Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah Laporan Awal BEC TF BASIC EDUCATION CAPACITY-TRUST FUND THE WORLD BANK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Kantor Bank Dunia Jakarta Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara II/Lantai 12-13. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12910 Tel: (6221) 5299-3000 Fax: (6221) 5299-3111 Dicetak November 2012 Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah disusun oleh staf Bank Dunia. Segala temuan, penafsiran, dan kesimpulan yang dipaparkan dalam dokumen ini tidak mencerminkan pendapat Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia ataupun pemerintah yang mereka wakili. Bank Dunia tidak menjamin keakuratan data dalam dokumen ini. Garis perbatasan, warna, denominasi dan informasi lainnya pada peta, jika ada, dalam dokumen ini tidak menyiratkan pendapat ataupun penilaian Bank Dunia atas status hukum suatu daerah atau teritori, dan juga tidak menyiratkan pengakuan Bank Dunia atas garis- garis perbatasan tersebut. Foto Sampul Depan: World Bank Report No. 73358-ID Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah Laporan Awal Pembangunan Manusia Kawasan Asia Timur dan Pasifik Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah Daftar Isi Pengantar 1 Target Pembaca 1 Kerangka Penyusunan Buku 1 Perkembangan Anak Ditinjau dari Kondisi Indonesia 3 Satu Dekade Kemajuan: Tonggak PPAUD di Indonesia 4 Fokus pada Proyek PPAUD yang didukung Bank Dunia 6 Tujuan Pengembangan 6 Komponen Utama Proyek PPAUD 6 Menilai Perkembangan Anak-Anak di Indonesia 7 Inisiatif PPAUD di Indonesia - Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Buku ini 8 Bab Demi Bab 9 Gambar GAMBAR 1. Lingkar pengaruh pada perkembangan anak 2 GAMBAR 2. Tonggak PPAUD di Indonesia secara umum dan tonggak proyek PPAUD yang didukung Bank Dunia 5 GAMBAR 3. Anak-anak dari rumah tangga kurang mampu dan rumah tangga pedesaan mengalami kesulitan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi 10 Kotak KOTAK 1. Fitur khusus dalam buku 2 KOTAK 2. Apa itu Pembangunan Berbasis Masyarakat? 6 KOTAK 3. Bagaimana perkembangan anak-anak diukur 7 KOTAK 4. Karakteristik intervensi PPAUD yang efektif 11 KOTAK 5. Pelajaran yang dapat dipetik dari data baru 11 KOTAK 6. Temuan dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi midline 12 KOTAK 7. Inisiatif PPAUD baru di Indonesia-Contoh pelajaran yang dapat dipetik dari buku ini 13 ii Laporan Awal Pengantar Dokumen ini merupakan laporan awal dari buku Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Masa Depan Cerah yang akan diluncurkan oleh Bank Dunia. Buku tersebut akan terbit pada awal tahun 2013 dan akan membahas lima masalah: 1. Bagaimana pengaruh bukti-bukti internasional tentang pentingnya usia dini pada kebijakan dan layanan pendidikan dan pengembangan anak usia dini (PPAUD) di Indonesia? 2. Bagaimana pola perkembangan anak-anak di desa-desa tertinggal di Indonesia, dan bagaimana perkembangan ini terkait dengan karakteristik keluarga dan layanan PPAUD yang tersedia bagi mereka? 3. Proses dan tantangan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek PPAUD berbasis masyarakat yang didukung Bank Dunia di 50 kabupaten tertinggal di Indonesia – suatu proyek yang sampai saat ini telah menjangkau lebih dari 500.000 anak-anak dan keluarga mereka? 4. Pelajaran apa yang diperoleh dari hasil-hasil jangka pendek evaluasi dampak proyek yang dilakukan secara acak (random) terhadap perkembangan anak? 5. Pelajaran apa yang dapat dipetik dari penelitian ini, yang dapat memberikan masukan untuk kebijakan dan praktek di masa depan di Indonesia dan di luar Indonesia? Target Pembaca Buku Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Masa Depan Cerah akan mencakup informasi relevan yang dibutuhkan oleh: • Peneliti dalam bidang pengembangan anak usia dini dan evaluasi program • Pembuat kebijakan di dalam dan luar Indonesia • Penyedia layanan pendidikan dan pengembangan anak usia dini • Penyedia layanan pengembangan profesional • Pendukung layanan pendidikan dan pengembangan anak usia dini yang berkualitas Kerangka Penyusunan Buku Perkembangan anak dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut, yang membentuk "lingkar pengaruh," seperti terlihat pada Gambar 1, menciptakan lingkungan untuk perkembangan pada usia dini yang dapat mendorong atau menghambat hasil yang positif. Contoh pengaruh tersebut meliputi: • Karakteristik anak sebagai individu, termasuk temperamen, masalah kesehatan, seperti hambatan pertumbuhan atau cacat, dan keterlambatan perkembangan. Karakteristik tersebut tidak menentukan perkembangan anak, tetapi dapat mempengaruhi dampak pengaruh-pengaruh lainnya. • Pengaruh keluarga, misalnya praktek pengasuhan atau tingkat kesejahteraan dan pendidikan orang tua. • Pengaruh masyarakat, misalnya keberadaan dan karakteristik layanan atau program PPAUD untuk memantau kesehatan anak, serta ada atau tidaknya jaringan sosial masyarakat. • Pengaruh yang lebih luas dari kebijakan pemerintah dan sumber daya ekonomi, serta kebudayