruksi pemukiman dan perumahan yang bertumpu pada masyarakat di Aceh dan Jawa. • Seri yang terdiri dari lima makalah dan catatan pengetahuan mengenai pembelajaran dari bidang utama program MDF, antara lain: o Pendekatan yang bertumpu pada masyarakat dalam rekonstruksi o Rekonstruksi prasarana besar o Pembangunan kapasitas dalam keadaan pascabencana o Pengarusutamaan jender dalam program pascabencana o Kerangka kerja MDF untuk rekonstruksi yang efektif • Buku kumpulan foto, ‘Kekuatan Kemitraan’, yang mendokumentasikan kegiatan MDF di Aceh dan Nias. Buku-buku ini diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Publikasi ini disebarluaskan oleh para mitra MDF dan akan terus dapat diperoleh setelah MDF ditutup, lewat situs webnya (www.multidonorfund. org) dan juga situs web Bank Dunia (www.worldbank.org). 35 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 MDF adalah mekanisme yang berhasil untuk rekonstruksi pascabencana, dan memiliki banyak kesempatan untuk membantu dalam keadaan pascabencana pada masa mendatang yang paling berhasil di dunia, MDF dan proyek- diikuti oleh banyak pihak dan diikuti dengan proyeknya menjadi model bagi praktik dan tukar pikiran antara pemerintah daerah pembelajaran terbaik. Pada tahun terakhir dan masyarakat untuk memperbaiki dan masa tugasnya, MDF bertindak sebagai tempat memperbarui tingkat pelayanan maupun berbagi pengetahuan dengan menyebarluaskan program di daerah. pengalaman dan pengetahuan yang didapat. MDF menggunakan beberapa cara untuk Dampak kegiatan komunikasi Sekretariat melakukannya seperti melalui publikasi, MDF lebih dari sekadar menunjukkan seminar, konferensi, situs web, dan hubungan keberhasilan pelaksanaan program; kegiatan dengan media. Untuk memastikan kemudahan tersebut juga memastikan bahwa pihak lain memperoleh informasi dan pengalaman yang dapat mendapat manfaat dari pengalaman dimiliki, MDF menerbitkan buku mengenai MDF. Beberapa organisasi, termasuk badan programnya secara keseluruhan, masing- pembangunan dan perguruan tinggi terkemuka, masing proyek secara khusus, dan pengalaman- pemerintahan negara yang terkena bencana, pengalamannya. Ini semua akan dapat terus dan media memperoleh hasil pembelajaran dipelajari sekalipun tugasnya telah berakhir dan praktik teladan dari Sekretariat MDF, Bank (lihat kotak). Selain menerbitkan buku program Dunia sebagai Wali Amanat MDF, Pemerintah MDF oleh Sekretariat ini, masing-masing proyek Indonesia, Pemerintah Daerah Aceh, Sumatra di bawah MDF telah menerbitkan berbagai Utara, dan tim proyek. Pencapaian MDF ini telah macam buku, dokumentasi video, dan produk diliput oleh banyak media internasional seperti pengetahuan lain yang terkait dengan bidang Radio BBC dan Washington Post disamping program masing-masing. diliput secara terus-menerus oleh media nasional maupun daerah. Selain itu, pengalaman Sekretariat MDF berfungsi sebagai sumber MDF juga telah disoroti dalam acara seperti berbagi pengetahuan di kalangan pelaksana Konferensi Tingkat Menteri Asia mengenai proyek. Pemerintahan negara yang terkena Pengurangan Risiko Bencana yang diadakan di bencana, perguruan tinggi terkemuka, dan Yogyakarta pada bulan Oktober 2012, dan lewat badan-badan pembangunan lainnya telah situs Bank Dunia serta saluran penjangkauan bertukar pikiran, berkunjung ke lapangan, milik Pemerintah Indonesia dan tiga Badan Mitra dan mengkaji MDF untuk mendapatkan PBB. Berkat langkah komunikasi dan publikasi informasi langsung mengenai kegiatan MDF, pembelajaran dan praktik teladan dari proyek dan penerapan berbagai cara yang pengalaman rekonstruksi di Aceh dan Nias berhasil. Disamping itu, Sekretariat MDF di yang dimiliki oleh MDF berhasil disebarluaskan Aceh menyelenggarakan serangkaian seminar kepada pemangku kepentingan yang lebih luas agar pelaksana utama proyek-proyek yang dan dapat digunakan pada masa mendatang di didanai oleh MDF dapat berbagi pengalaman, Indonesia dan negara rentan bencana lainnya. pencapaian, dan pembelajaran. Seminar ini 36 Cerita Fitur MDF Cerita Fitur MDF 1. Munandar dahulu bekerja sebagai pembalak liar sejak berusia 12 tahun, namun sekarang menjadi Penjaga Hutan dari Masyarakat, yang membantu melindungi hutan dan lahan petani. 2. Jagawana saat melakukan patroli gajah. Satwa liar diusir dari kebun petani dengan menggunakan petasan dan meriam bambu yang tidak berbahaya. Poto: 1. Tarmizy Harva 2. Mosista Pambudi 1 Melindungi Mata Pencaharian, Melindungi Hutan Kawasan hutan Ulu Masen dan Leuser seluas 3,3 juta hektar yang terletak di bagian utara Provinsi Aceh adalah bagian dari wilayah hutan terbesar di Asia Tenggara. Namun, selama bertahun-tahun, kawasan hutan ini terancam oleh pembalakan liar. Seperti kebanyakan laki-laki di kalangan Masen. CRU bertugas melatih jagawana, yang masyarakatnya, Munandar mulai menjadi kebanyakan adalah pria dari desa setempat pembalak liar pada usia 12 tahun. dan pernah menjadi pembalak liar sebelumnya, untuk menjaga hutan dan kehidupan satwanya. “Saya diperintah mengikuti laki-laki yang lebih Mereka juga bertugas mendirikan unit reaksi tua ke hutan dan membantu mereka. Kami cepat untuk mengurangi “konflik manusia dan menebang kayu mantuk dan meranti yang lebih satwa liar” yang berdampak pada kegiatan keras dari pada kayu jati. Saya tidak tahu berapa mata pencaharian warga dan mengancam gajah pohon yang sudah kami tebang. Pada tahun Sumatra, pada khususnya. 2000, pemerintah bersikap lebih tegas dan kami diancam dipenjara. Itu sebabnya kebanyakan Skema ini merupakan bagian dari Proyek Hutan dari kami berhenti menebang kayu. Sekarang, dan Lingkungan Aceh (AFEP), yang bertujuan saya punya kebun karet dan saya bekerja di sana untuk melindungi ekosistem hutan Leuser dan setiap hari. Pendapatan saya lebih kecil, tetapi Ulu Masen dari pembalakan liar. Proyek ini saya lebih suka mendapatkan penghasilan tanpa didanai melalui hibah MDF. harus menebang kayu secara liar.” Menciptakan pekerjaan bagi mantan pembalak Pada tahun 2009, LSM Fauna dan Flora liar merupakan dampak langsungnya, tetapi Internasional (FFI) mendirikan sejumlah Unit tujuan utamanya adalah untuk mendorong Tanggap Konservasi (CRU) di pinggir hutan Ulu seluruh anggota masyarakat berhenti menebang 37 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 2 hutan dan memiliki mata pencaharian yang bukan hanya karena gangguan gajah terhadap mengurangi kerusakan lingkungan. kebunnya, melainkan juga pendapatan keluarga yang lebih besar pada masa lalu. “Kami merasa CRU, yang berada di daerah-daerah dengan kehilangan pendapatan yang besar itu. Tetapi, tingkat “konflik” antara manusia dan gajah harga kakao dan karet sekarang tinggi sehingga tertinggi, membentuk sistem reaksi cepat kami merasa sudah cukup saat ini.” terhadap setiap kejadian. Gajah yang sudah dijinakkan dilatih oleh para jagawana ini dan Ibu Rosa lega dengan keberhasilan program digunakan dalam kegiatan reaksi cepat, dan penjagaan hutan oleh masyarakat tersebut. dikerahkan untuk mencegah konflik antara gajah dan manusia. Selain itu, patroli gajah dan “Sebelum proyek ini dibentuk, kami menghadapi regu jagawana memantau pembalakan liar dan masalah dengan gajah setidaknya tiga kali memberi peringatan kepada calon pembalak liar sebulan. Satu rombongan dapat saja terdiri dari dan pemburu liar bahwa hutan tersebut telah 13 ekor gajah. Kami tidak tahu harus berbuat apa; dijaga. Pak Yusak, Kepala Desa Lujeureunge, kami hanya terdiam dan mengamati kedatangan menjelaskan mengenai perubahan dalam mata gajah yang menghancurkan tanaman kami. pencaharian masyarakat: Seekor gajah dapat menghancurkan 10 batang pohon kakao atau karet yang masih kecil dalam “Di desa ini terdapat 85 kepala keluarga. Bertani, semalam. Kami membutuhkan waktu lima tahun misalnya menanam kakao dan karet, adalah untuk menunggu pohon mencapai ukuran itu, sumber utama penghasilan mereka. Dahulu, tetapi dalam sekejap, hasil jerih payah kami banyak dari warga desa ini merupakan pembalak hancur. Kami sangat marah dan patah semangat. liar. Kami mendapat Rp. 100.000 setiap hari. Banyak gajah yang dibunuh. Kami sekarang sadar Sekarang, pendapatan kami lebih kecil; mungkin gajah adalah bagian dari alam. Para jagawana setengahnya.” menakuti mereka dengan petasan dan meriam bambu.” Perubahan dari pembalak menjadi petani tidaklah mudah bagi semua orang. Ibu Rosa, Pada tahun 2011, FFI mengalihkan tanggung petani karet setempat, merasa patah semangat, jawab proyek ini kepada pemerintah kabupaten 38 Cerita Fitur MDF Ibu Rosa dan tetangganya menanam karet, kakao, dan sayuran, namun kebun dan sumber mata Foto: pencaharian mereka sering terancam rusak karena gajah liar Sumatra. Tarmizy Harva dan Dinas Kehutanan. Pak Mukhtarudin, Kepala keluarga dan mereka dapat membeli makanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten dan membiayai kebutuhan rumah tangga dan di Lamno, Aceh Jaya, sangat mendukung pendidikan. Disamping itu, tanaman lain dapat kegiatan CRU. dimanfaatkan sewaktu menunggu pohon karet mencapai usia yang cukup untuk diambil “Saya lahir dan besar di daerah itu sehingga getahnya. saya tahu benar masalah tersebut. Ini adalah masalah mata pencaharian. Konflik antara Akan tetapi sebagai perbandingan, pohon satwa dan manusia sudah ada selama bertahun- meranti dapat menghasilkan setidaknya 10- tahun dan berdampak terhadap penghasilan 20 meter kubik kayu, yang dijual dengan harga dan mata pencaharian warga. Kami sekarang Rp4 juta per meter kubik. Orang yang bekerja melihat konflik itu dapat dikelola. Jagawana di pemotongan kayu liar dapat memperoleh harus melalui tahap seleksi yang ketat karena penghasilan dalam sebulan yang cukup untuk harus memiliki kepedulian, kesungguhan, menghidupi keluarga selama empat bulan. dan pengabdian yang tinggi. Tetapi, sebagian Sejumlah perempuan desa juga bekerja besar warga masyarakat desa belum mencapai dalam usaha pembalakan liar. Mereka tidak tingkat kesadaran sejauh itu. Kami mendukung memotong kayu, tetapi sebagai buruh yang perubahan sikap itu dengan membayar para mengangkut potongan kayu dengan upah mantan pembalak liar untuk pembibitan Rp50.000 setiap hari. Sekarang, mereka bekerja sehingga mereka punya modal untuk menanam sebagai petani dan harus bekerja keras untuk karet atau kakao.” mendapatkan penghasilan. Pak Mukhtarudin memandang sangat wajar jika sebagian mantan Pak Mukhtarudin menjelaskan bahwa kebun pembalak liar lebih memilih mata pencaharian karet seluas dua hektare dapat menghidupi satu mereka sebelumnya. 39 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Jagawana dari masyarakat menggunakan meriam bambu untuk mengusir kawanan gajah liar Foto: dari kebun tanaman petani. Abbie Trayler-Smith/ Panos/DfID “Proses perubahan itu sedang berjalan. Sejumlah merupakan kunci dalam melindungi warisan yang warga belum siap untuk beralih pekerjaan menjadi luar biasa ini bagi generasi muda Aceh. petani sepenuhnya, tetapi sikap mereka akan berubah sejalan dengan waktu, terutama jika mata pencaharian baru mereka lebih mendatangkan Proyek Perlindungan Hutan dan Lingkungan keuntungan. Kami mendorong kaum perempuan Aceh (AFEP) dibentuk untuk memperkuat untuk mengikuti program penanaman kembali dan mendukung pemerintah, masyarakat dan membayar Rp500 untuk setiap pohon madani sebagai mitra, dan masyarakat yang ditanam. Mereka mampu menanam 100 untuk menjaga ekosistem penting di hutan batang dan bahkan 200 batang pohon setiap Leuser dan Ulu Masen selama rekonstruksi hari; jadi, sebenarnya ini lebih menguntungkan. pascatsunami. Proyek ini bertujuan Ini merupakan insentif yang diberikan agar melindungi hutan dari pembalakan liar perubahan sikap dapat terjadi. Daerah ini memiliki dan mendorong pengelolaan hutan secara potensi besar, terutama setelah jalan raya di lestari. Lebih dari 600 jagawana, 250 sepanjang pantai dibangun oleh MDF. Jalan itu petugas perlindungan/kehutanan, dan akan mendatangkan banyak pengunjung; dan hampir 700 pengawas dari masyarakat telah wisata alam dapat menguntungkan daerah dilatih. Disamping itu, proyek ini membantu sekitarnya dan menyediakan lapangan pekerjaan kepedulian akan perlindungan hutan baru bagi mereka.” melalui sekolah dan kelompok pecinta alam. Proyek ini dilaksanakan oleh FFI dan Masa depan ekosistem ini tergantung pada Yayasan Internasional Leuser (LIF) dengan penyeimbangan kebutuhan ekonomi masyarakat Bank Dunia sebagai Badan Mitra. dengan kelestarian hutan dan satwa liar dalam jangka panjang. Melibatkan masyarakat Bab 2 Pencapaian MDF 40 Bab 2 - Pencapaian MDF Fitra Cahyadi, pencicip cita rasa kopi, berada di gudang kopi baru di pinggir Takengon yang didukung dana Foto: dari EDFF. Subproyek yang dilaksanakan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) ini bertujuan agar Tarmizy Harva petani kecil memiliki kendali dalam kualitas, pemasaran, dan penjualan kopi mereka. 41 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Pemerintah Indonesia telah menunjukkan keberhasilan Pencapaian MDF besar dalam mengelola rekonstruksi pascabencana dengan efektif dan efisien. Indonesia telah diakui prestasinya oleh khalayak luas dalam membangun kembali Aceh dan Nias selama delapan tahun setelah bencana dahsyat terjadi. Dengan kerusakan dan kebutuhan yang pada awalnya diperkirakan senilai lebih dari AS$6,2 miliar,1 besarnya cakupan tugas ini belum pernah ada sebelumnya. Multi Donor Fund (MDF) berperan penting dalam membuat berhasilnya proses rekonstruksi tersebut. Kontribusi MDF setara dengan sepuluh persen jumlah dana rekonstruksi keseluruhan. MDF berperan penting dalam mengisi kesenjangan upaya rekonstruksi yang tidak ditangani oleh lembaga lain dan memberi bantuan teknis kepada BRR dan kemudian Bappenas setelah BRR ditutup, dan juga kepada pemerintah daerah dalam meningkatkan peran koordinasi untuk rekonstruksi secara keseluruhan. Dengan demikian, bantuan MDF memberi dampak berlipat ganda, dan dampaknya melebihi nilai bantuannya. MDF juga berperan dalam menyelaraskan upaya donor dan upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi proses rekonstruksi. Proyek-proyek MDF berhasil memenuhi prioritas dan kebutuhan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Keseluruhan program MDF berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Sebagian besar proyek ditutup pada bulan Juni 2012 sebagaimana telah dijadwalkan, tetapi beberapa proyek diizinkan melanjutkan kegiatan rekonstruksi hingga tanggal penutupan program MDF agar tersedia waktu yang cukup untuk menyelesaikan kegiatan mereka. Pada tanggal penutupan resmi, seluruh program yang didanai oleh MDF sudah harus berakhir, dan seluruh proyek MDF ditutup. SEKILAS TENTANG PORTOFOLIO MDF Terdapat 23 proyek MDF dalam enam bidang. Dana MDF mendukung proyek dalam bidang pemulihan masyarakat, pemulihan transportasi dan infrastruktur skala besar, penguatan tata kelola dan pembangunan kapasitas, pelestarian lingkungan, peningkatan proses pemulihan, dan pembangunan ekonomi dan mata pencaharian. 1 Kerusakan dan kebutuhan awal diperkirakan senilai AS$4,9 miliar, namun kemudian direvisi menjadi AS$6,2 miliar. 42 Bab 2 - Pencapaian MDF Hasil pencapaian seluruh portofolio kemampuan lebih tinggi dapat diwujudkan mengagumkan. Proyek-proyek MDF membangun dalam jangka waktu yang lebih lama. ribuan rumah, memperbaiki dan menambah prasarana, dan meletakkan landasan bagi Memastikan keberlanjutan investasi MDF pertumbuhan ekonomi. Proyek tersebut telah merupakan perhatian utama program pada meningkatkan tata kelola di daerah, mendorong tahun terakhir pelaksanaan. Seluruh proyek perempuan untuk terlibat dalam proses MDF menyertakan pembangunan kapasitas pengambilan keputusan, dan melestarikan dan strategi penyelesaian proyek yang baik. lingkungan hidup. MDF merintis pendekatan baru Disediakan bantuan khusus bagi pemerintah tanggap bencana dengan membina kemitraan pusat dan pemerintah provinsi untuk secara tepat guna dan menekankan pada membantu proses administrasi dan hukum kekuatan masyarakat. Kualitas pencapaian MDF dalam pengalihan aset rekonstruksi sehingga secara umum baik dan peluang keberlanjutannya anggaran pemerintah dapat dialokasikan untuk pun menjanjikan. Disamping itu, tingkat kepuasan pengoperasian dan pemeliharaan aset tersebut. penerima manfaat atas hasil dan pencapaian Setiap proyek juga memasukkan komponen proyek juga tinggi. pembangunan kapasitas untuk membantu memastikan pengoperasian dan pemeliharaan Kemitraan merupakan kunci keberhasilan aset terus dilakukan setelah proyek ditutup pelaksanaan proyek. Proyek-proyek sehingga aset yang diserahkan kepada dilaksanakan melalui kemitraan dengan pemerintah daerah memiliki peluang lebih besar pemerintah dan lembaga non-pemerintah, untuk keberhasilan pemanfaatannya. seperti kementerian terkait, Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Bagian ini melaporkan pencapaian MDF dalam berbagai badan PBB, dan LSM. enam bidang. Untuk mendapatkan perincian tambahan atas setiap proyek, lihat Lembaran Pendekatan bertahap MDF dalam rangka Info Proyek pada Volume 2 laporan ini. pemulihan dan rekonstruksi terbukti berhasil. Selama masa tugasnya, MDF menerapkan PEMULIHAN MASYARAKAT strategi bertahap dalam memprioritaskan dan mengalokasikan dana untuk proyek-proyek. Proyek-proyek dalam Bidang Alokasi Dana Tahap pertama memenuhi kebutuhan Pemulihan Masyarakat (AS$ juta) mendesak bagi pemulihan ekonomi dan Program Pengembangan 64,7 Kecamatan (PPK/ PNPM Mandiri rehabilitasi jaringan transportasi penting. Tahap Pedesaan) kedua memusatkan perhatian pada prasarana Program Penanggulangan 17,45 skala besar, pencegahan dampak rekonstruksi Kemiskinan Perkotaan (P2KP/ terhadap lingkungan dan pembangunan PNPM Mandiri Perkotaan) kapasitas. Tahap ketiga mengkhususkan pada Proyek Rehabilitasi dan 84,97 pembangunan ekonomi dan melanjutkan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas pembangunan kapasitas daerah. Strategi (Rekompak) yang patut dicatat adalah menyertakan lintas Program Nasional Pemberdayaan 20,21 sektoral penting ke dalam portofolio, misalnya Masyarakat – Rehabilitasi dan kepekaan terhadap jender dan konflik, Rekonstruksi Pulau Nias (PNPM pelestarian lingkungan hidup, dan perhatian –R2PN) pada pengelolaan risiko bencana. Strategi ini Proyek Rekonstruksi Sistem 14,83 Administrasi Pertanahan Aceh memungkinan kebutuhan penting dipenuhi (RALAS) dengan segera sedangkan investasi yang Jumlah 202,16 lebih rumit yang memerlukan kualitas dan 43 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Tenaga pendamping lapangan berperan penting atas keberhasilan seluruh proyek MDF yang berbasis Foto: masyarakat. Dalam proses rekonstruksi, sering kali dibutuhkan pendamping lapangan lokal yang efektif, Koleksi tetapi tidak cukup tersedia. Pada foto ini, pendamping lapangan sedang bersama-sama dengan anggota proyek PPK masyarakat menyusun perencanaan rekonstruksi desa mereka. MDF mendukung pemulihan masyarakat pada khusus seperti perumahan (Rekompak dan tahap pertama program rekonstruksinya. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Setelah bencana terjadi, kebutuhan mendesak Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias (PNPM bagi masyarakat adalah tempat tinggal –R2PN) atau pembuatan sertifikat tanah yang harus dibangun kembali, kepemilikan (Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan tanah, dan pembangunan prasarana desa. Aceh - RALAS). MDF menggunakan strategi Kelompok proyek yang pertama disetujui yang memanfaatkan penyusunan program- oleh Komite Pengarah MDF memberikan program yang bertumpu pada masyarakat bantuannya dalam pemulihan masyarakat yang ada dengan tujuan untuk mempercepat melalui perluasan dan peningkatan program persiapan dan mulainya pelaksanaan proyek, nasional Pembangunan Berbasis Masyarakat serta mewujudkan manfaatnya dengan lebih (Community Driven Development, atau CDD) cepat. Tiga dari proyek ini ditutup pada tahun yang ada. Dengan memanfaatkan Program 2010 (PPK, P2KP, dan Rekompak). Proyek Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Program yang mendukung penerbitan sertifikat tanah Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (RALAS) ditutup pada bulan Juni 2009, setelah dan pendekatan yang ada, kelompok yang berhasil memperkuat kemampuan lembaga terdiri dari lima proyek ini meningkatkan yang bertanggung jawab dalam menetapkan program yang sudah ada di Aceh dan Nias status tanah. Proyek perumahan Nias, PNPM (PPK dan P2KP), atau menerapkan model CDD – R2PN, telah menyelesaikan kegiatannya dan untuk mewujudkan kebutuhan rekonstruksi ditutup pada bulan Juni 2011. 44 Bab 2 - Pencapaian MDF Proyek-proyek dalam bidang Pemulihan manfaat dapat mengubah kerugian pribadi yang Masyarakat mencapai hasil yang mengagumkan luar biasa tersebut menjadi upaya membangun dalam pembangunan rumah dan prasarana yang bermanfaat untuk memulai kembali masyarakat. Hampir 20.000 rumah telah dibangun hidup mereka. kembali atau diperbaiki oleh MDF. Proyek tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat dapat Proyek-proyek PPK, P2KP, Rekompak, dan berperan di depan dalam mengambil keputusan PNPM-R2PN juga memberi hasil yang bagi pemulihan mereka sendiri; bahkan dalam mengagumkan dalam rekonstruksi prasarana keadaan yang sangat memprihantinkan sekalipun. masyarakat. Proyek tersebut membantu Program pembangunan perumahan MDF di Aceh masyarakat dengan membangun lebih dari 3.000 selesai pada tahun 2010 dan di Nias pada tahun kilometer jalan desa, 8 kilometer jembatan, 2011. Lebih dari 15.000 rumah telah dibangun dan hampir 1.600 kilometer saluran irigasi dan atau diperbaiki di Aceh dengan angka rata-rata drainase. Disamping itu, 551 gedung sekolah tingkat hunian mencapai 97 persen, sedangkan dan 511 kantor pemerintah daerah atau desa di Nias 4.500 rumah telah selesai dibangun. dibangun atau diperbaiki.2 Perbaikan penyediaan Pendekatan pembangunan perumahan yang air bersih dan sanitasi meliputi lebih dari 7.800 berbasis masyarakat yang dipelopori oleh proyek sumur dan 1.220 unit sanitasi. Tingkat kepuasan Rekompak di Aceh tersebut juga memperlihatkan penerima manfaat proyek tersebut secara bahwa kemitraan antara masyarakat dan umum tinggi, dan telah menegaskan pentingnya pemerintah dapat menghasilkan pencapaian rasa memiliki dan pemberdayaan dalam yang terbuka, hemat biaya, dan berkualitas tinggi. pemulihan masyarakat. Tingkat kepuasan penerima manfaat proyek tinggi karena masyarakat memegang kendali langsung RALAS membantu memperbaiki sistem atas kualitas konstruksi tersebut. Keterlibatan administrasi pertanahan di Aceh dan masyarakat juga membuat para penerima membagikan lebih dari 220.000 sertifikat tanah. 2 Secara keseluruhan, 677 sekolah telah dibangun atau diperbaiki oleh MDF, termasuk 126 sekolah tambahan yang dibangun oleh proyek P2DTK. Angka ini disajikan pada tabel pencapaian dalam bidang Penguatan Tata Kelola dan Pembangunan Kapasitas. Tambahan kantor pemerintah daerah juga dibangun oleh P2DTK sehingga jumlah keseluruhannya 515 unit. 45 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Proyek-proyek MDF dalam bidang Pemulihan Masyarakat mampu mencapai hasil yang mengagumkan dalam pembangunan rumah dan prasarana desa; hampir 20.000 rumah telah dibangun dalam proyek ini. Foto: Koleksi MDF Dari jumlah sertifikat yang diterbitkan tersebut, atas peran masyarakat yang lebih besar dalam 63.000 diantaranya diterbitkan atas nama perencanaan pembangunan. Pencapaian yang perempuan atau perempuan sebagai pemilik diawali pada tingkat masyarakat di Aceh dan bersama. Meski terdapat sejumlah masalah Nias melalui proyek-proyek ini diharapkan akan dalam pengelolaan dan pelaksanaannya, proyek terus berlangsung setelah proyek PPK, P2KP, dan ini memberikan sumbangsihnya dalam perbaikan PNPM-R2PN yang didanai oleh MDF ini disatukan hak kepemilikan tanah dan membangun ke dalam Program Nasional Pemberdayaan kembali sistem administrasi pertanahan di Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dan Aceh. Pelatihan dan peningkatan kemampuan Perkotaan dari Pemerintah Indonesia. dalam penetapan status tanah yang bertumpu pada masyarakat diberikan kepada 700 orang Pemberdayaan perempuan dimasukkan ke pegawai negeri dan dalam jangka panjang dalam setiap proyek pemulihan komunitas MDF akan terus berdampak terhadap penyelesaian yang mendorong bertambahnya keikutsertaan tugas pemerintah dalam layanan pembuatan dan bobot suara masyarakat. Dengan tolok sertifikat tanah. Tampaknya, yang paling penting ukur jender yang mantap, dipastikan bahwa adalah peningkatan kesadaran dan pengertian kaum perempuan telah berperan dalam proses masyarakat mengenai prosedur mendapatkan penetapan keputusan masyarakat. Proyek ini sertifikat tanah dan hak kepemilikan tanah kaum memelopori upaya-upaya yang tidak hanya perempuan, yang akan berdampak terhadap meningkatkan keikutsertaan perempuan dalam meningkatnya permintaan akan layanan ini pada perencanaan oleh masyarakat, tetapi juga masa depan, serta tuntutan akan keterbukaan mencari jalan untuk memastikan bahwa suara dalam pelayanan tersebut. perempuan ini didengar. PPK mengembangkan komponen peningkatan pemberdayaan Proyek-proyek dalam bidang pemulihan perempuan dengan menyisihkan sejumlah dana komunitas telah menjadi patokan bagi untuk kegiatan-kegiatan yang dipilih sendiri pemberdayaan masyarakat di Aceh dan Nias. oleh kaum perempuan. Baik PPK maupun P2KP Tingkat keikutsertaan masyarakat dalam proses juga mendukung pemberdayaan perempuan pembangunan kembali prasarana tersebut dengan menyediakan kredit mikro khusus untuk cukup tinggi. Pencapaian tersebut dikarenakan perempuan. RALAS berperan penting dalam adanya rasa memiliki yang tinggi dan harapan meningkatkan kesadaran hak kepemilikan tanah 46 Bab 2 - Pencapaian MDF Yati Balaki Dakhi Dengan Tangan Sendiri Rumah ibu Yati hancur oleh gempa bumi pada tahun 2005, seperti halnya 50 rumah lain di Desa Hilimaenamolo, Nias. Tetapi, program pembangunan kembali rumah rusak yang didanai oleh MDF, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat—Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias (PNPM–R2PN), memberinya pendanaan dan keterampilan untuk membangun sendiri sebagian besar dari rumahnya. Dia menjelaskan proses pembangunan rumahnya: “Pada waktu itu dibentuk tiga kelompok, yang terdiri dari enam keluarga untuk 18 rumah yang akan dibangun. Pembangunan memakan waktu dua tahun karena dana disalurkan secara bertahap dan semua anggota menerima dana untuk tahapan pembangunan yang sama. Saya ketua kelompok yang diberi nama Kelompok Mawar. Kami menertawai nama itu—indah dan harum, namun penuh duri! Saya adalah satu-satunya perempuan yang menjadi ketua kelompok.” Pada awalnya Yati kesulitan memerintah kaum lelaki dalam kelompoknya untuk melaksanakan pembangunan rumah mereka. “Mereka mengeluh dan saya menjawab, ‘Saya melakukan ini demi semua anggota kelompok. Terserah kepada kalian untuk mengikuti saya atau tidak.’ Ini terkadang menjadi beban. Jika saya tidak mengelola kelompok dengan hati-hati, ada kemungkinan terjadi salah urus proyek. Menurut saya, kepemimpinan saya berhasil mencegah hal itu, dan saya berhasil meyakinkan warga bahwa kami dapat berhasil dan menjadi kelompok pertama yang dapat menyelesaikan proyek. Kami bahkan tidak menunggu dana cair - kami menalangi semuanya dengan uang kami terlebih dahulu.” Rumah Ibu Yati kini lebih besar, lebih banyak ruangan, dan tahan gempa karena pondasi dan tiang rumah diperkuat dan diperkokoh dengan besi. “Saya suka rumah ini karena kami membangunnya sendiri, tanpa kontraktor,” ujarnya dengan bangga. “Dan hingga sekarang tidak ada masalah dinding retak atau masalah yang biasa muncul apabila menggunakan kontraktor.” perempuan dan dalam mendukung penerbitan berjalan dan program-program lain di Aceh dan sertifikat tanah atas nama bersama. Hampir 30 Nias serta di daerah lain di Indonesia. persen sertifikat tanah yang diterbitkan oleh proyek ini merupakan sertifikat atas nama Proyek-proyek pemulihan komunitas MDF bersama atau atas nama perempuan. Hasil telah memperlihatkan bahwa pendekatan pembelajaran dari penyertaan jender ke dalam yang berbasis masyarakat dapat berhasil setiap proyek yang bertumpu pada masyarakat dilaksanakan dalam keadaan pascabencana. dan program kesiapsiagaan menghadapi Keampuhan pendekatan ini terbukti karena hasil bencana di Aceh dan Nias ini telah dimasukkan pembelajarannya telah digunakan pada keadaan ke dalam program nasional PNPM yang sedang pascabencana nasional dan internasional lain. 47 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Pencapaian Penting: Pemulihan Masyarakat Hasil dan pencapaian proyek-proyek MDF dalam bidang ini: • Perumahan: - 12.455 rumah dibangun - 6.999 rumah diperbaiki • Proses Perencanaan Masyarakat dan Prasarana Masyarakat : - 290.000 orang peserta dalam proses perencanaan masyarakat (33% perempuan) - Lebih dari 3.000 km jalan dibangun dan/atau diperbaiki - Lebih dari 18.850 m jembatan dibangun dan/atau diperbaiki - 1.600 km saluran irigasi dan drainase dibangun dan/atau diperbaiki - Hampir 8.000 sumber air bersih dibangun dan/atau diperbaiki • Sertifikasi Tanah: - 223.000 sertifikat tanah dibagikan - 63.000 sertifikat tanah diterbitkan untuk perempuan atau dengan perempuan sebagai pemilik bersama Proyek perumahan Aceh (Rekompak) dijadikan PEMULIHAN TRANSPORTASI DAN model program rekonstruksi perumahan INFRASTRUKTUR SKALA BESAR Pemerintah Indonesia di Jawa setelah terjadi gempa bumi pada tahun 2006. Lebih dari Proyek-proyek dalam Bidang Alokasi dana 200.000 rumah tinggal telah dibangun dengan Pemulihan Transportasi dan (AS$ juta) Infrastruktur Skala Besar memakai pendekatan tersebut. Model ini dipakai Proyek Pencegahan 6,27 lagi di Sumatra Barat setelah gempa bumi pada Banjir Banda Aceh tahun 2009. Pemerintah pusat telah memakai (BAFMP) pendekatan yang bertumpu pada masyarakat Program Pemberdayaan 35,66 ini sebagai bagian dari kebijakan umum untuk Rekonstruksi rekonstruksi perumahan pascabencana. Infrastruktur (IREP) Disamping itu, delegasi dari negara lain seperti Fasilitas Pendanaan 128,70 Rekonstruksi Haiti, telah berkunjung ke Aceh dan Jawa untuk Infrastruktur (IRFF) mempelajari proyek rekonstruksi pascabencana Proyek Pemeliharaan 1,46 yang bertumpu pada masyarakat ini, dan Jalan Lamno-Calang membawa pulang hasil pembelajaran berharga (LCRMP) untuk ditiru. PPK, PNPM-R2PN, dan Rekompak Program Angkutan dan 25,03 melakukan lokakarya penutupan proyek untuk Logistik Laut (SDLP) membahas hasil pembelajaran, tugas pada Program Rekonstruksi 3,78 Pelabuhan (TRPRP) masa depan, baik di Aceh maupun daerah lain di Indonesia serta keadaan pascabencana lain Proyek Akses Pedesaan 16,00 dan Pembangunan di dunia. Lokakarya ini memberi kesempatan Kapasitas Nias (RACBP) kepada penerima manfaat untuk bertukar Jumlah 216,90 pikiran dengan wakil pemerintah daerah dan pusat mengenai harapan mereka kepada pemerintah. 48 Bab 2 - Pencapaian MDF Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) menyediakan dana untuk proyek-proyek Foto: rekonstruksi prasarana penting di Aceh dan Nias. Mosista Pambudi Dalam kemitraannya dengan Pemerintah sebagai akses ke daerah bencana, dan kemudian Indonesia, MDF merupakan penyumbang membantu proses pemulihan masyarakat yang besar dalam rekonstruksi dan rehabilitasi mendesak. Setelah tahap tanggap bencana prasarana besar di Aceh dan Nias. Mengingat awal ini, MDF mengalihkan perhatian pada luas dan besarnya kerusakan akibat tsunami rekonstruksi prasarana besar. Pendekatan dan gempa bumi, rekonstruksi prasarana bertahap ini memungkinkan lebih banyak waktu besar menjadi prioritas utama Pemerintah untuk perancangan dan persiapan kegiatan Indonesia. Sejalan dengan prioritas ini, MDF pembangunan prasarana besar. Investasi dalam melakukan investasi besar dalam rekonstruksi prasarana besar ini memerlukan persyaratan dan rehabilitasi prasarana dan mengalokasikan penting dalam hal kualitas dan kepemilikan sekitar 35 persen dari dana MDF pada sektor ini. yang melampaui segi kecepatan sehingga Disamping itu, sumbangan besar juga diberikan perlu perhatian untuk menyeimbangkan pada prasarana masyarakat melalui program antara biaya kecepatan dan penundaan. Dana pemulihan masyarakat MDF. MDF dialokasikan untuk berbagai proyek rekonstruksi prasarana besar yang meliputi pelabuhan, jalan nasional, provinsi, dan MDF melakukan tindakan menyeluruh kabupaten, penyediaan dan pengolahan air dan strategis dalam pemulihan prasarana bersih, jaringan drainase, tempat pembuangan dan transportasi setelah tsunami. Investasi akhir sampah, dan sistem perlindungan pantai. awal MDF dalam prasarana memfokuskan Pada tahap akhir MDF, fokus diperluas dengan pada penanganan kebutuhan logistik dan memasukkan pembangunan kapasitas lembaga- memperbaiki jaringan perhubungan penting lembaga yang nantinya bertanggung jawab atas 49 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 pengelolaan aset yang baru dibangun tersebut. Pendekatan bertahap ini merupakan salah satu Melalui investasi besar penyebab utama keberhasilan program MDF. MDF pada dua proyek ini, Pembangunan kapasitas dan fokus terhadap telah dibangun sekitar 620 kebutuhan kelompok terpinggirkan, seperti kilometer jalan nasional perempuan, merupakan unsur penting pada seluruh proyek MDF dalam bidang transportasi dan provinsi, lebih dari 100 dan infrastruktur skala besar. kilometer jalan kabupaten, 5 pelabuhan, dan 11 sumber Gelombang pertama proyek-proyek prasarana berhasil memperbaiki kualitas jalur air bersih, dan sistem perhubungan dan prasarana penting secara perlindungan pantai. tepat guna. Program Angkutan dan Logistik Laut (SDLP) memberi layanan pengiriman masa mendatang. Proyek ini menjadi pelajaran logistik dari tahun 2005 hingga tahun 2007 penting bagi daerah lain dan juga bagi negara sehingga memungkinkan bagi pihak-pihak yang lain yang daerahnya rawan terhadap bencana terlibat dalam pemulihan dan rekonstruksi banjir besar. untuk mengirim barang ke daerah di pantai barat Aceh dan daerah terpencil di Kepulauan Kontribusi terbesar MDF untuk rekonstruksi Nias dan Simeulue. Program Rekonstruksi infrastruktur skala besar adalah melalui Pelabuhan (TRPRP) membantu memperbaiki Progam Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur jaringan transportasi penting dengan membuat (IREP) dan proyek Fasilitas Pendanaan perancangan fisik dan bantuan teknis bagi Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF). Kedua rekonstruksi beberapa pelabuhan laut utama proyek ini mendapat alokasi berjumlah dan satu pelabuhan sungai. Pembangunan hampir AS$165 juta dari MDF. Proyek IRFF, kembali pelabuhan-pelabuhan ini menjamin dengan alokasi AS$129 juta, merupakan pengiriman peralatan dan bahan bangunan proyek terbesar diantara proyek-proyek MDF. ke daerah terpencil sehingga dapat digunakan Jika digabung dengan pendanaan Pemerintah untuk membangun kembali masyarakat dan Indonesia yang berjumlah lebih dari AS$100 mata pencaharian pada tahap awal rekonstruksi. juta, jumlah dana yang diinvestasikan untuk Proyek pemeliharaan Jalan Lamno-Calang rekonstruksi prasarana besar melalui IRFF (LCRMP) membuat ruas jalan utama di pantai mencapai sekitar AS$230 juta. IREP dan IRFF barat Aceh ini dapat terus berfungsi selama bekerja bersama-sama dalam membantu dua tahun setelah terjadinya tsunami. Proyek perancangan, keuangan, dan pelaksanaan 56 ini ditutup pada bulan Desember 2007 setelah subproyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah donor lain mengambil alih rekonstruksi ruas jalan Indonesia. Pengaturan pembiayaan bersama ini di pantai barat tersebut. Proyek transportasi memudahkan penyatuan bantuan donor dan ini melipatgandakan dampak investasi MDF pemerintah dalam hal rekonstruksi prasarana karena membuka jalan ke daerah bencana bagi dengan pencapaian yang positif. Melalui pihak lain yang terlibat dalam rekonstruksi, investasi besar MDF pada dua proyek ini, telah seperti Pemerintah Indonesia, LSM, dan donor dibangun sekitar 620 kilometer jalan nasional multilateral serta bilateral. Proyek Pencegahan dan provinsi, lebih dari 100 kilometer jalan Banjir Banda Aceh (BAFMP) yang selesai tahun kabupaten, 5 pelabuhan, dan 11 sumber air 2009, melindungi kawasan niaga di ibukota bersih, dan sistem perlindungan pantai. Diantara provinsi Aceh dari ancaman banjir dan semakin jalan nasional yang dibangun itu, salah satu penting dalam menghadapi bencana pada yang terpenting adalah ruas jalan strategis yang 50 Bab 2 - Pencapaian MDF Pencapaian Penting: Pemulihan Transportasi dan Infrastruktur Skala Besar Hasil dan pencapaian proyek-proyek MDF dalam bidang ini: • Dalam tanggap darurat awal: - 1 ruas jalan provinsi (52 km) diaspal ulang dan dipelihara, termasuk beberapa jembatan - 132 km drainase tepi jalan selesai dibangun - 2 dermaga sementara dibangun - 21 bentang jembatan diperbaiki - 4 jembatan Bailey dipasang • Pengangkutan logistik: - 98.000 metrik ton bahan bangunan diangkut - 1,2 juta metrik ton barang komersial diangkut • Rancangan teknis untuk rekonstruksi prasarana yang dibuat (dengan jumlah nilai kontrak dalam AS$): - 8 ruas jalan nasional (AS$37 juta) - 9 ruas jalan provinsi (AS$67 juta) - 23 ruas jalan kabupaten (AS$40 juta) - 5 pelabuhan (AS$44 juta) - 11 jaringan air bersih (AS$31 juta) - 8 tempat pembuangan akhir (TPA) sampah permanen bersanitasi • Prasarana yang dibangun: - 8 ruas jalan nasional (304 km) - 9 ruas jalan provinsi (317 km) - 21 ruas jalan kabupaten (102 km) (IRFF) and 140 km tambahan (CBLR3) - 11 jaringan air bersih dan perlindungan pantai - 5 pelabuhan - 3 rumah pompa - 17 km saluran drainase dibangun dan diperbaiki - 5 tempat pembuangan akhir (TPA) sampah sanitasi permanen menyambungkan jalur transportasi di pantai oleh ILO mengkhususkan pada perbaikan jalur barat Aceh, yang dapat mengurangi waktu transportasi pedesaan Nias yang hemat biaya dan tempuh antara Calang dan Meulaboh. Jalan tahan lama. Pendekatan yang bertumpu pada ini memberi manfaat bagi mata pencaharian sumberdaya lokal diterapkan dalam membangun dan kemudahan mendapatkan layanan dasar jalan kecil, jembatan, dan jalan yang tahan kepada lebih dari 900.000 orang warga, serta segala cuaca, dengan menggunakan pendekatan mengurangi biaya angkutan, dan memperbesar pembangunan yang ramah lingkungan, yang kesempatan ekonomi. tidak banyak memerlukan pemeliharaan. Proyek ini memanfaatkan pertukaran Selatan- Pendekatan yang mengandalkan sumberdaya Selatan, yang dalam ini berupa bantuan teknis, lokal untuk pembangunan jalan desa yang dengan mendatangkan pakar dari Nepal yang dilaksanakan oleh ILO terbukti sesuai berpengalaman merancang dan membangun dengan kondisi operasional di Aceh dan Nias. jembatan gantung dengan keadaan serupa Proyek Akses Pedesaan dan Pembangunan dengan di Nias. Proyek serupa, Perbaikan Jalan Kapasitas Nias (RACBP) yang dilaksanakan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan (CBLR3), 51 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Suwandi Jalan Baru, Kesempatan Baru Jalan memiliki kegunaan lebih dari sekadar memudahkan perjalanan, namun juga menciptakan daya tarik ekonomi sehingga usaha kecil memiliki kesempatan untuk berkembang. Contohnya jalan baru di wilayah Batoh, di selatan Banda Aceh, yang selesai dibangun oleh Fasilitas Pendanan Rekonstruksi Infrastruktur (IRFF) MDF pada tahun 2009. Pengusaha Suwandi, memilih tempat tersebut untuk usaha barunya, toko perbaikan jok dan penjualan aksesoris sepeda motor yang dibuka pada tahun 2010. Jalan ini menghubungkan pusat kota Banda Aceh dengan jalan raya ke Medan, kota terbesar ketiga di Indonesia, sehingga lalu lintasnya ramai. Sudah sejak lama Pak Suwandi mencari tempat yang cocok untuk usahanya itu, dan segera memilih lokasi tersebut ketika ada kesempatan untuk menyewa kios di jalan ramai yang penuh dengan toko dan restoran itu. “Karena ada jalan ini, saya mendapat kesempatan baru untuk berusaha,” ujarnya. “Mudah-mudahan toko saya terus dipenuhi langganan hingga bertahun-tahun ke depan.” menerapkan pendekatan yang bertumpu pada dan peralatan dengan lebih baik. Proyek MDF sumberdaya lokal pada enam kabupaten di Aceh untuk saluran drainase dan pengendalian banjir dan Nias dengan hasil yang memuaskan. serta penyediaan air bersih, sebagian besar dilaksanakan dengan baik, meskipun terdapat Pelaksanaan portofolio prasarana MDF berjalan kurangnya data geografis yang rinci yang sangat berhasil dan menjadi contoh praktik menghambat pembuatan rancang-bangun yang yang baik. Hal ini terlihat pada tingginya kualitas cocok untuk memenuhi kebutuhan penerima jalan yang dibangun dan pencapaian proyek manfaatnya. Proyek-proyek prasarana ini juga berupa manfaat ekonomi yang positif. Koordinasi memperhitungkan cara mengatasi penerapan yang erat antara berbagai mitra pembangunan teknologi yang sesuai dengan keterbatasan memperkuat dampak dari keseluruhan jaringan kapasitas dan sumberdaya. transportasi yang dibangun, yang telah membuka daerah terpencil serta memperluas pasar dan MDF berperan penting dalam menciptakan layanan sosial. Kerjasama erat dengan instansi- jaringan prasarana di seluruh wilayah Aceh dan instansi Pemerintah Indonesia dan perhatian Nias, yang menjadi landasan bagi pertumbuhan khusus pada peningkatan kemampuan dalam ekonomi dan pembangunan pada masa mengoperasikan dan memelihara aset yang depan. Pelabuhan-pelabuhan internasional baru dibangun telah secara umum menghasilkan dibangun di Lhokseumawe dan Kuala Langsa, rasa memiliki Pemerintah Indonesia yang tinggi Aceh, yang menjadi pintu keluar ke pasar terhadap aset-aset tersebut. Proyek pelabuhan internasional. Di Gunung Sitoli, Kepulauan yang didanai oleh MDF secara teknis dapat Nias, dan Sinabang, Pulau Simeulue, pelabuhan diandalkan, dan didukung dengan perhatian domestik yang dibangun telah meningkatkan khusus pada peningkatan kapasitas pegawai jalur perhubungan antarpulau untuk kabupaten- pelabuhan untuk mengoperasikan sarana kabupaten terpencil ini. Tahap kedua proyek 52 Bab 2 - Pencapaian MDF SDLP memusatkan pada sumberdaya manusia manfaat investasi MDF dalam bidang prasarana dan sistem pengelolaan untuk memperbaiki dan perhubungan dapat terus dirasakan jauh efisiensi, keamanan, dan kemampuan dalam setelah program ini ditutup. Hal ini benar- mengelola pelabuhan tersebut maupun 18 benar penting bagi Nias karena tantangan pelabuhan lainnya di Aceh dan Nias. Jalan topografi, geografi, dan keterbatasan kapasitas nasional, provinsi, dan kabupaten dibangun yang ada. Meningkatkan keberlanjutan juga melalui IRFF, proyek jalan ILO di Aceh dan Nias memerlukan landasan yang jelas dalam hal (CBLR3 dan RACBP) dan proyek pemulihan pengalihan kepemilikan prasarana fisik yang masyarakat MDF berkontribusi pada jaringan dibangun dan alokasi sumber dana yang transportasi yang membuka daerah yang cukup untuk kelangsungan pengoperasian dan sebelumnya sulit untuk dicapai. Pelaksanaan pemeliharaan aset setelah program berakhir. hampir semua proyek pada subsektor jalan dinilai Bekerja dalam kemitraan dengan instansi sangat memuaskan dan memberikan manfaat pemerintah terkait selama proses rekonstruksi ekonomi positif. Pembangunan sejumlah membantu menciptakan rasa memiliki yang besar jalan kecil pedesaan, jalan setapak, dan besar atas aset tersebut dan melancarkan serah jembatan mendukung pembangunan ekonomi terima kepada instansi pemerintah terkait dan jangka panjang di wilayah terpencil, terutama pengalokasian anggaran pemerintah daerah di Nias dimana upaya pembangunan terhambat untuk pengoperasian dan pemeliharaannya. oleh tantangan besar pada sektor transportasi. Penggunaan tenaga kerja lokal dan pembelian PENGUATAN TATA KELOLA DAN bahan bangunan setempat berhasil memberikan PEMBANGUNAN KAPASITAS manfaat ekonomi pada masyarakat. Proyek-proyek dalam Bidang Alokasi Dana Beberapa inovasi teknis diperkenalkan Penguatan Tata Kelola dan (AS$ juta) Pembangunan Kapasitas pada portofolio MDF, dan sebagian telah Proyek Perbaikan Jalan 13,9 diarusutamakan dalam prosedur pemerintah. dengan Sumber Daya Lokal Hal ini meliputi antara lain katup air jenis baru Pedesaan (CBLR3) untuk drainase yang diterapkan pada Proyek Proyek Percepatan 19,72 Pencegahan Banjir Banda Aceh (BAFMP); Pembangunan Daerah penerapan Rencana Aksi Lingkungan Kontraktor Tertinggal dan Khusus (P2DTK) (CEAP), yang wajib disusun oleh kontraktor Program Penguatan 6,00 proyek IRFF dan telah membuat Kementerian Organisasi Masyarakat Sipil Pekerjaan Umum mempertimbangkan untuk di Aceh dan Nias (CSO) mengadopsinya; serta teknologi yang lebih baik Jumlah 39,62 dalam pembangunan jalan desa, jalan kecil, dan jembatan telah diterapkan pada proyek CBLR3 Unsur penting dalam strategi pascabencana dan RACBP. Proyek-proyek prasarana juga telah MDF adalah memberi pemerintah, lembaga, memperhitungkan teknologi yang sesuai dengan dan masyarakat pengetahuan, keterampilan, keterbatasan kemampuan dan sumberdaya. dan kemampuan untuk menangani kebutuhan pembangunan serta berfungsi secara efektif Memastikan keberlanjutan jangka panjang dalam bencana pada masa yang akan datang. dari aset yang dibangun ini merupakan tujuan Pembangunan kapasitas yang merupakan bagian penting MDF. Kapasitas pemerintah daerah penting pada hampir semua proyek MDF ini dalam pengoperasian dan pemeliharaan dipandang penting untuk keberlanjutan investasi jaringan prasarana setempat telah ditingkatkan dalam bidang prasarana, penyediaan layanan, melalui kegiatan-kegiatan proyek sehingga dan pembangunan ekonomi. Tiga proyek MDF 53 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 MDF mendukung lembaga swadaya masyarakat yang melibatkan masyarakat desa di Aceh dan Nias dalam Foto: memantau kegiatan rekonstruksi. Sekretariat MDF mengkhususkan untuk memperkuat tata kelola Dukungan MDF untuk LSM memberi bantuan yang baik melalui peningkatan kemampuan terbesar dan terluas untuk peningkatan masyarakat madani (proyek CSO), pemerintah kapasitas masyarakat Aceh dan Nias terhadap kabupaten (P2DTK), dan Dinas Pekerjaan keseluruhan upaya rekonstruksi ini. Proyek CSO, Umum kabupaten serta kontraktor jalan lokal yang dilaksanakan oleh UNDP, mengembangkan (CBLR3). Tiga proyek lain—AGTP, NITP, dan kemampuan teknis dan berorganisasi CSO, Bantuan Teknis (TA) untuk BRR dan Bappenas— organisasi masyarakat (CBO), dan LSM dan mengembangkan kapasitas pemerintah meletakkan landasan agar terjadi tukar daerah dalam mengelola proses pemulihan pikiran dengan pemerintah daerah. Proyek ini secara keseluruhan, dengan mengembangkan memperkenalkan pemantauan oleh masyarakat kemampuan mereka dan memperkuat (CBM) atas kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi, sistem tata kelola. Disamping proyek-proyek yang menghasilkan koordinasi dan kerjasama yang pembangunan kapasitas tersebut, seluruh lebih baik dalam perencanaan oleh masyarakat proyek memasukkan unsur pembangunan dan rasa saling percaya yang lebih tinggi antara kapasitas lembaga dan teknis instansi dan pemerintah daerah dan CSO serta CBO. Proyek perorangan terkait. Hasil dari proyek-proyek ini juga memberikan 142 hibah kecil kepada CSO ini adalah pemerintah, masyarakat madani, dan CBO yang dinikmati oleh lebih dari 33.000 lembaga, dan masyarakat yang lebih siap orang, yang hampir setengahnya adalah kaum dalam menangani tantangan pembangunan perempuan. Hibah ini mendukung kegiatan- dan rekonstruksi apabila terjadi bencana pada kegiatan seperti memperbaiki layanan sosial dasar, masa mendatang. pemberdayaan perempuan, dan menciptakan 54 Bab 2 - Pencapaian MDF Pencapaian Penting : Penguatan Tata Kelola dan Pembangunan Kapasitas Hasil dan pencapaian proyek-proyek MDF dalam bidang ini: • Perbaikan layanan dasar sosial, pemberdayaan perempuan, dan penciptaan sumber pendapatan: - 142 hibah untuk CSO, dengan 33.000 orang penerima manfaat (sekitar 50% perempuan) • Pembangunan kapasitas: - 200 CSO telah dilatih mengenai kompetensi strategis, pengembangan organisasi, dan pengelolaan proyek - 125.000 orang (20% perempuan) anggota CSO dan CBO telah dilatih - Kontraktor lokal telah dilatih mengenai pendekatan penggunaan sumberdaya lokal dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan - Hampir 10.000 orang (18% perempuan) pegawai pemerintah telah mengikuti pelatihan - 13.600 orang (37% perempuan) guru telah dilatih • Aset umum yang diperbaiki: - 515 sarana3 pemerintah (kantor, balai desa, dll) dibangun dan/atau direhabiitasi - 72 pusat kesehatan dibangun atau diperbaiki - 677 sekolah4 dibangun dan/atau direhabilitasi • Pemberdayaan Masyarakat : - Hampir 290.000 orang mengikuti proses perencanaan oleh masyarakat sumber pendapatan. Proyek ini juga mendirikan perencanaan dari bawah untuk melaksanakan Pusat Sumber Daya Masyarakat Madani (CSRC) hampir 700 subproyek prasarana masyarakat. di Aceh dan Nias yang bertujuan mendorong Pendekatan ini memenuhi kebutuhan prasarana masyarakat agar semakin mampu melobi daerah yang menjadi prioritas, seperti penyediaan pemerintah dalam hal prioritas dan kebutuhan air bersih, jalan desa, jembatan, dan juga pembangunan. Proyek ini telah menyelesaikan pengembangan kapasitas tata kelola daerah. kegiatannya dan ditutup pada bulan Mei 2010. Proyek ini mendorong tukar pikiran antara masyarakat dan sektor swasta. Forum dunia Proyek Percepatan Pembangunan Daerah usaha-pemerintah di lima kabupaten mengatasi Tertinggal dan Khusus (P2DTK) membantu hambatan dalam pengembangan sektor swasta upaya pemerintah dalam membangun daerah setempat, yang menghasilkan peningkatan pedesaan miskin dan tertinggal di Aceh jumlah usaha baru yang didaftarkan. Hibah untuk mendorong pembangunan ekonomi P2DTK ini membuka desa-desa yang sebelumnya dan meningkatkan layanan, terutama dalam terasing, meningkatkan kesempatan membuka bidang kesehatan dan pendidikan. Proyek ini usaha kecil, dan menambah kemudahan untuk dilaksanakan oleh Kementerian Pembangunan mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan Daerah Tertinggal (KPDT). Dengan menggunakan bagi masyarakat tertinggal. P2DTK telah pendekatan Program Pengembangan Kecamatan menyelesaikan kegiatannya dan ditutup pada bulan (PPK), proyek P2DTK ini menerapkan pendekatan Desember 2011. 3 Angka ini termasuk sarana pemerintah yang dibangun atau diperbaiki dengan pendanaan dari proyek-proyek Pemulihan Masyarakat 4 Angka ini termasuk 551 sekolah yang dibangun atau diperbaiki dengan pendanaan dari proyek-proyek Pemulihan Masyarakat 55 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) menyediakan dana untuk Foto: rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah, serta menyediakan peralatan kelas dan pelatihan guru. Melalui proyek Akil Abduljalil ini dan serangkaian proyek dalam bidang Pemulihan Masyarakat, lebih dari 670 sekolah di Aceh dan Nias telah dibangun atau diperbaiki. Proyek Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya proyek ini antara lain prasarana transportasi Lokal Pedesaan (CBLR3) membangun jalan jalan yang lebih baik, hubungan antar anggota desa di Aceh dan Nias dengan memanfaatkan masyarakat yang lebih baik, peluang pembangunan sumberdaya dan tenaga kerja lokal sehingga dapat ekonomi daerah yang lebih besar, peningkatan mengembangkan keterampilan dan kapasitas keterampilan teknis, serta pemerintah daerah pemerintah kabupaten dan masyarakat. Proyek memiliki kapasitas lebih dalam membangun dan yang dilaksanakan oleh ILO (dikenal dengan nama memelihara prasarana di daerahnya. ILO telah proyek Jalan Desa ILO) berhasil menerapkan menggunakan pendekatan yang sama di Nias pada pendekatan penggunaan sumberdaya lokal (LRB) proyek RACBP. Pendanaan tambahan sebesar dalam rekonstruksi dan pemeliharaan jalan AS$2,1 juta disetujui oleh Komite Pengarah MDF kabupaten. Proyek ini membangun lebih dari untuk tahap ketiga CBLR3 pada akhir tahun 2011. 150 kilometer jalan kabupaten dan kecamatan, Tahap terakhir ini memusatkan perhatian pada jembatan serta parit dan saluran irigasi, dan strategi penyelesaian proyek guna memastikan melakukan pemeliharaan jalan desa sepanjang bahwa pendekatan LRB diarusutamakan 230 kilometer. Proyek ini juga mengembangkan dan akan terus digunakan oleh pemerintah kapasitas pemerintah kabupaten dan kontraktor daerah setelah proyek ini ditutup. Proyek dalam menerapkan pendekatan LRB dan ini telah menyelesaikan seluruh kegiatannya mengelola aset jalan. Anggota masyarakat dan ditutup pada bulan November 2012. mendapat keterampilan baru selain memperoleh pendapatan; kaum perempuan dan laki-laki Terdapat beberapa hasil pembelajaran penting mendapatkan bayaran yang sama. Dampak dari dukungan MDF terhadap pembangunan 56 Bab 2 - Pencapaian MDF Staf proyek Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah regional Blang Bintang memberi penjelasan kepada Foto: tamu. TPA ini adalah yang pertama di Aceh dan memenuhi standar internasional. Sarana ini melayani Kota Mosista Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Pambudi kapasitas dalam rekonstruksi di Indonesia. Pembangunan kapasitas yang dirancang Hasil pembelajaran penting adalah perlunya dengan baik merupakan upaya penting memasukkan kebutuhan pembangunan dalam menangani tantangan tata kelola kapasitas dalam rekonstruksi pada tahap awal dalam jangka panjang dan harus tetap penilaian kebutuhan pascabencana meskipun menjadi bagian penting dalam agenda ini berasal dari penilaian yang terbatas atau pembangunan di Aceh dan Nias. Meskipun cepat. Program rekonstruksi pascabencana MDF telah memberi sumbangan besar perlu mengembangkan strategi pembangunan pada pengembangan kapasitas pemerintah, kapasitas, dengan tujuan, panduan, dan lembaga, dan masyarakat, hal ini masih sangat indikator yang jelas. Jika sumberdaya cukup dibutuhkan di daerah tersebut. Berhubung tersedia, program rekonstruksi pascabencana terbatas hanya program rekonstruksi, perlu memasukkan bantuan untuk prasarana MDF tidak dapat menangani kebutuhan fisik dan peningkatan kemampuan tata kelola. pembangunan kapasitas dan tata kelola Akhirnya, hasil pembelajaran penting yang jangka panjang di Aceh dan Nias. Kesenjangan patut diperhatikan adalah bahwa pembangunan dalam pembangunan kapasitas masih tetap kapasitas merupakan proses jangka panjang ada, tetapi pengalaman dalam rekonstruksi dan boleh jadi memerlukan waktu lebih lama membuat pemerintah, masyarakat madani, daripada jangka waktu rekonstruksi yang telah dan masyarakat lebih mampu mengatasi ditetapkan. Ekspektasi atas pengembangan tantangan pembangunan, seperti bencana kapasitas harus dikelola dalam hal alam, pada masa mendatang. pembelajaran tersebut. 57 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 PELESTARIAN LINGKUNGAN mengalokasikan dana khusus untuk tujuan ini. Muncul perhatian besar untuk melindungi Proyek-proyek dalam Bidang Alokasi dana sumberdaya hutan dan keanekaragaman hayati Pelestarian Lingkungan (AS$ juta) yang sangat besar di Aceh selama rekonstruksi. Proyek Hutan dan 17,535 Pelestarian lingkungan merupakan tema lintas Lingkungan Aceh (AFEP) sektoral pada portofolio MDF dan menjadi Program Pengelolaan 39,40 tujuan utama dari dua proyeknya. Proyek Hutan Limbah Tsunami (TRWMP) dan Lingkungan Aceh (AFEP), dibentuk secara Jumlah 56,93 khusus untuk mencegah kemungkinan dampak negatif rekonstruksi terhadap ekosistem hutan MDF telah berkomitmen untuk melindungi Aceh yang sangat penting. Program Pengelolaan lingkungan di Aceh dan Nias pada semua Limbah Tsunami (TRWMP), pada awalnya proyeknya, dan merupakan salah satu dirancang untuk membantu membersihkan dari sedikit program rekonstruksi yang daerah bencana yang penuh dengan puing Pencapaian Penting: Pelestarian Lingkungan Hasil dan pencapaian proyek-proyek MDF dalam bidang ini: • Pengelolaan dan Pengawasan Hutan - 1 rencana tata ruang provinsi dan 7 rancangan untuk kabupaten yang memasukkan unsur lingkungan dan pelestarian telah disusun - Kesepakatan lokal mengenai pengelolaan dan pelestarian hutan telah dicapai di 27 gampong (desa) dan 14 mukim (kelompok desa adat) - Keikutsertaan rutin masyarakat dalam pengawasan hutan bersama di 74 gampong dan 15 mukim - 228 kebun pembibitan tanaman hutan telah didirikan dan berjalan • Pengelolaan Sampah Secara Lestari: - 126 kecamatan di 14 kabupaten dicakup dalam pengumpulan sampah kota (kenaikan 103% dibandingkan dengan sebelum tsunami) - 44.276 rumah tangga ikut dalam program rintisan pengumpulan sampah berbayar - 1.122 pegawai pemerintah telah dilatih dalam pengelolaan sampah padat - 260 usaha kecil/mikro dengan mata pencaharian berkelanjutan dalam pengelolaan sampah - 13 TPS telah dibangun - Rancangan teknis terperinci untuk satu TPA regional dan delapan TPA kabupaten telah dibuat - 1.100 hektare lahan pertanian telah dibersihkan dan direhabilitasi sehingga 1.771 rumah tangga dapat kembali menanam padi sawah • Pembinaan Kesadaran Lingkungan: - 1.000 orang guru telah mendapat pelatihan mengenai kesadaran akan pelestarian lingkungan - 34.800 pelajar telah mendapat pelatihan mengenai kesadaran untuk mengelola sampah dan 286 orang guru dan pelajar mendapat pelatihan mengenai daur ulang dan manfaat pengelolaan sampah padat - 8 sekolah mengikuti program bank daur ulang sampah - Kurikulum bidang lingkungan untuk SLTA telah disusun - Buku pelajaran bidang lingkungan untuk tingkat pendidikan dasar telah disusun 5 Setelah akhir dari laporan periode 30 September, sejumlah dana tambahan (AS$90 ribu) disediakan untuk proyek ini agar dapat melakukan penyerahan aset, sehingga jumlah akhir adalah AS$17,53 juta. 58 Bab 2 - Pencapaian MDF setelah tsunami. Program ini kemudian layanan pengelolaan limbah tersedia dan terus memberi sumbangsih penting pada pelestarian beroperasi setelah proyek ini ditutup. Proyek lingkungan jangka panjang di Aceh dan Nias ini membiayai perancangan dan rekonstruksi dengan menciptakan sistem pengelolaan limbah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah padat berstandar internasional. secara modern—satu unit TPA regional, satu tempat pembuangan sementara (TPS), dan Tujuan utama AFEP adalah melindungi tiga TPA kabupaten telah dibangun, dan sumberdaya hutan Aceh sehingga rancangan untuk empat TPA kabupaten lain memungkinkan pemerintah dan masyarakat telah diserahkan kepada pemerintah daerah.6 mengelolanya. Proyek ini memperlihatkan Pegawai dinas terkait di dua pemerintah pencapaian besar pada berbagai bidang penting kabupaten mendapatkan keterampilan dan dalam pengelolaan hutan secara tepat. Bidang sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyusun tersebut meliputi pengawasan pembalakan liar, peraturan daerah dalam pengelolaan limbah, bantuan bagi penegakan hukum, pencegahan yang kemudian disetujui oleh DPRD kabupaten pertikaian manusia-satwa liar, pemetaan masing-masing. Peraturan daerah tersebut sumberdaya hutan, penyusunan rencana menjadi contoh bagi Aceh, Nias, dan juga daerah pengelolaan hutan setempat, dan pembinaan lain di Indonesia, dan memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat. Sebagian besar kegiatan cara pengelolaan limbah secara internasional lapangan AFEP selesai dilaksanakan pada berhasil diterapkan di tingkat kabupaten. TRWMP tahun 2012. Salah satu kegiatan AFEP yang bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan paling berhasil ialah program Jagawana dari Umum dan Dinas Pekerjaan Umum kabupaten kalangan masyarakat, yang mempekerjakan untuk memastikan bahwa pencapaian proyek ini mantan pembalak liar, pemburu, dan mantan berkelanjutan. anggota GAM untuk mengawasi kegiatan ilegal, terus berjalan dengan bantuan dari donor TRWMP juga memperlihatkan keberhasilan lain maupun pemerintah daerah. Kegiatan ini dalam membantu pemulihan dan perbaikan maupun kegiatan AFEP lainnya telah mengubah mata pencaharian petani dan pengusaha hubungan timbal-balik antara masyarakat dan kecil-menengah. Proyek ini meningkatkan hutan di daerah cakupan proyek. Proyek ini kemampuan sektor swasta untuk mendaur ulang juga telah memasukkan persoalan lingkungan sampah. Kegiatan-kegiatannya mendorong ke dalam kerangka kerja pengelolaan dan sumber mata pencaharian yang berkelanjutan rencana tata ruang, dan membantu penyusunan dan meningkatkan kesadaran di kalangan peraturan dalam menangani pertikaian manusia- masyarakat akan pentingnya dan manfaat satwa liar untuk melindungi satwa liar maupun pengelolaan limbah padat, yang sementara ini mata pencaharian petani. memisahkan plastik dan sampah yang dapat didaur ulang dari TPA kabupaten. Proyek ini juga Setelah kegiatan pembersihan pada awal membentuk kemitraan dengan masyarakat yang pascatsunami, TRWMP memusatkan perhatian terkena dampak bencana dalam membersihkan pada pengelolaan limbah untuk melindungi lahan pertanian dari limbah tsunami. Lebih dari lingkungan di Aceh dan Nias. Proyek ini 1.000 hektar lahan pertanian dibersihkan dari mendukung kegiatan pembangunan kapasitas puing dan lapisan lumpur, dan kembali menjadi untuk memastikan bahwa prasarana dan lahan produksi. 6 Lihat lembaran info proyek pada Volume 2 dalam laporan ini untuk melihat rincian TPA baru tersebut. 59 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Latihan menghadapi tsunami dan gempa bumi, seperti yang dilakukan di salah satu SD di Banda Aceh Foto: ini, sekarang menjadi kegiatan rutin. Proyek DRR-A MDF berhasil mengarusutamakan pengurangan risiko Tarmizy Harva bencana ke dalam fungsi utama instansi-instansi pemerintah daerah. MDF menunjukkan bahwa kegiatan rekonstruksi PENINGKATAN PROSES PEMULIHAN pascabencana dapat dilakukan dengan cara ramah lingkungan, dan praktik terbaik global Proyek-proyek dalam Bidang Alokasi Dana dapat diterapkan dengan baik di daerah Peningkatan Proses Pemulihan (AS$ juta) bencana. Pemerintah dan masyarakat di Aceh Program Bantuan Teknis 24,78 dan Nias sekarang memiliki pengetahuan dan untuk BRR dan Bappenas (R2C3) kemampuan untuk memasukkan pelestarian lingkungan ke dalam rencana pembangunan Proyek Pengurangan Risiko 9,87 Bencana-Aceh (DRR-A) dan pengelolaan bencana pada masa depan. Program Transformasi 16,98 Model dan pendekatan yang dapat ditiru telah Pemerintah Aceh (AGTP) disusun, antara lain; AFEP membuat kurikulum sadar lingkungan untuk digunakan di sekolah di Program Transisi Kepulauan 4,59 Aceh, sedangkan TRWMP menyusun serangkaian Nias (NITP) modul pelatihan peningkatan kemampuan Jumlah 56,22 pegawai pemerintahan daerah dalam mengelola sampah. Pengalaman MDF dalam mendorong MDF berperan penting dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan secara baik selama proses efisiensi dan efektivitas proses pemulihan dan rekonstruksi ini memberi berbagai pembelajaran rekonstruksi keseluruhan dengan memberi yang berguna untuk keadaan pascabencana lain. bantuan teknis dan dukungan operasional 60 Bab 2 - Pencapaian MDF Hasil Penting: Peningkatan Proses Pemulihan Hasil dan pencapaian proyek-proyek MDF dalam bidang ini: • Meningkatkan kapasitas BRR dan Bappenas dalam melakukan koordinasi dan pelaksanaan rekonstruksi: - Membantu menyusun 217 strategi/kebijakan/panduan, mengkaji 192 proposal, dan memantau 284 proyek - Membangun dan memelihara 3 sistem informasi manajemen untuk (1) pemantauan kegiatan rekonstruksi; (2) pengelolaan pengetahuan dari hasil pembelajaran; dan (3) pengelolaan aset • Pengurangan Risiko Bencana telah diarusutamakan ke dalam proses pembangunan di Aceh dan Nias: - Telah disusun dan disetujuinya peraturan daerah (Qanun) tentang pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan peraturan daerah lainnya - Pusat Penelitian Bencana dan Penanggulangan Tsunami (TDMRC) telah dibina agar dapat menyediakan layanan informasi kepada pemerintah daerah - Kesadaran masyarakat dan kemampuan tentang DRR telah bertambah melalui penyusunan kurikulum, publikasi, dan kegiatan acara • Memperkuat kapasitas pemerintah dalam mengelola aset dan proses serah terima aset: - Program TA untuk BRR & Bappenas, AGTP, dan NITP berkerjasama untuk membantu pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam menyelesaikan tahap pengalihan aset kepada instansi pemerintah pusat dan provinsi. rekonstruksi dan rehabilitasi. Program TA Pada awalnya, dukungan MDF adalah kepada untuk BRR dirancang untuk memberikan BRR selaku koordinator program rekonstruksi dukungan pada sektor teknis dan operasional bernilai hampir AS$7 miliar untuk menjalankan yang dibutuhkan oleh lembaga tersebut mulai tugasnya dengan tepat waktu dan terbuka. MDF bulan Juli 2005 sampai dengan April 2009, membantu BRR dalam menyusun kebijakan, ketika tugasnya berakhir. Setelah BRR ditutup, strategi, landasan hukum, proyek, dan program, tanggung jawab koordinasi rekonstruksi serta sistem dan alat pemantauan atas seluruh ini dialihkan kepada Badan Perencanaan proses rekonstruksi. Setelah BRR ditutup, MDF Pembangunan Nasional (Bappenas). Dengan terus membantu koordinasi seluruh proses demikian, program ini untuk selanjutnya rekonstruksi melalui bantuan kepada instansi mengalihkan perhatiannya dengan membantu pemerintah pusat dan daerah yang mengambil Bappenas di tingkat pusat dan Bappeda Aceh dan alih tanggung jawab rekonstruksi. Tiga proyek, Sumatra Utara di tingkat provinsi. Program ini Program Bantuan Teknis (TA) untuk BRR dan diperpanjang hingga masa tugas MDF berakhir Bappenas (R2C3),7 Program Transformasi pada bulan Desember 2012 agar dapat terus Pemerintah Aceh (AGTP), dan Program Transisi membantu upaya rehabilitasi dan rekonstruksi Kepulauan Nias (NITP), meningkatkan efektivitas tahap akhir, misalnya koordinasi, pemantauan, dan efisiensi keseluruhan proses pemulihan pada pelaksanaan strategi penyelesaian proyek. pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. AGTP dan NITP menyediakan dukungan Program TA untuk BRR dan Bappenas membantu di tingkat provinsi dan kabupaten guna pemerintah dalam mengkoordinasikan kegiatan meningkatkan efisiensi dan efektivitas 7 Setelah BRR ditutup, TA untuk proyek-proyek BRR dan Bappenas juga dikenal dengan nama Proyek Koordinasi Penyelesaian dan Kelanjutan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (R2C3). 61 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 pemulihan di Aceh dan Nias. Sebagai pelengkap Baik AGTP maupun NITP telah menyelesaikan proyek TA untuk BRR dan Bappenas, AGTP dan kegiatan mereka dan ditutup pada bulan NITP bekerjasama dengan berbagai tingkat Juni 2012. pemerintah, seperti kementerian terkait, untuk membantu pengalihan aset rehabilitasi dari MDF membantu pengurangan risiko bencana BRR. AGTP dan NITP juga memastikan bahwa (DRR) dan kesiapsiagaan melalui proyek pemerintah provinsi memiliki kapasitas yang DRR-A di Aceh. DRR merupakan unsur lintas dibutuhkan dan kelembagaan yang tangguh sektoral dalam kegiatan MDF dan telah untuk mengambil alih tanggung jawab dan fungsi dimasukkan ke dalam banyak proyeknya. proyek yang sedang berjalan dan melanjutkan Proyek DRR-A dirancang untuk melembagakan kegiatan pembangunan setelah program dan mengarusutamakan DRR dalam jangka tersebut ditutup. AGTP membangun kapasitas panjang dalam proses pembangunan daerah, dan sinergi melalui penyatuan upayanya dengan dan melaksanakan DRR dari tingkat masyarakat tahapan pembangunan Pemerintah Aceh, yaitu hingga provinsi. Pendekatannya adalah perencanaan, penganggaran, pemantauan, dan meningkatkan kemampuan dan keberlanjutan evaluasi. NITP memprakarsai forum koordinasi DRR melalui bantuannya kepada lembaga di pemangku kepentingan untuk mempercepat daerah, seperti Pusat Penelitian Bencana dan proses pengalihan di Kepulauan Nias. Kedua PenanggulanganTsunami (TDMRC), Universitas proyek ini juga membantu penerapan standar Syiah Kuala di Banda Aceh dan sejumlah LSM penerimaan pegawai negeri berkualitas agar di berbagai kabupaten di provinsi tersebut. pemerintah provinsi di Aceh dan Nias lebih Proyek ini berperan penting dalam membantu siap dalam melaksanakan tanggung jawab pembentukan Badan Penanggulangan Bencana pembangunan jangka panjang di daerahnya. Aceh (BPBA). Agar memastikan manfaat DRR Menyiapkan Anak Sekolah Menghadapi Bencana Di salah satu wilayah Banda Aceh, dampak tsunami sangat besar sehingga sekarang dengan hanya satu sekolah semua anak tertampung, padahal dahulu ada tiga sekolah di sana. Nani Irawati, Kepala Sekolahnya, merasa prihatin dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana dan setuju dengan penerapan program percontohan yang memperkenalkan Pengurangan Risiko Bencana (DRR) dengan pendanaan MDF. Program yang dilaksanakan oleh Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) ini mengajarkan anak-anak mengenai tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran. Anak-anak tersebut mempelajari pengetahuan baru ini dengan cepat dan mereka berlatih secara rutin. Banyak sekolah di Aceh telah memasukkan DRR sebagai prosedur tetap sehingga anak sekolah mengetahui tindakan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan jiwa apabila menghadapi bencana alam . “Sekolah ini telah memasukkan pengetahuan bencana ke dalam berbagai mata pelajaran,” ujar Kepala Sekolah Nani. “Sekarang, murid mengerti tentang kemungkinan bencana di daerahnya dan bagaimana harus bereaksi.” 62 Bab 2 - Pencapaian MDF Anggota Koperasi Pemasaran Masyarakat Aceh (KOPEMAS Aceh) unit penggilingan beras di Pidie. Penggilingan Foto: beras ini didanai oleh Fasilitas Pendanaan Pembangunan Ekonomi Aceh (EDFF), yang membantu memberi Vicki Peterson keterampilan kepada ribuan orang petani, nelayan, anggota koperasi, dan pengusaha kecil. dapat terus dirasakan setelah tugas MDF PEMBANGUNAN EKONOMI DAN berakhir, proyek ini mendorong rasa memiliki MATA PENCAHARIAN atas agenda DRR dalam kemitraannya dengan pemerintah, media, LSM, dan kalangan akademik. Proyek-proyek dalam Bidang Alokasi Dana Kesimpulannya, DRR akan tetap menjadi unsur Pembangunan Ekonomi dan (AS$ juta) Mata Pencaharian penting dalam agenda pembangunan di Aceh. Fasilitas Pendanaan 50,00 Proyek DRR-A telah menyelesaikan kegiatannya Pembangunan Ekonomi dan ditutup pada bulan Mei 2012. Aceh (EDFF) Proyek Pengembangan 8,20 Tugas MDF untuk meningkatkan kemampuan Ekonomi dan Mata pemerintah dalam mengelola rekonstruksi Pencaharian Nias (LEDP) bencana telah membuat pemerintah pusat Jumlah 58,20 dan pemerintah Aceh dan Nias lebih siap dalam perencanaan dan pelaksanaan tanggap Dukungan MDF untuk pemulihan mata bencana dan upaya pembangunan pada masa pencaharian dan pembangunan ekonomi depan. Dengan pengalaman yang lebih banyak, dilaksanakan dengan strategi bertahap. pengetahuan, sistem, dan kerangka kerja yang Pendekatan secara bertahap ini mengisi sudah ada, instansi pemerintah akan menyadari kesenjangan dalam pemulihan masyarakat manfaat yang akan terus dirasakannya setelah dan prasarana pada tahap awal dan menengah tugas MDF berakhir pada tahun 2012, dan sedangkan dukungan untuk pembangunan merupakan warisan jangka panjang MDF. ekonomi dan mata pencaharian direncanakan 63 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 untuk dilaksanakan dalam proses rekonstruksi pemulihan dan rekonstruksi. Disamping itu, MDF pada tahap lebih lanjut. Dua proyek tiga proyek menyediakan pembiayaan mikro MDF terakhir, yaitu Fasilitas Pendanaan atau dana sosial untuk memenuhi kebutuhan Pembangunan Ekonomi Aceh (EDFF) dan akan uang tunai bagi rumah tangga yang Proyek Pengembangan Ekonomi dan Mata menjadi korban bencana (CSO, PPK, dan P2KP), Pencaharian Nias (LEDP), secara langsung dan TRWMP mendukung usaha kecil yang menangani perbaikan dalam mata pencaharian bergerak dalam daur ulang dan pengolahan dan pembangunan ekonomi. Proyek-proyek ini sampah. Kaum perempuan dapat memperoleh bertujuan untuk memperlancar transisi dari manfaat dari upaya MDF yang bertujuan untuk rekonstruksi menjadi pembangunan di Aceh memastikan bahwa mereka memiliki akses dan Kepulauan Nias dan membangun landasan tehadap kesempatan kerja baru dan lebih bagi pertumbuhan ekonomi pada masa depan. banyak tersebut. Dukungan awal MDF untuk pemulihan mata Dua proyek utama MDF yang memusatkan pencaharian dipusatkan pada pembukaan perhatian pada pembangunan ekonomi dan lapangan kerja dalam kegiatan rekonstruksi. mata pencaharian menunjukkan pencapaian Jutaan hari kerja, baik untuk perempuan luar biasa. Baik EDFF dan LEDP Nias mengalami maupun laki-laki tercipta, melalui kegiatan penundaan pelaksanaan sehingga masa pembangunan perumahan dan prasarana pelaksanaannya lebih pendek daripada yang masyarakat pada proyek Rekompak, PNPM- direncanakan semula. Komite Pengarah MDF R2PN, P2KP, dan PPK, pembersihan dan mengizinkan kedua proyek ini diperpanjang pengumpulan sampah pada proyek TRWMP, tanggal penutupannya agar memiliki waktu dan perbaikan serta pembangunan jalan melalui maksimum untuk mencapai tujuannya. pendekatan yang menggunakan sumberdaya Dengan tambahan waktu ini, kedua proyek setempat pada proyek ILO. Kesempatan kerja berhasil memenuhi sebagian besar tujuannya ini memberi pendapatan tunai yang sangat dan memberi dampak terukur terhadap dibutuhkan oleh korban bencana selama masa produktivitas dan pendapatan petani dan Pencapaian Penting: Pembangunan Ekonomi dan Mata Pencaharian Hasil dan pencapaian proyek-proyek MDF dalam bidang ini: • Bantuan untuk perbaikan lingkungan usaha: - 5 rencana induk pengembangan kakao di kabupaten telah disusun - 4 forum masyarakat-sektor swasta telah dibentuk (seperti Forum Kakao Aceh) untuk kakao, kopi, minyak nilam, dan perikanan • Bantuan kepada sektor swasta: - Hampir 40.000 petani dan nelayan telah dibantu dalam perbaikan mata pencaharian - Hampir 900 kelompok produsen telah dibantu - 13.800 produsen utama terhubung dengan pasar - 14,1 juta hari kerja telah diciptakan melalui proyek-proyek MDF - 60 koperasi baru komoditas utama terbentuk - Hampir 1,2 juta hari kerja tambahan diciptakan setiap tahun 64 Bab 2 - Pencapaian MDF Perempuan anggota kelompok petani padi yang mendapat bantuan dari LEDP Nias merasa bangga dapat Foto: “kembali bersekolah” untuk mendapatkan pelatihan yang diberikan oleh proyek tersebut. Proyek LEDP Sekretariat MDF memberi pelatihan kepada banyak orang untuk memperbaiki teknik seperti membuat kompos maupun menyediakan benih, pupuk, traktor tangan, dan peralatan lain. penerima manfaat proyek lainnya. Proyek EDFF kemasan, pemberian kemudahan pemasaran ditutup pada bulan November 2012 dan LEDP dan pembiayaan, dan juga pemberdayaan ditutup pada bulan Desember 2012. perempuan. EDFF membantu meningkatkan kemampuan EDFF juga membantu melibatkan petani dan untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan sektor swasta dalam pertumbuhan ekonomi di Aceh. Proyek bernilai AS$50 juta ini pada masa depan. Lebih dari 36.500 orang mendanai delapan subproyek yang telah produsen utama mendapat bantuan dari dipilih melalui proses yang terbuka untuk proyek ini, yang hampir 30 persen diantaranya membantu pengembangan sektor pertanian perempuan. Bantuan ini berdampak secara dan perikanan yang merupakan sektor utama tidak langsung kepada 100.000 anggota dalam perekonomian Aceh. Perhatian khusus keluarganya. Dukungan kepada produsen utama diberikan pada dua jenis tanaman ekspor ini menghasilkan peningkatan produktivitas dan penting, yaitu kopi dan kakao. EDFF membantu perbaikan kualitas berbagai jenis komoditas. pemulihan ekonomi daerah yang terkena Petani berhasil mendapatkan harga lebih tinggi dampak langsung dan tidak langsung dari untuk komoditas mereka dan para pedagang bencana tsunami dan gempa bumi. Subproyek pengumpul dan pedagang besar pun mendapat dilaksanakan di hampir semua kabupaten, manfaat dari produk berkualitas lebih tinggi yang meliputi kegiatan seperti penyediaan alat dan pasokan yang lebih pasti dari petani. dan sarana produksi pertanian, pembentukan Proyek ini membantu menciptakan lapangan koperasi, peningkatan kualitas dan perbaikan kerja dengan membuka lapangan kerja formal 65 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 baru dan melalui budidaya pertanian yang karet, peralatan seperti traktor tangan dan lebih memerlukan tenaga kerja. Kegiatan ini mesin pertanian seperti penggilingan padi, diperkirakan menghasilkan sekitar 1,2 juta dan pupuk disamping hibah langsung kepada hari-orang kerja per tahun atau menyediakan masyarakat. LEDP bekerjasama dengan proyek sekitar 4.400 pekerjaan tetap. lain di Nias, RACBP (yang dilaksanakan oleh ILO), yang bertujuan untuk memperbaiki Kesempatan pemasaran dan lingkungan usaha akses jalan ke daerah pedesaan. RACBP secara umum bagi komoditas penting berhasil membangun jalan kecil, jalan, dan jembatan ditingkatkan melalui sejumlah subproyek yang lebih baik di tiga kawasan ekonomi yang EDFF. Rencana induk pengembangan kakao menjadi sasaran proyek LEDP. Dengan cara di lima kabupaten telah disusun dan forum ini, peningkatan produksi pertanian oleh LEDP pengembangan usaha kakao, kopi, perikanan, dilengkapi dengan peningkatan kemudahan dan minyak nilam dibentuk atau diperkuat. pemasaran dan memperoleh layanan sosial, Melalui peningkatan hubungan dengan pasar yang pada akhirnya memperbaiki kesempatan dan bantuan pemasaran bagi usaha kecil, mata pencaharian dan pembangunan ekonomi terlihat jelas pemasaran lebih efisien dan di Nias. harga lebih tinggi sebagai hasil nilai tambah pengolahan beberapa komoditas. Inovasi TANTANGAN DAN MASALAH LINTAS SEKTORAL dalam pemasaran kopi melalui subproyek MDF berhasil mengatasi serangkaian tantangan yang dilaksanakan oleh IOM meliputi antara dalam rumitnya keadaan daerah yang menjadi lain lelang, sistem tanda terima gudang, dan wilayah operasinya. Keadaan pascabencana pemasaran melalui jaringan internet. Meskipun selalu merupakan tantangan, namun di Aceh proyek ini telah berhasil meletakkan landasan terdapat serangkaian tantangan khas karena bagi pembangunan ekonomi, perhatian pemulihan keadaan pascabencana menyatu selanjutnya dari pemerintah, LSM, dan dengan keadaan pasca konflik. Oleh karena itu, sektor swasta masih tetap diperlukan untuk diperlukan pendekatan rekonstruksi yang peka memastikan dipertahankannya hasil yang dan sadar akan keadaan tersebut. Kemampuan telah dicapai. pemerintah daerah dan masyarakat madani lokal sangat rendah akibat konflik selama bertahun- Program LEDP juga telah memperlihatkan tahun tersebut. Transportasi, prasarana, pencapaian yang baik dalam meningkatkan ekonomi, dan layanan sosial juga terkena mata pencaharian di Kepulauan Nias. Proyek dampaknya. Keadaan ini diperburuk dengan ini memberi bantuan teknis dan sarana produksi tingginya jumlah korban jiwa serta hilangnya bagi 100 kelompok petani dari berbagai semangat dan kemampuan masyarakat akibat kegiatan pedesaan yang berkaitan dengan gempa bumi dan tsunami tersebut. MDF tanaman penting, yaitu padi, kakao, dan karet. dengan tepat menangani keadaan ini dengan Proyek ini secara langsung memberi manfaat memasukkan pendekatan yang peka terhadap kepada lebih dari 3.700 orang petani, yang 37 konflik ke dalam program pascabencana di Aceh persen diantaranya perempuan, yang tersebar dan Nias. di 92 desa di lima kabupaten Kepulauan Nias. Melalui pelatihan teknis dan pengelolaan Sulitnya medan untuk pelaksanaan proyek usaha maupun pemberian sarana produksi sangat menantang di Nias yang terpencil. pertanian, proyek ini berhasil meningkatkan Jaringan perhubungan yang buruk, musim keterampilan dan produktivitas petani. Proyek hujan yang panjang, sulitnya mendapatkan ini membagikan benih padi, bibit kakao dan bahan bangunan berkualitas, dan sulitnya 66 Bab 2 - Pencapaian MDF Perempuan terlibat dalam pembangunan jalan desa di Nias. Kedua proyek yang dilaksanakan oleh ILO, RACBP, Foto: dan CBLR3 ini menerapkan pendekatan yang mengandalkan sumberdaya lokal, yang membuka kesempatan Sekretariat MDF kepada kaum perempuan untuk mempelajari keterampilan baru dan melakukan pekerjaan yang sebelumnya tidak terbuka bagi perempuan. mempekerjakan dan mempertahankan pegawai setelah penutupan BRR menimbulkan lapangan berkualitas sehingga menyebabkan tantangan baru. Dengan ditetapkannya keterlambatan pelaksanaan seluruh proyek di pengaturan mengenai lembaga baru dan daerah ini. Hambatan fisik ini diperburuk dengan dikembalikannya ke proses rutin pemerintah pemekaran kabupaten di kepulauan itu, yaitu menyebabkan penundaan mulainya pelaksanaan dari dua menjadi empat kabupaten dan satu beberapa proyek penting. Pengalihan ke proses kota. Pemekaran wilayah yang dilakukan selama rutin anggaran pemerintah dalam hal pencairan masa rekonstruksi ini semakin membebani dana, khususnya, merupakan tantangan. kemampuan pemerintah daerah yang ada untuk Penundaan persetujuan Daftar Isian Pelaksanaan melaksanakan proyek secara berhasilguna dan Anggaran (DIPA) pemerintah pusat setelah semakin membebani anggaran yang kecil. berakhirnya tugas khusus BRR menyebabkan tertundanya pelaksanaan beberapa proyek MDF. Pengalihan tanggung jawab rekonstruksi Penundaan ini—yang disertai dengan masalah- kepada instansi pemerintah di tingkat masalah pelaksanaan lain—memperpendek pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten waktu pelaksanaan beberapa proyek, yang 67 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 pada akhirnya, dalam beberapa hal, berdampak MDF terus mendorong kesetaraan jender dan terhadap kemampuan untuk memenuhi tujuan pemberdayaan perempuan pada portofolionya. proyek secara utuh. Program MDF mampu memperlihatkan keberhasilan besar dalam hal peningkatan peran Pembangunan kapasitas merupakan tantangan perempuan dalam rekonstruksi. Keberhasilan mendesak sehingga dirancang sebagai telah dicapai dalam pemberdayaan perempuan, unsur penting dalam semua proyek MDF. yaitu lebih banyak wakil perempuan dalam Kemampuan daerah, baik di Aceh maupun Nias, penetapan keputusan, meningkatnya hak sangat lemah yang tidak hanya diakibatkan oleh legal dan kepemilikan tanah perempuan, dan bencana, tetapi juga sebagai dampak dari konflik semakin tingginya daya tahan dan kesiapsiagaan selama bertahun-tahun di Aceh sedangkan dalam menghadapi bencana. Perempuan juga Nias terpencil dan terasing. Kajian Tengah mendapat manfaat ekonomi dari program Masa MDF menetapkan upaya peningkatan MDF. Proyek-proyek MDF membuka jalan bagi kemampuan dalam arti luas ini sebagai salah perempuan dalam mendapatkan pekerjaan satu sumbangan penting MDF bagi keseluruhan pada proyek rekonstruksi, yang berarti membuka rekonstruksi. Akan tetapi, pembangunan kesempatan baru bagi kaum perempuan untuk kapasitas membutuhkan waktu melebihi masa masuk ke dalam pasar tenaga kerja sektor rekonstruksi dan akan diperpanjang seusai non-tradisional seperti konstruksi. Perempuan masa tugas MDF. Salah satu hasil pembelajaran juga dipercaya untuk menerima bantuan penting dari pengalaman MDF dalam bidang ini mata pencaharian selaku petani, pedagang, adalah bahwa pembangunan kapasitas harus dan pengusaha kecil, dan dalam peningkatan dimasukkan pada saat penilaian kerusakan kemampuan dan pelatihan di berbagai sektor. dan kebutuhan awal keadaan pascabencana, dan strategi yang tepat untuk menangani Keberlanjutan investasi MDF merupakan kebutuhan akan pembangunan kapasitas ini perhatian penting untuk semua pemangku perlu ditetapkan sejak awal. kepentingan. Melalui MDF, investasi besar telah dilakukan di Aceh dan Nias. Hal ini tidak hanya Pengalihan aset rekonstruksi kepada instansi mendukung pemulihan bencana, tetapi juga terkait merupakan tantangan terbesar yang membantu meletakkan dasar bagi pembangunan dihadapi menjelang selesainya rekonstruksi. jangka panjang lewat perbaikan prasarana, tata Pengaturan pengalihan aset yang dibangun kelola dan kapasitas, perlindungan sumberdaya oleh program MDF—ditetapkan oleh masing- alam, kegiatan pertanian, dan lingkungan masing proyek. Disamping itu, MDF membantu usaha. Seluruh proyek melaksanakan strategi pemerintah pusat dan provinsi dalam proses penyelesaian pada bulan-bulan terakhir verifikasi dan pengalihan seluruh aset masa pelaksanaannya. Pencapaian portofolio rekonstruksi kepada pemerintah daerah melalui MDF mengagumkan, yang telah meletakkan proyek AGTP, NITP, dan TA untuk BRR dan landasan kokoh bagi keberlanjutan. Aceh Bappenas. Perlunya melakukan pengaturan dan Nias secara umum telah menyelesaikan yang tepat untuk pengalihan aset tersebut proses rekonstruksi, dan instansi pemerintah sebagai bagian dalam perancangan dan strategi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten akan penyelesaian proyek, merupakan pembelajaran menjadi pengendali utama bagi kelangsungan penting dari pengalaman rekonstruksi di Aceh pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada dan Nias. masa depan. 68 Cerita Fitur MDF Cerita Fitur MDF 1. Peralatan berat sedang menggali lumpur dan tanah liat untuk memperluas pinggir tempat pembuangan akhir (TPA) di Bireuen. 2. Fithri, 22 tahun, adalah salah satu dari sembilan orang perempuan dan 21 orang laki-laki yang mengerjakan TPA Bireuen pada proyek TRWMP. Foto: Koleksi UNDP 1 Perempuan dalam Rekonstruksi: Mendobrak Penghalang Keikutsertaan Perempuan dalam Dunia Kerja Proses rekonstruksi pascabencana membuka kesempatan untuk mengatasi masalah ketidaksetaraan jender dan sosial lainnya. Bencana memberi alasan yang kuat untuk melakukan tindakan secara berbeda, misalnya memberi kesempatan bagi kaum perempuan untuk memegang peran baru dalam masyarakat. Tiga proyek yang didanai oleh MDF—Program Pengelolaan Limbah Tsunami (TRMWP) yang dilaksanakan oleh UNDP dan Proyek Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan (CBLR3), dan Proyek Akses Pedesaan dan Pembangunan Kapasitas Nias (RACBP) yang dilaksanakan oleh ILO—menggunakan program rekonstruksi bencana untuk selalu memberi kesempatan kepada kaum perempuan untuk bekerja pada sektor non-tradisional, yaitu konstruksi. Proyek ini menjadi model yang menarik untuk melihat bagaimana penerapan kesetaraan kesempatan kerja melalui program rekonstruksi MDF terjadi. BERBAGI BEBAN KERJA: mengikat besi slop untuk fondasi tempat PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI MEMBANGUN pembuangan akhir sampah baru. TPA SAMPAH DI BIREUEN Terik sinar matahari menerpa sekelompok Sesekali, mereka berhenti bekerja untuk pekerja konstruksi di Bireuen, Aceh. Mereka minum, sambil membuka topi dan memanggul adukan semen di pundak, membasuh keringat yang mengalir di menggali tanah keras dengan cangkul, dan dahi mereka. 69 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 2 “Ini memang pekerjaan yang sulit,” ujar Fithri, Martin, mandor proyek, mengatakan, mahasiswa berusia 22 tahun yang mendapat “Semua bekerjasama tanpa masalah.” pekerjaan itu untuk mengisi liburannya. Dia menjelaskan bahwa tidak biasa bagi “Kami bekerja di bawah terik matahari. perempuan melakukan pekerjaan tersebut. Tetapi, kami gembira dapat bekerja karena “Menurut pengalaman saya selama tujuh kami membutuhkan uangnya.” tahun di proyek rekonstruksi pascabencana dan pascatsunami, keikutsertaan perempuan Dia adalah satu dari sembilan perempuan dalam pekerjaan konstruksi yang ‘mengotori yang bekerja di proyek pembangunan tangan’ sangat sedikit; boleh dikatakan tidak tempat pembuangan akhir sampah baru di ada.” Dia mengatakan bahwa perempuan Bireuen, yang merupakan satu dari empat biasa bekerja sebagai tenaga kasar dalam tempat pembuangan sampah dalam proyek bidang lain seperti pertanian atau tenaga TRWMP. Tetapi, proyek Bireuen ini berbeda kebersihan atau pemulung, tetapi jarang dengan tiga proyek tempat pembuangan dalam bidang konstruksi. sampah yang lain karena kesembilan perempuan ini melakukan pekerjaan yang Sebagian besar perempuan itu menggunakan biasanya dilakukan oleh laki-laki. Perempuan pendapatan mereka untuk membantu di Bireuen ini mengubah kebiasaan yang ada. keluarga, membiayai kebutuhan keluarga, “Kami melakukan pekerjaan yang mereka dan juga pendidikan. Kasmiati yang lakukan,” ujar Kasmiati, 35 tahun, menunjuk memiliki enam orang anak, yang empat kepada pekerja laki-laki di proyek itu. “Kami orang diantaranya masih bersekolah, menggali lubang untuk fondasi pagar, menggunakan gajinya untuk membayar uang mengikat besi slop untuk dilas, mengangkut sekolah mereka. bata, dan menggali parit untuk pipa.” Tempat pembuangan akhir sampah yang Sebagaimana halnya dengan perempuan sebelumnya ada di Bireuen sekarang lain di proyek tersebut, Kasmiati tidak menampung sekitar 2.300 meter kubik merasa malu bekerja keras untuk membantu sampah setiap bulan, dan makin lama makin keluarganya. penuh. Tempat pembuangan akhir sampah 70 Cerita Fitur MDF Perempuan dan laki-laki bekerja bersama dalam pembangunan TPA Bireuen pada proyek TRWMP. Foto: Koleksi UNDP yang baru ini akan menjadi kompleks yang sehingga tidak pernah terlintas di dalam lebih bersih untuk pembuangan sampah di pikiran Kiki dan Lisna, dua perempuan muda kabupaten, yang dilengkapi dengan sistem asal Nias, bahwa mereka akan bekerja di yang lebih bagus untuk pemisahan logam proyek pembangunan jalan. Tetapi, berkat dan bahan kimia beracun. kesempatan yang ditawarkan oleh proyek RACBP yang dilaksanakan oleh ILO di Nias, Fithri tinggal di Desa Cot Buket yang kedua orang ini mendapat pelatihan dan kini terletak dekat dengan tempat pembuangan bekerja sebagai mandor lokasi. Kenyataan di akhir sampah tersebut, dan sebagaimana lapangan menunjukkan bahwa prakarsa ini perempuan dari lingkungan sekitar yang membuka kesempatan berkarir dalam sektor bekerja dengannya, dia mendapat dua konstruksi bagi banyak perempuan Nias. manfaat langsung dari investasi MDF ini. Pertama, sebagai pekerja konstruksi dan Aries Eki Trisanti atau akrab dipanggil kemudian mendapat manfaat dari sistem Kiki, berusia 25 tahun asal Gunung Sitoli, pembuangan sampah rumah tangganya yang mengatakan, “Saya merasa lebih mampu ramah lingkungan. setelah menjalani pelatihan sebagai mandor lokasi. Saya juga merasa bahwa ini merupakan kesempatan baik untuk memberi MENEMBUS BATAS: DUA PEREMPUAN NIAS sumbangsih kepada masyarakat saya— MENJADI MANDOR LOKASI sebagai bagian dari upaya peningkatan akses Pekerjaan konstruksi secara tradisional jalan bagi warga Nias.” Kiki sekarang bekerja dianggap sebagai “lahan kaum laki-laki” di perusahaan kontraktor lokal. 71 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Pelatihan bagi pengawas lokasi, perempuan dan laki-laki, yang akan bertanggung jawab dalam Foto: pengawasan pembangunan jalan kecil dan jalan di Nias. Peningkatan kemampuan dan pelatihan Koleksi Proyek dengan pendekatan yang berbasis sumberdaya lokal merupakan unsur penting pada proyek RACBP. ILO Meslina Gea atau Lisna, yang berusia diri saya dan pencapaian saya ini. Di Nias, 23 tahun dari Siwalobanua Dua, bekerja masih banyak desa terpencil dan dengan sebagai mandor lokasi untuk perusahaan memperbaiki akses jalan, warga di sini kontraktor lain di Kabupaten Tuhemberua. dapat meningkatkan taraf hidup mereka.” Dia mengatakan, “Pada awalnya, sulit meyakinkan keluarga bahwa saya tidak hanya Kiki dan Lisna ingin menjadi teladan melakukan pekerjaan konstruksi, tetapi juga bagi yang lain. “Saya berharap bahwa mengelola lokasi. Sekarang, saya berhasil lebih banyak perempuan muda Nias membuktikan kepada mereka bahwa saya yang mampu melakukan berbagai hal dapat melakukan keduanya dan mereka dan memberi sumbangsihnya kepada merasa bangga.” masyarakat,” kata Kiki. Bagi Kiki, tantangan terbesar adalah Menurut Lisna, semakin baiknya akses melakukan pekerjaan membangun jalan. jalan di Nias akan membuka lebih “Saya bertanggung jawab dalam pembuatan banyak kesempatan kepada warga pulau campuran beton dan pemasangan batu tersebut, terutama kaum perempuan. tembok, dan pada waktu bersamaan Proyek RACBP telah membuka jalan untuk juga mengawasi proyek pilot jalan desa. itu; sekarang, ada lima perempuan dari Pada awalnya, saya tidak yakin dengan 16 orang peserta pelatihan yang berhasil kemampuan saya, tetapi rasa percaya diri lulus dari pelatihan mandor lokasi ILO dan saya bertambah setelah rekan kerja laki-laki mereka bekerja sebagai pengawas lokasi memuji kinerja saya. Saya bangga dengan proyek di Nias. Bab 3 Keuangan MDF: Mengelola 72 Bab 3 - Keuangan MDF: Mengelola Sumber Dana untuk Pencapaian yang Berkualitas Sumber Dana untuk Pencapaian yang Berkualitas Petani di Jeuram, Kabupaten Nagan Raya, memanen padi di sawah. Di bawah Fasilitas Pendanaan Foto: Pembangunan Ekonomi Aceh (EDFF), Asosiasi Koperasi Kanada (CCA) bekerjasama dengan koperasi setempat Mosista Pambudi melalui pendanaan hibah kepada delapan LSM yang terpilih. 73 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 MDF menghimpun dana hibah dari 15 donor agar dapat Keuangan MDF: Mengelola Sumber Dana untuk Pencapaian yang Berkualitas memenuhi kebutuhan rekonstruksi pascatsunami dan gempa bumi secara efektif dan efisien di Aceh dan Nias. Pengawasan dan pengelolaan keuangan dilakukan oleh Bank Dunia sebagai Wali Amanat MDF. KOMITMEN Hingga bulan September 2012,1 MDF telah menerima komitmen berjumlah seluruhnya AS$654,7 juta dari 15 donor. Komitmen ini kemudian diformalkan dalam bentuk kesepakatan kontribusi. Dua donor mengurangi jumlah kontribusi dari komitmen sebelumnya, dan kini seluruh bantuan telah diterima dalam bentuk dana tunai. Sepanjang pelaksanaan program, nilai seluruh komitmen tersebut disetarakan dalam mata uang dolar Amerika sesuai dengan nilai tukar pada saat dana diserahkan kepada MDF. Seluruh kontribusi sekarang telah dikonversikan ke dalam dolar Amerika, dan tidak ada perubahan atas jumlah kontribusi yang tercantum pada Tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1: Komitmen dan Kontribusi per Tanggal 30 September 2012 Kesepakatan Dana Tunai Kontribusi yang telah Sumber yang Diterima Ditandatangani (AS$ juta) (AS$ juta) Uni Eropa 271,30 271,30 Pemerintah Belanda 146,20 146,20 Pemerintah Inggris 68,50 68,50 Pemerintah Kanada 20,22 20,22 Bank Dunia 25,00 25,00 Pemerintah Swedia 20,72 20,72 Pemerintah Norwegia 19,57 19,57 Pemerintah Denmark 18,03 18,03 Pemerintah Jerman 13,93 13,93 Pemerintah Belgia 11,05 11,05 Pemerintah Finlandia 10,13 10,13 Bank Pembangunan 10,00 10,00 Asia Pemerintah Amerika 10,00 10,00 Serikat Pemerintah Selandia 8,80 8,80 Baru Pemerintah Irlandia 1,20 1,20 Jumlah Kontribusi 654,66 654,66 1 Seluruh data keuangan pada bab ini disajikan berdasarkan perhitungan per tanggal 30 September 2012, kecuali apabila ada keterangan khusus. 74 Bab 3 - Keuangan MDF: Mengelola Sumber Dana untuk Pencapaian yang Berkualitas Menghubungkan kembali Aceh dan Nias dengan Dunia Lima pelabuhan yang dibangun kembali oleh MDF telah membantu menghubungkan kembali Aceh dan Nias dengan dunia luar. Untuk meningkatkan keahlian dalam mengoperasikannya, Program Angkutan dan Logistik Laut (SDLP) MDF yang dilaksanakan oleh Program Pangan Dunia (WFP), menyediakan pelatihan pengelolaan pelabuhan. Lebih dari 230 pegawai dari 18 pelabuhan di Aceh dan Nias mengikuti pelatihan secara mendalam di bidang administrasi dan layanan pelabuhan. “Kami memelajari pengelolaan pelabuhan, yang berguna dan juga penting,” ujar Teuku Naziruddin, petugas teknis pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. “Pengetahuan ini dapat langsung kami terapkan dalam mengelola pelabuhan.” Tidak lama setelah tsunami terjadi, SDLP membantu pengangkutan material rekonstruksi yang sangat diperlukan untuk wilayah bencana, termasuk wilayah yang sulit dicapai di kepulauan Nias dan Simeulue. Untuk memastikan tersedianya manajer dan operator pelabuhan yang terlatih pada masa depan, modul SDLP kini telah dimasukkan ke dalam program studi bisnis Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh. DANA TUNAI YANG DITERIMA tidak terpakai berjumlah AS$600 ribu telah Terhitung tanggal 30 September 2012, MDF dikembalikan kepada MDF. Dengan demikian, telah menerima dana sejumlah AS$685,9 juta. dana tunai berjumlah AS$31,2 yang diterima Dana tersebut berasal dari tiga sumber, yaitu: oleh program ini berasal dari investasi atas kontribusi donor, pendapatan dari pengelolaan kontribusi donor. dana investasi, dan bunga dari proyek. Dana tunai dari donor berjumlah AS$654,7 juta. ALOKASI Pendapatan dari investasi kontribusi donor Komite Pengarah MDF pada awalnya berjumlah AS$30,6 juta. Proyek yang ada juga mengalokasikan AS$659 juta melalui hibah menghasilkan pendapatan berupa bunga, yang untuk 23 proyek.2 Selama pelaksanaan program, digunakan untuk kegiatan proyek—sisa dana pendanaan untuk beberapa proyek dibatalkan 2 Alokasi untuk masing-masing proyek dapat dilihat pada Bab 2 dan lembar fakta proyek Volume 2. 75 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 atau proyek ditutup dengan menyisakan lebih kurang sama untuk proyek lingkungan, dana. Oleh karena itu, realisasi pembiayaan pembangunan ekonomi, peningkatan proyek yang berjumlah AS$630 juta lebih kecil pemulihan, dan pembangunan kapasitas/tata daripada alokasi hibah yang direncanakan kelola. Setiap bidang mendapat alokasi bernilai sebelumnya. Dana yang dibatalkan dan antara tujuh dan sembilan persen dari porfolio. sisa dana dari proyek yang sudah ditutup Lihat Gambar 3.1 di bawah. ini telah dikembalikan kepada MDF. Sejauh memungkinkan, dana yang dikembalikan ini Gambar 3.1: Alokasi Dana Menurut Bidang kemudian digunakan untuk proyek-proyek 8% Peningkatan MDF lainnya. Beberapa proyek yang ditutup Proses Pemulihan 9% Pembangunan pada bulan Desember 2012, yang bersamaan Ekonomi dengan akhir masa tugas MDF, diperkirakan dan Mata terdapat sisa dana lebih banyak lagi. Pencaharian 32% Pemulihan Kontribusi donor telah dimanfaatkan 9% Perlindungan Masyarakat Lingkungan sepenuhnya untuk mendukung proyek. Hidup Kontribusi donor berjumlah AS$654,7 juta digunakan sepenuhnya untuk membiayai 7% Tata portofolio MDF yang terdiri dari 23 proyek, Kelola dan Pembangunan 35% Transportasi dan dengan jumlah alokasi sebesar AS$630 juta per Kapasitas Infrastruktur Skala Besar tanggal 30 September 2012. Kontribusi donor juga digunakan untuk menutupi sebagian biaya program. Kekurangan biaya program ini ditutup dengan pemasukan dari investasi dan bunga yang didapat. Pemerintah Indonesia memimpin upaya rekonstruksi, mengkoordinasikan dan Sisa dana berjumlah AS$23,2 juta. MDF melaksanakan sebagian besar proyek MDF. memperkirakan jumlah ini dan sisa dana dari MDF memberi keleluasaan kepada Pemerintah proyek-proyek yang selesai pada akhir bulan Indonesia dalam memanfaatkan sumber dana Desember 2012 tidak akan terpakai. Sisa dana MDF untuk melaksanakan proyek melalui sebesar AS$23,2 juta ini berasal dari pendapatan gabungan mekanisme pelaksanaan yang investasi dan bunga yang didapat oleh program mencakup kementerian terkait, LSM, UNDP, dan proyek. ILO, dan WFP. Sekitar 73 persen dana MDF disalurkan melalui APBN dan sebagian besar MDF melakukan investasi yang signifikan dana ini dikelola oleh BRR dan dilanjutkan pada enam bidang sesuai dengan prioritas oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Sekitar 23 Pemerintah Indonesia. Sekitar sepertiga dari persen dana MDF dikelola melalui kemitraan portofolio dialokasikan untuk infrastruktur besar tiga badan PBB (UNDP, WFP, dan ILO), dan empat dan transportasi. Sepertiga lagi dialokasikan persen selebihnya dilaksanakan oleh LSM untuk pemulihan masyarakat, misalnya (Gambar 3-2). Pemerintah Indonesia melakukan perumahan dan infrastruktur masyarakat. Proyek koordinasi dan kepemimpinan yang mantap pada empat bidang lainnya mendapat sepertiga selama pelaksanaan rekonstruksi, dan ini sangat alokasi selebihnya dimana dana dibagikan membantu dalam meraih pencapaian yang 76 Bab 3 - Keuangan MDF: Mengelola Sumber Dana untuk Pencapaian yang Berkualitas Pemerintah Indonesia memimpin dan melakukan koordinasi erat pada saat upaya rekonstruksi sehingga memberikan hasil-hasil yang diakui yang menjadikan rekonstruksi Aceh dan Nias sebagai model aksi tanggap pascabencana. diakui secara luas dan membuat rekonstruksi Sementara itu, dua bidang lainnya—Infrastruktur Aceh dan Nias model internasional dalam hal Besar dan Transportasi, dan Pembangunan tanggap pascabencana. Ekonomi dan Mata Pencaharian—per tanggal 30 September 2012, telah mencapai pengeluaran Gambar 3.2: Badan Pelaksana Proyek MDF 85 persen atau lebih dari dana yang dialokasikan. 13% Kementerian ILO WFP 3% 4% Pembangunan 2 % Badan Pengeluaran tahunan kepada proyek turun Daerah Tertinggal Pertanahan menjadi AS$15,7 juta dalam periode laporan Nasional ini, dibandingkan dengan AS$88,9 juta UNDP 16% pada periode laporan sebelumnya, seiring 4% LSM dengan akan berakhirnya program MDF. Laju 14% Kementerian pengeluaran diperkirakan terus menurun hingga Dalam Negeri 44% Kementerian proyek yang masih tersisa selesai dan ditutup. Pekerjaan Umum Tidak akan ada pengeluaran dana ke proyek setelah tanggal 31 Desember 2012. Sekitar AS$584,9 juta telah dibelanjakan untuk kegiatan proyek, yang merupakan 96 persen dari jumlah pengeluaran per tanggal PENGELUARAN DAN BELANJA 30 September 2012. Seluruh pengeluaran Sekitar AS$604,2 juta telah dikeluarkan proyek harus dilakukan selambat-lambatnya untuk proyek yang ada dalam portofolio pada tanggal 31 Desember 2012. Seluruh sisa MDF per tanggal 30 September 2012. Jumlah dana dari program yang sudah ditutup akan pengeluaran ini merupakan 95 persen dari dikembalikan kepada MDF (lihat Grafik 3.1). jumlah yang dialokasikan, dibandingkan dengan pengeluaran sebesar 91 persen pada periode Tanggal penutupan sejumlah proyek yang yang sama pada tahun lalu. Empat bidang mengandung komponen prasarana fisik dan yang telah mencapai 100 persen pengeluaran proyek yang dimulai terlambat diperpanjang adalah Pemulihan Masyarakat; Pelestarian hingga 31 Desember 2012. Langkah ini Lingkungan; Peningkatan Proses Pemulihan; memperpanjang waktu pelaksanaan dan Pembangunan Kapasitas dan Tata Kelola. proyek prasarana penting dengan kegiatan 3 Pembiayaan berjumlah AS$88.370 diserap untuk Proyek Kehutanan dan Lingkungan Aceh setelah tanggal 30 September 2012. 77 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Grafik 3.1. Alokasi, Pengeluaran, dan Pembelanjaan Menurut Sektor Per tanggal 30 September 2012 (dalam AS$ juta) 250 Alokasi Dana Penyerapan 100% 100% 91% 88% Pengeluaran 200 150 100 100% 100% 100% 89% 88% 81% 100% 100% 50 - Pemulihan Masyarakat Infrastruktur & Penguatan Peningkatan Proses Lingkungan Hidup Pembangunan Ekonomi Transportasi Tata Kelola Pemulihan & Mata Pencaharian fisik, sekaligus perpanjangan pengeluaran yang berjumlah AS$654,7 juta, dan dana ini dan pembelanjaan. Proyek dalam bidang telah diprogramkan secara penuh. Penggunaan pembangunan ekonomi dan mata pencaharian kontribusi donor telah sepenuhnya sesuai yang mulai terlambat juga mendapat kesempatan dengan tujuan. Saldo sebesar AS$23,2 juta, yang untuk memperpanjang waktu pelaksanaan, berasal dari pendapatan investasi dan bunga pengeluaran dan pembelanjaan hingga tanggal yang didapat oleh program dan proyek, dan sisa 31 Desember 2012. dana proyek yang ditutup pada bulan Desember 2012 akan dikembalikan kepada donor untuk RINGKASAN KEUANGAN PADA ditetapkan penggunaannya setelah program ini PENUTUPAN PROGRAM ditutup dan selesainya perhitungan akhir. Dana Secara keseluruhan, status keuangan MDF ini dianggap telah dikelola dengan baik oleh Wali pada waktu penutupan dinyatakan sehat dan Amanat dan Sekretariat MDF, dengan hasil baik, MDF dianggap telah dikelola dengan baik. pelaporan keuangan secara transparan, dan MDF menerima kontribusi dari para donor laporan penggunaan dana yang tepat waktu. Grafik 3.2: Ringkasan Keuangan Per tanggal 30 September 2012 (dalam AS$ juta) 700,00 600,00 654.7 630 500,00 96% 604.2 584.9 400,00 dari Kontribusi 95% 97% 300,00 dari Alokasi dari Penyerapan 200,00 100,00 23.2 - Kontribusi Alokasi Penyerapan Pengeluaran Sisa 78 Cerita Fitur MDF Cerita Fitur MDF 1. Sebelum jalan dibangun, Pak Idris hanya memiliki warung kecil. Sekarang dia mempunyai grosir yang memasok ke 50 warung dan memperkerjakan empat pegawai. 2. IRFF memperbaiki jalan nasional sepanjang 26 kilometer di Pulau Weh. Jalan ini memungkinkan pengiriman barang untuk rekonstruksi dan pemulihan ke daerah yang terkena tsunami dan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi di pulau ini. Foto: Tarmizy Harva 1 Perbaikan Jalan dan Layanan Air Bersih Menyediakan Peluang Baru di Sabang Mantan Wakil Walikota Sabang merupakan pemimpin yang memiliki misi. Dalam beberapa tahun belakangan ini, Pak Islamuddin dan stafnya di pemerintah kota bekerja keras untuk mengubah citra Sabang dan mempromosikan pulau itu sebagai tempat yang menarik untuk bisnis, investasi, dan liburan. “Karena merupakan pulau terluar di wilayah Sabang terkenal dengan keindahan alamnya. Indonesia, orang selalu menganggap Sabang Salah satu tempat wisata pulau yang paling sebagai kota dengan jalan rusak,” ujarnya. menarik adalah Desa Iboih. Akan tetapi, sulit “Itu dulu memang benar. Tetapi, jalan baru mencapai daerah ini karena jalan yang buruk. yang dibangun oleh MDF telah mengubah Akibatnya, tidak banyak orang berkunjung ke pandangan ini.” desa itu. Air bersih juga sempat menjadi masalah Namun sekarang, menurut Danil Faldillah, di Sabang, kata mantan wakil walikota pemilik penginapan Sabang Merauke Inn, ini. “Sarana penyediaan air bersih yang jalan baru telah mengubah potensi wisata di dibangun oleh MDF untuk PDAM memberi bagian pulau tersebut. dampak yang besar. Untuk mendapatkan air bersih memang sulit di Sabang, “Samudra Hindia itu halaman belakang terutama distribusi air bersih ke rumah- rumah saya. Desa ini terkenal di kalangan rumah. Sarana penyediaan air bersih wisatawan petualang. Orang datang untuk dibangun untuk membantu korban yang menyelam dan snorkeling, dan sebelum terpaksa pindah karena tsunami. Jaringan tsunami banyak pelatih selam di sini. Kami ini melayani 6.000 keluarga dan sekarang, membuka hotel ini sekitar 40 tahun lalu. pemerintah kota berencana memperluas Jalanan sangat buruk waktu itu. Tetapi layanan ke seluruh pulau.” sekarang, dengan jalan yang bagus, para 79 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 2 wisatawan merasa senang dan meluangkan waktu untuk berkunjung ke Sabang. “Dengan perbaikan Pendapatan kami pun meningkat.” Danil juga infrastruktur kami dapat melihat manfaat lain bagi masyarakat setelah jalan baru dibangun. Akses ke berbagai menarik investor. Tapi ini tempat lebih mudah, sehingga harga bahan baru langkah awal. Ini adalah kebutuhan pokok menjadi lebih murah. masa-masa yang penuh semangat, dan kami punya Di desa lain yang terletak 20 kilometer dari kota Sabang, pemilik toko bernama Pak Idris rencana besar untuk Sabang.” menjelaskan bagaimana usahanya berubah dalam beberapa tahun terakhir. Pelanggan Pak Idris juga dapat menikmati manfaat dari jaringan penyediaan air bersih “Saya memiliki toko di pinggir jalan ini sudah yang baru. Sebelum jaringan baru tersebut 12 tahun. Sebelum jalan dibangun, saya hanya dipasang oleh PDAM, setiap rumah punya warung. Barang dagangan sedikit dan mengeluarkan biaya Rp200 ribu setiap saya hanya pedagang eceran. Setelah jalan bulan untuk membeli satu tangki air bersih. dibangun, saya mulai mengembangkan Sekarang mereka hanya mengeluarkan usaha. Awalnya hanya ada seorang pegawai, antara Rp50 ribu sampai Rp60 ribu tiap sekarang saya memperkerjakan empat bulan untuk membayar langganan air. orang. Toko saya sekarang lebih merupakan toko grosir dengan pelanggan 50 warung “Jalan baru dan air bersih mengubah hidup dalam radius 10 kilometer. Sebelum jalan orang,” ujar Pak Idris. ini ada, pedagang harus pergi ke kota yang jaraknya 20 kilometer untuk membeli barang Di Puskesmas Sukakarya, pejabat Kepala dagangan, dan menghabiskan banyak uang Puskesmas Ibu Poppy, bidan Ibu Radiah, dan untuk transportasi. Mereka juga tidak kepala perawat Ibu Hanum menyebutkan dapat membawa banyak barang di dalam perbaikan layanan kesehatan masyarakat bus. Sekarang biaya yang mereka keluarkan dalam dua tahun terakhir dikarenakan jalan lebih kecil.” baru tersebut. 80 Cerita Fitur MDF Jalan baru ini mendatangkan lebih banyak wisatawan dan pengunjung, seperti penyelam yang Foto: berkunjung ke daerah Iboih ini, dan pada akhirnya, menciptakan lapangan kerja pada sektor Tarmizy Harva pariwisata. 40 orang. Bidan di puskesmas ini memiliki “Bidan di puskesmas ini sepeda motor dan selalu siap panggil. memiliki sepeda motor dan Dengan adanya jalan baru ini, kami sekarang dapat menjangkau kaum perempuan yang selalu siap panggil. Dengan membutuhkan bantuan dengan cepat. adanya jalan baru ini, kami Hal ini tidak akan berjalan jika jalan tidak sekarang dapat menjangkau diperbaiki.” kaum perempuan yang Agar semakin meningkatkan layanan membutuhkan bantuan puskesmas, pipa air dari PDAM sudah dengan cepat.” dipasang di kamar pasien. “Karena mudahnya mendapatkan air bersih ini, kami tidak perlu lagi khawatir kehabisan air pada musim kemarau. Dengan demikian, kami dapat “Puskesmas ini berdiri tahun 1973. Kami melayani pasien dengan lebih baik,” ujar Ibu mengalami banyak pertambahan jumlah Hanum. pasien sejak jalan baru dibuat. Sebelumnya, kami hanya melayani antara 8 dan 15 orang “Kami senang dengan meningkatnya jumlah pasien tiap hari; sekarang, kami merawat pasien yang datang ke puskesmas. Tentu saja, antara 30 dan 60 orang per harinya,” kata Ibu ini tidak berarti bahwa warga menjadi lebih Poppy. sering sakit!” kata Ibu Poppy. “Kami melihat warga sekarang datang ke puskesmas untuk Ibu Hanum sepakat. “Sebelum ada jalan baru, masalah umum kesehatan—memeriksa staf kami 20 orang. Sekarang, jumlahnya kesehatan, mendapatkan informasi mengenai 81 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Dampak jalan yang lebih baik, Bidan Popi dapat mendatangi ibu-ibu hamil di daerah pedesaan dari Foto: puskemas dengan mengendarai sepeda motor. Tarmizy Harva makanan sehat, dan memeriksa tekanan darah. Jadi, kesadaran terhadap kesehatan pun meningkat. Transportasi yang lebih baik Kota Sabang terletak di ujung paling barat dengan adanya jalan baru sekaligus dengan Indonesia; tepatnya di Pulau Weh. Di sini layanan kesehatan cuma-cuma di Aceh telah terdapat dua proyek prasarana MDF, yaitu mengubah keadaan menjadi lebih baik.” Program Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur (IREP) dan Fasilitas Pendanaan Pak Islamuddin merasa bahwa sekarang Infrastruktur (IRFF), bekerjasama dengan adalah saat yang gemilang untuk Sabang. BRR dan Kementerian Pekerjaan Umum membangun kembali prasarana penting. “Prasarana bukan satu-satunya penyebab IRFF memperbaiki jalan nasional sepanjang yang dapat menarik pemodal” ujarnya. 26 kilometer di sekeliling pulau ini. Jalan “Kami harus memikirkan cara-cara baru ini memudahkan pengiriman bahan supaya mereka mau datang ke Sabang. konstruksi sehingga mendukung kegiatan Pada tahun lalu, kami menjadi tuan rumah rekonstruksi dan pemulihan di daerah Regatta Internasional yang berjalan dengan bencana tsunami dan sekarang membantu baik; dan para peserta terkejut melihat meletakkan landasan bagi pertumbuhan bahwa Sabang memiliki sarana yang ekonomi masa depan di pulau tersebut. lebih baik dibandingkan dugaan mereka IRFF juga membangun jaringan penyediaan sebelumnya.” air bersih di pulau itu untuk 6.000 rumah, yang mencakup juga keluarga yang terpaksa “Kami punya rencana besar untuk Sabang,” direlokasikan karena rumah mereka hancur ujarnya dengan bersemangat. “Ini hanyalah akibat tsunami. langkah awal.” Bab 4 Di Penghujung MDF: Warisan 82 Bab 4 - Di Penghujung MDF: Warisan Rekonstruksi yang Berhasil Rekonstruksi yang Berhasil Anak-anak desa di jembatan Oyo, yang menghubungkan Desa Lahagu dan Taraha di Nias Selatan. Jembatan Foto: ini membuat akses ke sekolah, layanan kesehatan, dan pasar terus terbuka sepanjang tahun. Koleksi proyek- proyek ILO 83 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Multi Donor Fund untuk Aceh dan Nias mengakhiri Di Penghujung MDF: Warisan Rekonstruksi yang Berhasil program rekonstruksi pada tanggal 31 Desember 2012. MDF dianggap oleh kalangan luas sebagai salah satu program rekonstruksi pascabencana yang paling berhasil. Dengan melihat kembali pengalaman delapan tahun tersebut, dapat diambil pelajaran mengenai penyebab utama keberhasilan yang dapat diterapkan dan disesuaikan untuk program lain pada masa yang akan datang. Dalam penutupan program ini, sangatlah penting untuk meninjau ulang penyebab utama keberhasilan MDF yang dapat diukur dan diterapkan oleh program lain dalam menilai keberhasilan pelaksanakan program mereka. Untuk itu, bab ini menjawab dua pertanyaan pokok MDF: (1) Apa penyebab utama sehingga program berhasil? dan (2) Bagaimana kita dapat mengukur keberhasilan pelaksanaan program? Bab ini diakhiri dengan kajian mengenai warisan yang ditinggalkan oleh MDF. PENYEBAB KEBERHASILAN MDF Keberhasilan MDF berdasarkan pada landasan kerja strategis berupa tiga pilar yang saling terkait, yaitu kemitraan yang kokoh, pelaksanaan bertahap, dan perhatian pada unsur-unsur lintas sektoral yang bersifat kualitatif. Gabungan dari pihak-pihak institusi yang saling terkait dan pelaksanaan strategi ini menghasilkan model rekonstruksi pascabencana yang dapat disesuaikan untuk berbagai jenis bencana dan keadaan rawan lainnya. Apabila faktor penyebab tersebut tidak ada pada tahap awal rekonstruksi, cara lain dapat diterapkan sepanjang ini sejalan dengan asas pokok, yaitu kepemimpinan dan penetapan keputusan di daerah, dukungan dari pemangku kepentingan, pelaksanaan strategis, dan mengutamakan kualitas saat memulai dan mengakhiri kegiatan. Kepemimpinan pemerintah yang mantap dengan menyertakan semua mitra merupakan penyebab pertama dan utama dalam keberhasilan MDF. Kepemimpinan Pemerintah Indonesia menciptakan strategi rekonstruksi yang jelas, koordinasi yang kokoh untuk upaya rekonstruksi dan pembentukan lembaga yang sesuai dengan keadaan dan cakupan bencana memungkinkan MDF sejak awal menyatukan berbagai mitra dalam melaksanakan rekonstruksi secara fleksibel dan tepat guna. Dengan kepemimpinan pemerintah dalam agenda rekonstruksi ini, mitra-mitra lain dapat menyatukan dukungan mereka dalam satu kerangka 84 Bab 4 - Di Penghujung MDF: Warisan Rekonstruksi yang Berhasil Ainal Mardhiah Mengubah Sampah menjadi Emas Ketika Ainal Mardhiah mengajar bahasa Inggris di Yayasan Lamjabat, LSM lokal, dia tidak pernah membayangkan akan dapat menjadi pakar daur ulang. Tetapi ketika LSM ini mulai bekerjasama dengan Program Pengelolaan Limbah Tsunami (TRWMP), dia ternyata memiliki bakat membuat barang kebutuhan rumah tangga dan kerajinan dari barang buangan. TRWMP pada awalnya memusatkan perhatian pada pembersihan limbah tsunami, namun kemudian mulai memperkenalkan sistem modern pengelolaan sampah padat di Aceh. Program ini juga membentuk kelompok perempuan dan memberi pelatihan dalam pembuatan dan pemasaran hasil kerajinan yang terbuat dari sampah daur ulang . “Ada pasar untuk kerajinan tangan seperti tas, dompet, kotak tisu, bunga, dan barang kebutuhan rumah tangga lain,” ujar ibu dari empat anak, ini. Kaum perempuan sekarang dapat ikut menyumbang penghasilan keluarga tanpa harus meninggalkan rumah atau anak-anak mereka. Dan manfaat lain adalah pasokan bahan baku yang jelas tidak akan pernah habis. kerja. Pengumpulan dana dari para donor Tahap ketiga memusatkan pada peralihan merupakan cara yang efektif dan efisien untuk menuju keberlanjutan melalui peletakan mengkoordinasikan upaya dan bantuan bagi landasan bagi pembangunan ekonomi dan mata strategi rekonstruksi pemerintah. Penggabungan pencaharian maupun pembangunan kapasitas keahlian, kemampuan dan tata cara khas dari yang lebih terarah. Pendekatan bertahap ini berbagai Badan Mitra dan Badan Pelaksana berperan penting bagi keberhasilan MDF, mendorong berbagai macam tanggapan dalam dalam membantu menyeimbangkan kebutuhan agenda pemulihan pemerintah. akan kecepatan, kualitas, kepemilikan, dan keberlanjutan, dan pada akhirnya, memenuhi Keberhasilan MDF juga dipicu oleh penerapan harapan dari berbagai pemangku kepentingan strategi bertahap dalam rekonstruksi agar selama proses rekonstruksi berlangsung. dapat memenuhi kebutuhan para korban bencana yang dapat berubah. Dengan Penyebab utama ketiga atas keberhasilan pendekatan bertahap ini, tahap pertama MDF adalah dukungan unsur-unsur lintas membantu kebutuhan pemulihan yang paling sektoral dalam rekonstruksi. Unsur-unsur mendesak seperti tempat tinggal, prasarana ini antara lain adalah keikutsertaan jender, desa, logistik, dan perbaikan jalur transportasi pengelolaan lingkungan hidup, pengurangan penting. Tahap kedua memenuhi kebutuhan risiko bencana, dan pembangunan kapasitas, yang lebih rumit dalam rekonstruksi prasarana yang berkontribusi atas peningkatan kualitas seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dan pencapaian rekonstruksi ini. Pembelajaran lingkungan hidup serta pembangunan kapasitas. penting dari pengalaman MDF adalah 85 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 perlunya perhatian pada unsur-unsur lintas Pertama, MDF dibentuk sebagai kemitraan sektoral ini sejak awal, yaitu tahap penilaian yang dipimpin oleh pemerintah secara mantap, awal dan perancangan agar dapat disusun yang kemudian berubah menjadi mekanisme data dasar dan strategi serta menyatu dalam rekonstruksi bencana yang sangat efektif. rencana pelaksanaan proyek. Seluruh proyek MDF berhasil mengelola kemitraan dengan MDF menyertakan strategi untuk mengakhiri pemerintah pusat dan daerah, donor, badan kegiatan guna mengatur kelanjutan pembangunan internasional, LSM dalam pengelolaan investasi agar dampak investasi dan luar negeri, masyarakat madani, dan MDF dapat selanjutnya terus dilaksanakan yang paling penting, masyarakat lokal. MDF oleh instansi terkait. Dalam hal Aceh, ada mendukung agenda rekonstruksi pemerintah perhatian tambahan karena terkait dengan dengan berperan secara fleksibel dalam mengisi persoalan konflik dan kegiatan proyek harus kesenjangan kebutuhan yang tidak dapat peka terhadap persoalan tersebut. ditangani oleh proyek rekonstruksi lainnya. Dana dari donor digunakan secara efisien dan dikelola Landasan kerja strategis ini didukung secara transparan melalui standar manajemen oleh sistem yang memastikan bahwa keuangan, pengawasan, dan persyaratan komunikasi terjadi secara terbuka dan dapat pelaporan. MDF juga berhasil memanfaatkan dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban keahlian dan sumberdaya dari seluruh mitra dan pengunaan dan pengelolaan dana, serta laporan menyalurkannya untuk mengatasi tantangan terperinci atas hasilnya, merupakan salah satu dalam rekonstruksi, dan ini mendorong penyebab keberhasilan program sehingga kecepatan dan cakupan kegiatan yang lebih besar seluruh pemangku kepentingan yakin bahwa dari yang direncanakan. Dan rekonstruksi yang dana yang terkumpul digunakan secara efisien berbasis pada masyarakat memastikan bahwa dan efektif sesuai dengan peruntukannya. kebutuhan korban bencana menjadi perhatian Komunikasi rutin, tepat waktu, dan dua arah utama dalam rekonstruksi, dan menghasilkan sangat penting dalam membuat para pemangku tingkat kepuasan dan transparansi yang tinggi. kepentingan terus mendapatkan informasi dan Pelaksanaan program MDF telah menunjukkan terus terlibat, dan dapat memenuhi harapan tindakan nyata dari Deklarasi Paris. selama proses rekonstruksi berlangsung. Kedua, indikator keberhasilan MDF yang paling INDIKATOR KEBERHASILAN MDF jelas adalah pencapaian hasil yang luar biasa Keberhasilan MDF berdasarkan pencapaian dalam rekonstruksi. Hasil tersebut jelas terlihat yang diakui oleh kalangan luas dan hasil baik dari sisi aset fisik maupun dampaknya investasi rekonstruksi yang dapat diukur terhadap masyarakat dan lembaga terkait. MDF secara jelas. Keberhasilan program ini dapat membangun kembali ribuan rumah, jalan, diukur dari tiga indikator, yaitu: kekuatan dan jembatan, pelabuhan, sekolah, dan gedung efektivitas kemitraan yang terbina, pencapaian pemerintah. Program ini mengembalikan mata fisik dan yang tidak berwujud, dan pembelajaran pencaharian masyarakat dan memperkuat dari pengalaman ini. Indikator ini juga dapat sektor-sektor penting dalam perekonomian diterapkan untuk mengukur pencapaian daerah. Semua ini dilakukan dengan cara program rekonstruksi pada keadaan rentan terbuka dan gamblang sehingga masyarakat lain. Pertanyaan pokoknya tetap sama, yaitu mendapat keahlian baru, kerukunan sosial bagaimana kemitraan dimanfaatkan, bagaimana pun menjadi lebih kokoh melalui keikutsertaan pencapaian terjadi, dan hasil pembelajaran apa masyarakat dalam penetapan keputusan, dan yang dapat diambil oleh pihak lain. memberi kesempatan kepada semua anggota 86 Bab 4 - Di Penghujung MDF: Warisan Rekonstruksi yang Berhasil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan penghargaan atas peran masyarakat internasional Foto: dalam tanggap bencana di Aceh dan Nias pada acara penutupan MDF di Jakarta bulan November 2012. Koleksi MDF masyarakat, termasuk kaum perempuan, dalam perencanaan dan penetapan keputusan; untuk menyuarakan pendapat. Bantuan MDF peningkatan produktivitas dan pendapatan pada rekonstruksi secara keseluruhan memiliki dalam bidang pertanian dan mata pencaharian dampak berlipat ganda, yang melebihi lain; peningkatan kapasitas pemerintah daerah nilai bantuannya. dalam berbagai jenis layanan, mulai dari pembagian sertifikat tanah hingga pengelolaan Pencapaian fisik MDF mudah diukur: hampir sampah padat; memperkuat kemampuan 20.000 rumah dibangun atau diperbaiki dan masyarakat madani dalam membantu hampir 1.200 bangunan umum, antara lain rekonstruksi dan pengembangan ekonomi; 670 gedung sekolah, dibangun atau dibenahi. meningkatkan kemampuan sektor swasta dalam Hampir 3.700 kilometer jalan nasional, provinsi, pemasaran komoditas penting pertanian dan kabupaten, dan desa diperbaiki atau dibangun. daur ulang sampah; meningkatkan hak legal Lima pelabuhan telah dibangun dan digunakan; perempuan dalam bidang pertanahan; dan empat tempat pembuangan akhir sampah meningkatnya kesadaran serta kemampuan tertutup (TPA) telah dibangun; dan lebih dari dalam menghadapi persoalan lingkungan hidup 10.000 proyek prasarana berhasil diselesaikan. dan kesiapsiagaan dalam menghadapi serta tanggap terhadap bencana. Pencapaian MDF melampau hasil fisiknya, dengan banyak dampak tidak berwujud Indikator terakhir dalam mengukur keberhasilan yang semakin terlihat menjelang program ini MDF adalah kekuatan pengetahuan dan ditutup. Sejumlah dampak non-fisik ini antara hasil pembelajaran yang dihimpun. Beberapa lain berupa peningkatan keterlibatan masyarakat kebijakan dan model MDF telah dipakai oleh 87 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 pemerintah pusat dan daerah, dengan harapan bantuan dari donor yang ingin membiayai dapat meningkatkan efektivitas tanggap bencana tanggap bencana dan pencegahan bencana pada masa mendatang. pada masa depan secara lebih efisien dan lebih cepat. Indonesia tidak hanya belajar dari MDF menjadi model yang dapat ditiru atau pengalaman dalam rekonstruksi dan pemulihan disesuaikan untuk rekonstruksi pascakonflik pascabencana ini, tetapi juga menjadi sumber atau pascabencana lain. Pengembangan pengetahuan dan keahlian bagi negara pengetahuan dari pengalaman dan lain di dunia. Sekarang, Indonesia berada pembelajaran cukup meyakinkan untuk dapat pada waktu yang tepat untuk memberikan diterapkan pada keadaan yang berbeda. Hal ini kembali kepada masyarakat dunia melalui telah dibuktikan melalui Java Reconstruction pengetahuan tentang tanggap bencana dan Fund (JRF) yang dibentuk pada tahun 2006 rekonstruksi pascabencana. sebagai tanggapan atas terjadinya bencana lain di Indonesia. Berdasarkan pengalaman MDF KESIMPULAN ini, Pemerintah Indonesia meminta kepada Pada saat MDF menyelesaikan kegiatan Bank Dunia dan para donor untuk membentuk rekonstruksi selama delapan tahun di Aceh JRF, dengan menerapkan pengalaman MDF dan Nias, seluruh pemangku kepentingannya sesuai dengan kebutuhan daerah bencana dapat merasa bangga dengan keberhasilan baru tersebut. Pengalaman ini berhasil yang telah dicapai. Indonesia menerima menunjukkan keluwesan model tanggap kontribusi dari seluruh penjuru dunia untuk bencana alam berupa gempa bumi, tsunami, membantu rekonstruksi ini—termasuk dari tanah longsor, dan letusan Gunung Merapi masyarakat di negara yang terwakili oleh donor pada tahun 2010. Pendekatan Rekompak dalam MDF. Kemurahan hati ini telah membuat dalam rekonstruksi perumahan, yang pertama perbedaan yang tidak terkira bagi kehidupan kali dimulai di Aceh dan kemudian diterapkan masyarakat di Aceh dan Nias, dan masyarakat pada berbagai bencana alam di Jawa lewat telah memperlihatkan ketangguhan luar biasa JRF, juga membuktikan kemampuannya untuk dalam membangun kembali rumah, sekolah, diterapkan pada keadaan yang berbeda. masyarakat, lembaga, dan mata pencaharian mereka—dan juga membangun kembali Pemerintah Indonesia memiliki kedudukan kehidupan mereka yang hancur akibat bencana. yang lebih kuat dalam mengelola program Melalui MDF, pencapaian dalam semua enam tanggap bencana di masa mendatang setelah bidang sangat luar biasa. Pelaksanaannya pengalaman di Aceh dan Nias serta beberapa berjalan efektif dan efisien, hasilnya pun bencana alam lain. Lembaga dan model berkelanjutan. Dana telah dikelola dengan baik sudah terbentuk, bangunan baru lebih tahan dan digunakan sesuai dengan peruntukannya. terhadap bencana, dan masyarakat lebih siap. Pemerintah Indonesia mendirikan Badan MDF berhasil mencapai tujuan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pembentukannya. Amanat program ini adalah sebagai tanggapan kelembagaan mengingat rekonstruksi pascabencana—hal ini telah pentingnya kebutuhan akan lembaga yang dicapai dan landasan untuk pembangunan mengelola tanggap bencana dan kesiapsiagaan pada masa depan pun telah diletakkan melalui secara berkelanjutan dan proaktif. Pemerintah kegiatan dan strategi penyelesaian yang dibuat Indonesia juga telah mendirikan Dana Bencana oleh MDF. Kebutuhan jangka panjang di Nias Indonesia (IDF), dengan mengambil model dan Aceh tidak dapat dipenuhi melalui MDF. MDF, yang merupakan cara untuk menampung Pada saat rekonstruksi pascatsunami di Aceh 88 Bab 4 - Di Penghujung MDF: Warisan Rekonstruksi yang Berhasil Niva Aldillah Terhubungkan Dengan Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan Niva Aldillah baru berusia tiga tahun ketika tsunami menghancurkan rumah keluarganya di Meulaboh, Aceh Barat, pada bulan Desember 2004. Tiga bulan kemudian ketika keluarganya mencari neneknya di Jeulingke, Banda Aceh, mereka menemukan bahwa rumah nenek juga hancur dalam bencana itu. Keluarga ini mendapat kabar bahwa nenek dan bibi Niva tewas dalam tsunami itu, sedangkan pamannya hilang. Pada tahun 2005, proyek Rekompak membantu keluarga Niva membangun rumah di tanah tempat rumah neneknya dulu berdiri di Jeulingke. Ibu Niva mewarisi lahan tersebut dan berhak atas rumah baru yang dibangun di atas tanah tersebut. Sekarang, Niva dan orang tuanya tinggal di sana. “Saya suka tinggal di sini karena ini tempat nenek dulu tinggal,” kata Niva. Tiga tahun lalu, Niva, yang sekarang berusia 11 tahun, membuka perpustakaan bagi anak-anak di sekitar rumahnya. Dia menyebutnya ‘Pustaka Niva’. “Perpustakaan ini ide saya dan mama. Saya punya banyak buku dan majalah. Jadi, saya pikir ada baiknya jika kita membuka perpustakaan,” ujar Niva. Sekarang anak-anak dari sekitar rumahnya dapat membaca buku dengan gratis di perpustakaan rumah Niva itu. Mereka membayar murah jika ingin membawa pulang buku pinjaman itu dan pustakawati muda ini mempergunakan uang yang dikumpulkannya untuk membeli buku dan majalah baru. “Tetapi, kadang- kadang uangnya tidak cukup untuk membeli buku baru. Jadi, saya minta bantuan mama dan papa,” papar Niva dengan senyum di wajahnya. Niva tidak terlalu ingat tsunami yang telah terjadi. Dia mendapatkan informasi tentang tsunami dari orang tuanya bahwa tsunami menewaskan banyak anggota keluarganya dan banyak lagi yang hilang. “Kami selalu pergi ke pemakaman massal korban tsunami untuk mendoakan nenek dan keluarga lain,” kata Niva. Kehidupan di Jeulingke sudah kembali normal. Nina mengatakan bahwa warga sekarang semakin sadar terhadap gempa bumi dan tsunami dan mereka tahu yang harus dilakukan jika bencana terjadi. “Jika ada gempa bumi kuat, kami segera keluar rumah. Jika peringatan tsunami berakhir, kami pulang. Semua yang tinggal di Jeulingke mengetahui mengenai hal ini. Dengan cara ini, semua orang akan selamat dan tidak ada lagi korban, tewas atau pun hilang,” katanya. Murid kelas enam SD di Banda Aceh ini bercita-cita menjadi dokter anak. “Saya ingin membantu anak- anak yang sakit supaya mereka dapat sehat,” tegasnya dengan penuh percaya diri. 89 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Petani di Nias dengan hasil panen padi perdana pada proyek Pengembangan Ekonomi dan Mata Foto: Pencaharian Nias (LEDP). Proyek ini beroperasi di 92 desa dan memberi manfaat pada lebih dari 3.700 Koleksi LEDP petani, yang 37 persennya adalah perempuan. dan Nias ditutup, instansi pemerintah daerah hampir pasti terjadi; dan tanggap bencana dan dan pemerintah pusat telah mengambil alih kesiapsiagaan yang baik merupakan keharusan agenda pertumbuhan dan pembangunan masa untuk mencegah kehancuran dan korban jiwa. depan daerah tersebut. Model dan proyek Meskipun risiko bencana tinggi, kerentanan percontohan yang dibuat oleh MDF dapat masyarakat tidak perlu terjadi, dan upaya membuka kesempatan untuk meningkatkan lagi dini diharapkan dapat mengurangi besarnya program yang berhasil pada masa depan. dampak bencana. Berkat proses pemulihan dan rekonstruksi, masyarakat di Aceh dan Nias Yang paling penting lagi adalah bahwa menjadi lebih tangguh dalam menghadapi Indonesia sekarang lebih siap dalam bencana mendatang, pemerintah daerah lebih menghadapi bencana. Berbagai bencana siap dalam mengelola rekonstruksi, dan lembaga alam yang terjadi sejak tahun 2004 merupakan serta sistem nasional untuk pengurangan risiko pengingat yang menyedihkan bahwa Indonesia bencana pun telah disiapkan. Pengalaman rawan terhadap bencana alam. Letaknya Indonesia dalam tanggap dan kesiapsiagaan di persimpangan tiga lempeng Cincin Api, menghadapi bencana, dimana MDF menjadi menyebabkan setidaknya lima kali gempa bumi penyumbang penting, memberi warisan untuk terjadi setiap hari di Indonesia. Bencana bukan pengelolaan bencana pada masa depan, baik di hanya kemungkinan terjadi di Indonesia, tetapi Indonesia maupun di dunia. 90 Cerita Fitur MDF Cerita Fitur MDF 1. Warga Desa Bawomataluo di Nias Selatan menari dalam upacara menyambut tamu. Pada Proyek Akses Pedesaan dan Pembangunan Kapasitas Nias MDF, ILO membantu memperbaiki dan memelihara 79 rumah adat, seperti rumah-rumah yang mengelilingi lapangan desa ini. 2. Sitasi Zagota, sejarawan dan pendidik setempat, telah membuat bahan ajar warisan tentang Nias Selatan yang digunakan oleh para guru dan siswa. Dia mengatakan bahwa ini merupakan warisannya bagi generasi mendatang. Foto: 1. MDF Secretariat 2. Tarmizy Harva 1 Melestarikan Warisan Budaya Khas Nias Berkunjung ke Desa Bawomataluo di Nias Selatan seperti kembali ke masa silam. Lebih dari 120 rumah tradisional tersebar di sekeliling lapangan besar tempat pemuda desa memamerkan kehebatan fisik mereka dengan melompati susunan batu megalitik. Sebagai bagian dari proyek MDF yang mendorong pelestarian warisan budaya di Nias, 79 rumah tradisional dipugar atau dilestarikan oleh Proyek Akses Pedesaan dan Pembangunan Kapasitas Nias (RACBP) yang dilaksanakan oleh Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO) dengan pendanaan MDF. Pak Hikmat, yang tinggal di rumah keluarga dari kiri ke kanan, dan ketika kami mencapai berusia 167 tahun, mengatakan bahwa sisi kanan kami mengadakan pesta besar untuk ini pertama kali pekerjaan pemugaran para pekerja bangunan. Kebiasaan ini muncul besar dilaksanakan. Gempa bumi 2005 sejak zaman ketika pekerja bangunan tidak menghancurkan sebagian rumah itu, dan dibayar sehingga ini merupakan pertanda sejak itu rumah tersebut telah dibangun ulang untuk berhenti bekerja dan membayar mereka dengan berbahan beton, namun bagian depan dengan pesta.” rumah diperbaiki dengan bahan bangunan tradisional menggunakan dana dari MDF. Pak Hikmat sangat sadar dengan potensi masa depan warisan budaya Nias, khususnya untuk “Renovasi rumah ini merupakan ritual yang pariwisata. sakral bagi kami,” kata Pak Hikmat. “Kami menggunakan cara menurut kebiasaan kami “Saya seorang pengrajin. Saya memahat dalam memperbaiki atau membangun. kayu yang berasal dari daerah yang dilanda Contohnya di setiap ruangan, kami bekerja gempa bumi dan membuat patung. Saya juga 91 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Sitasi Zagoto dan suaminya menulis sebagian besar materi pendidikan ini. Sitasi berteori mengapa budaya Nias terancam hilang dari tangan generasi muda. “Senioritas” menjadi bagian dari budaya Nias yang kuat sehingga anak-anak dan generasi muda sering kali tidak diutamakan atau diajak berembuk. Sebelumnya, kaum muda tidak memiliki kesadaran dalam mempelajari budaya mereka; mereka hanya meniru apa yang dilakukan oleh generasi tua tanpa mengerti maksudnya atau mempelajari mengapa suatu hal dilakukan menurut cara tertentu. Kami 2 mencoba mengatasinya lewat karya kami, dengan mengajak anak-anak lebih terlibat dalam budaya mereka, dan dengan membuat materi yang melibatkan mereka di dalamnya pemandu wisata di daerah ini dan saya tahu seperti komik warisan budaya.” kebutuhan para wisatawan. Dalam beberapa tahun belakangan wisatawan berkurang. Sitasi juga melihat pentingnya warisan budaya Saya tidak tahu benar apa penyebabnya, bagi pariwisata. mungkin karena kami kurang dipromosikan. Dulu sejumlah peselancar datang berkunjung, “Sejak gempa bumi itu, tidak banyak orang yang tetapi mereka hanya memikirkan ombak. Kami datang meski jalan telah diperbaiki dan bahkan perlu dipasarkan sebagai daerah tujuan wisata lebih baik daripada sebelum bencana itu. warisan budaya.” Kami perlu lebih dipromosikan dan kami perlu melatih generasi muda dalam pengelolaan Budaya Nias adalah budaya yang diturunkan pariwisata. Kami ingin para pemuda pergi ke dari mulut ke mulut; tidak ada catatan tertulis Tana Toraja dan Bali untuk melihat bagaimana yang diwariskan. Ada kekhawatiran bahwa mengelola penginapan. Beberapa tahun lalu, keberadaan budaya yang khas ini hilang dari ada proyek untuk ”tinggal di rumah” bagi tangan generasi yang akan datang. wisatawan, tetapi tanpa promosi; dan tidak ada tamu sehingga warga menjadi patah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat semangat.” —Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias (PNPM-R2PN) yang dilaksanakan oleh Warisan budaya dilestarikan oleh Museum Kementerian Dalam Negeri dengan pendanaan Nias yang terletak di Gunung Sitoli, yang MDF, membantu untuk mempromosikan didukung oleh PNPM-R2PN. Direktur warisan dan budaya khas Nias. Rencana ini telah Museum Pusaka Nias, Nata’alui Duha, ikut diintegrasikan ke dalam program peningkatan dalam pembangunannya sejak masih duduk sekolah. Lebih dari 360 orang siswa mengikuti di SMP. Museum ini pada awalnya didirikan mata pelajaran kajian warisan budaya dan dan didanai oleh Pastor Johannes Hammerle, ratusan siswa melakukan kunjungan ke desa- yang juga menyumbang banyak artefak desa tradisional. Komik berisi budaya Nias dan budaya Nias. Museum ini sekarang dikunjungi ensiklopedia Nias juga telah dibuat. oleh 4.000 orang tiap bulan, yang sebagian 92 Cerita Fitur MDF Anak-anak turut dalam kegiatan warisan budaya dengan menggunakan bahan ajar yang baru di Foto: depan gedung yang baru dipugar di Museum Pusaka Nias, Gunung Sitoli. Sekarang, museum ini Tarmizy Harva dikunjungi oleh 1.400 orang setiap bulan, yang kebanyakan adalah anak-anak dan pelajar. besar pengunjung berasal dari Pulau Nias hancur dalam gempa bumi pada tahun 2005. sendiri. Tidak banyak pengunjung dari luar Pemugaran gedung tersebut dilaksanakan Nias, meskipun kualitas museum tersebut melalui proyek ILO yang sama seperti di Desa membuatnya menjadi salah satu museum Bawomataluo. terbaik di Indonesia. “Sekarang jalan di sekitar museum telah “Tujuan pertama museum ini adalah diperbaiki dan ini semakin memudahkan membangun rasa ingin tahu,” papar Nata’alui pengunjung,” kata Nata’alui Duha. “Kini, Duha. “Meski sekarang banyak pelajar yang kami menyewakan beberapa rumah adat berkunjung, kami masih ingin meningkatkan di kompleks museum kepada wisatawan. pengalaman berkunjung mereka­— Tetapi, agar lebih banyak pengunjung yang memperbaiki pemanfaatan materi yang ada, datang, dan memantapkan industri pariwisata bagaimana belajar melihat sesuatu secara warisan budaya kami, kualitas penginapan berbeda, bagaimana membaca artefak. Ini harus ditingkatkan. Air bersih dan sanitasi adalah tujuan terpenting kami sekarang: merupakan hal pokok karena meningkatkan bagaimana pelajar ‘memanfaatkan’ museum kesehatan keluarga, kualitas rumah, dan ini.” akhirnya mendorong wisatawan untuk datang. Sejumlah warga telah dilatih untuk mengelola Sebagian Dana MDF yang disalurkan lewat rumah penginapan, tetapi tidak mungkin dapat PNPM-R2PN digunakan untuk melatih 250 efektif sebelum keadaan air bersih di kampung- guru dalam mengajar sejarah budaya—dan kampung membaik. Di Desa Bawomataluo, meningkatkan pengetahuan mereka mengenai terlihat warga antri berjam-jam untuk mengisi peralatan tradisional, obat herbal tradisional, ember dengan air bersih guna keperluan dan juga flora yang semuanya khas di Nias. rumah tangga mereka. Proyek RACBP sedang membangun jaringan penyaluran air dari mata Lebih dari 100 artefak museum dan sejumlah air ke rumah warga yang diharapkan dapat gedung tradisional di kompleks museum mengatasi masalah air disana. 93 Warisan Sangat Penting: Masa Kanak-kanak Temaneskhi Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Batu Prasejarah dan Kenangan Kenangan masa kecil Temanasekhi Gulo antara lain berlari dengan gembira di antara batu prasejarah yang berada di kebun kentang di sebelah rumahnya. Akan tetapi, kenangan ini hancur ketika batu prasejarah yang tadinya kokoh berdiri kini tidak ada lagi di kebun itu; batu tersebut telah dicuri. Batu prasejarah atau ‘menhir’ dalam bahasa Nias, adalah batu besar yang berdiri dengan pahatan muka - biasanya wajah seorang raja, lengkap dengan pakaian yang dikenakan - sebagai lambang status sosial. Makin tinggi batu prasejarah itu, makin tinggi status orang yang digambarkannya. Temanasekhi sangat bangga dengan batu prasejarah itu, dan baginya memelihara berarti melindungi warisan nenek moyang Pulau Nias yang sangat berharga. Kepala Desa Sisarahili ini pernah menyaksikan upaya pencurian salah satu batu kuno itu. “Batu itu terletak di bantaran kali, tetapi warga desa dapat menyelamatkannya.” Temanasekhi mengatakan bahwa pencurian itu hanya satu diantara banyak tindakan serupa yang terjadi sebelum ILO membangun dan merenovasi rumah adat Nias. “Dengan merenovasi rumah adat, kami berharap dapat melindungi warisan budaya nenek moyang kami, termasuk batu prasejarah,” ujar Temanasekhi, sambil menunjuk rumah berbentuk bulat yang dikenal dengan nama Omohada, yang baru saja selesai direnovasi oleh ILO. “Jadi, kekayaan yang ditinggalkan nenek moyang kami, yang sudah tidak dapat kami buat lagi, sekarang dapat dilindungi dengan baik. Sebagai keturunan mereka, kami tidak dapat lagi membentuk batu kecil sekalipun.” Kini, tanggung jawab memelihara batu prasejarah tersebut telah diserahkan kepada desanya . “Kami tidak dapat lagi mengatakan batu prasejarah itu milik keturunan ini dan batu prasejarah yang lain milik pihak lain. Sekarang, semuanya menjadi satu dan semua menjadi tanggung jawab bersama kami.” Sementara itu, direktur museum terus yang dimasukkan ke dalam dua proyek MDF melakukan kampanye dan mencari dana. di Nias: RACBP dan PNPM-R2PN. RACBP “Kami sudah mendapat banyak pendanaan, mengkhususkan pada perbaikan jaringan tetapi pendidikan budaya harus terus- transportasi pedesaan dan prasarana kecil menerus mendapat dana bantuan karena lain di pulau itu dengan menitikberatkan akan selalu ada generasi baru yang perlu pada jalan dan jembatan yang tahan cuaca, mempelajari jati diri mereka,” ujarnya. yang menghubungkan daerah-daerah “Setelah satu kelas selesai diajar, ada kelas terpencil dengan jalur transportasi utama. baru yang menunggu giliran.” PNPM-R2PN membantu memperbaiki 100 sekolah dan 100 gedung kantor desa di Nias Warga desa berharap bahwa pada satu saat dan rekonstruksi hampir 4.500 rumah yang nanti, seluruh investasi yang telah dilakukan rusak karena gempa bumi. Kedua proyek akan kembali menarik pengunjung yang ingin menggunakan pendekatan yang berbasis mempelajari budaya khas desa tersebut dan pada masyarakat, yang menciptakan lapangan melestarikan jati diri mereka lewat generasi kerja dan mengembangkan kemampuan muda Nias. warga setempat dalam pembangunan daerah terpencil. Sumbangan MDF dalam kegiatan rekonstruksi di Pulau Nias mencapai sekitar Mengingat pentingnya budaya dan potensi AS$121 juta, atau sekitar 18 persen dari jumlah kontribusi warisan budaya khas tersebut kontribusi dana hibah. pada pembangunan ekonomi, pelestarian dan pemugaran budaya menjadi komponen 94 MDF dan Sesudah Aceh dan Nias - Sebelum dan Sesudah 2 - Pencapaian - Sebelum Aceh dan NiasBab Tsunami dan gempa bumi mengubah garis pantai di sejumlah tempat, seperti garis pantai ini di sepanjang pantai barat yang terletak 64 kilometer di selatan Banda Aceh ini. Foto ini menunjukkan sebelum (kiri) dan setelah (kanan) bencana. Tsunami tersebut menghancurkan banyak desa dan menewaskan lebih dari 1.000 orang di daerah ini. Foto: UNDP Setelah gelombang air tsunami surut, kawasan pesisir dipenuhi dengan kapal seperti terlihat di atas, kapal yang terdampar di depan pintu Hotel Medan (kiri). Sekarang, hotel itu menjadi tempat menginap wisatawan yang berkunjung ke Banda Aceh. Foto: UNDP 95 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Masjid Raya merupakan lambang tidak hanya bagi Kota Banda Aceh, tetapi juga bagi provinsi ini. Saat tsunami menerjang, Mesjid Raya menjadi tempat pengungsian bagi warga yang menyelamatkan diri dari gelombang raksasa. Taman Sari yang terletak di depannya, dipenuhi dengan puing (kiri) dan setelah direhabilitasi (kanan). Foto: UNDP Desa Lambung, di Banda Aceh, benar-benar hancur oleh tsunami (kiri). Tiga tahun kemudian, para warga yang selamat membangun kembali rumah mereka dan prasarana terkait dengan bantuan dari proyek Rekompak. Foto: Tim Rekompak 96 MDF dan Sesudah 2 - Pencapaian - Sebelum Aceh dan NiasBab Program Pengelolaan Limbah Tsunami (TRWMP) MDF membersihkan lebih dari 1,3 juta meter kubik puing tsunami. Selama tanggap darurat, TRWMP memusatkan perhatian di Kota Banda Aceh, dan memperluas cakupannya ke daerah bencana lain seperti Meulaboh, Calang, dan Bireuen. Foto di atas memperlihatkan gedung Kantor Gubernur di Banda Aceh sesaat setelah tsunami (kiri) dan setelah pembersihan puing dan rekonstruksi (kanan). Foto: UNDP Masjid Al Makmur di Banda Aceh rusak berat akibat gempa bumi (kiri). Program Pengelolaan Limbah Tsunami (TRWMP) MDF, yang dilaksanakan oleh UNDP, merobohkan bangunan masjid yang rusak dan sekarang telah berdiri masjid baru (kanan). Foto: UNDP 97 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 Jalan kabupaten di Kabupaten Aceh Besar sebelum (kiri) dan setelah (kanan) rekonstruksi. Proyek IRFF mendanai rekonstruksi prasarana besar seperti jalan, pelabuhan, dan tembok pelindung pantai. Foto: Kris Hedi Jembatan penyeberangan sungai di Nias sering kali berbahaya (kiri) dan keadaan ini diperburuk oleh gempa bumi di Nias. RACBP, membangun hampir 2.000 meter jembatan yang menjadi sarana penyeberangan yang aman bagi warga desa. Foto: Proyek RACBP 98 Daftar Akronim dan Singkatan Daftar Akronim dan Singkatan AAA : Action Aid Australia (Bantuan Aksi Australia) ADF : Aceh Development Fund (Dana Pembangunan Aceh) AF : Additional Financing (Tambahan Pendanaan) AFEP : Aceh Forest and Environment Project (Proyek Hutan dan Lingkungan di Aceh) AGTP : Aceh Government Transformation Programme (Program Transformasi Pemerintah Aceh) BAFMP : Banda Aceh Flood Mitigation Project (Proyek Pencegahan Banjir untuk Banda Aceh) Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BKPP : Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan BKRA : Badan Kesinambungan Rekonstruksi Aceh BKRAN : Badan Kesinambungan Rekonstruksi Aceh dan Nias BKRN : Badan Kesinambungan Rekonstruksi Nias BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BPBA : Badan Penanggulangan Bencana Aceh BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPN : Badan Pertanahan Nasional BRR : Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias CBO : Community Based Organization (Organisasi Berbasis Masyarakat) CCA : Canadian Co-operative Association (Asosiasi Koperasi Kanada) CDA : Community Driven Adjudication (Ajudikasi Berbasis Masyarakat) CDD : Community Driven Development (Pembangunan Berbasis Masyarakat) CBLR3 : Capacity Building for Local Resource Based Rural Roads (Perbaikan Jalan dengan Sumber Daya Lokal Pedesaan) CEAP : Contractor’s Environmental Action Plan (Rencana Aksi Lingkungan Kontraktor) CPDA : Consolidating Peaceful Development in Aceh (Program Konsolidasi Pembangunan yang Damai di Aceh). CRU : Conservation Response Unit (Unit Tanggap Konservasi) CSO : Civil Society Organization (Organisasi Masyarakat Madani) CSP : Community Settlement Plan (Rencana Pemukiman Masyarakat) CSRC : Civil Society Resource Center (Pusat Sumber Daya Masyarakat Madani) CSRRP : Community Based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project (Proyek Rekonstruksi dan Rehabilitasi Perumahan Berbasis Masyarakat) 99 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 DAC : Development Assistance Committee (Komite Bantuan Pembangunan) DFID : Department for International Development of the United Kingdom (Departemen untuk Pembangunan Internasional Inggris) DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DRR : Disaster Risk Reduction (Pengurangan Risiko Bencana) DRR-A : Disaster Risk Reduction-Aceh Project (Proyek Pengurangan Risiko Bencana di Aceh) EDFF : Economic Development Financing Facility (Fasilitas Pendanaan Pembangunan Ekonomi) EGA : Economic Governance in Aceh (Tata Kelola Ekonomi di Aceh) EIA : Environmental Impact Assessment (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) FFI : Fauna and Flora International (Fauna dan Flora Internasional) FORNIHA : Forum Peduli Tano Niha GAM : Gerakan Aceh Merdeka IDP : Internally Displaced Person (Pengungsi Dalam Negeri) ILO : International Labour Organization (Organisasi Buruh Internasional) IMPACT : Inspiration for Managing People’s Actions (Inspirasi untuk Mengelola Aksi Warga) IOM : International Organization for Migration (Organisasi Internasional untuk Migrasi) IREP : Infrastructure Reconstruction Enabling Program (Program Pemberdayaan Rekonstruksi Infrastruktur) IRFF : Infrastructure Reconstruction Financing Facility (Fasilitas Pendanaan Rekonstruksi Infrastruktur) JRF : Java Reconstruction Fund KDP : Kecamatan Development Program (Program Pengembangan Kecamatan) KNOW : Knowledge Management Center (Pusat Manajemen Pengetahuan) KPDT : Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal LAN : Lembaga Administrasi Negara LAP : Local Action Plan (Rencana Aksi Lokal) LCRMP : Lamno-Calang Road Maintenance Project (Proyek Pemeliharaan Jalan Lamno-Calang) LEDP : Livelihoods and Economic Development Project-Nias (Proyek Pengembangan Ekonomi dan Mata Pencaharian-Nias) LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat LIF : Leuser International Foundation (Yayasan Internasional Leuser) MCK : Mandi, cuci, kakus MDF : Multi Donor Fund 100 Daftar Akronim dan Singkatan Daftar Akronim dan Singkatan Migas : Minyak dan Gas (Oil and Gas) MSW : Municipal Solid Waste (Limbah Padat Kota) MTR : Midterm Review (Kajian Tengah Waktu) NITP : Nias Islands Transition Programme (Program Transisi Pemerintah di Kepulauan Nias) OECD : Organisation for Economic Co-operation and Development (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) O&M : Operations and Maintenance (Operasi dan Perawatan) Otsus : Otonomi Khusus P2DTK : Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus P2KP : Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan PACC : Public Awareness Coordinating Committee (Komite Koordinasi Kepedulian Masyarakat) PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum PEKA : Peningkatan Ekonomi Kakao Aceh Pergub : Peraturan Gubernur PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM –R2PN : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat–Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias R2C3 : Rehabilitation and Reconstruction Completion and Continued Coordination (Program Koordinasi Penyelesaian dan Kelanjutan Rehabilitasi dan Rekonstruksi) RACBP : Rural Access Capacity Building Project-Nias (Proyek Akses Pedesaan dan Pengembangan Kapasitas Nias) RALAS : Reconstruction of Aceh Land Administration System (Proyek Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh) RAND : Recovery of Aceh-Nias Database (Pemulihan Database Aceh-Nias) RAP : Recovery Assistance Policy (Kebijakan Bantuan Pemulihan) Rekompak : Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas RMIS : Road Management Information System (Sistem Informasi Pengelolaan Jalan) SDLP : Sea Delivery and Logistics Program (Program Angkutan Laut dan Logistik) 101 Laporan Akhir Multi Donor Fund 2012 SIMBADA : Sistem Informasi Barang dan Aset Daerah SIPKD : Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (Regional Financial Management Information System) SKPA : Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SME : Small and Medium Enterprises (Usaha Kecil dan Menengah) SMI : Sistem Manajemen Informasi SPADA : Support for Poor and Disadvantaged Areas (Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus) SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah TA : Technical Assistance (Bantuan Teknis) TBSU : Trail Bridge Support Unit-Nepal (Unit Pendukung Jalur Jembatan di Nepal) TDMRC : Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (Pusat Penelitian Tsunami dan Penanggulangan Bencana) TEWS : Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan Dini Tsunami) TRPRP : Tsunami Recovery Port Redevelopment Programme (Program Rekonstruksi Pelabuhan) TRWMP : Tsunami Recovery Waste Management Programme (Program Pengelolaan Limbah Tsunami) UN : United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa) UNDP : United Nations Development Programme (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa) UPP : Urban Poverty Project (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan) USAID : United States Agency for International Development (Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat) WFP : World Food Programme (Program Bantuan Pangan Dunia) NAD Nias Republik BRR Indonesia Uni Eropa Belanda Inggris BANK DUNIA | THE WORLD BANK Bank Dunia Swedia Kanada Norwegia Denmark Jerman Belgia Finlandia Bank Pembangunan Asia Amerika Serikat Selandia Baru Irlandia Kantor MDF Jakarta Gedung Bursa Efek Indonesia Tower I/Lantai 9 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12910 Indonesia Tel: (+6221) 5229-3000 Faks: (+6221) 5229-3111 www.multidonorfund.org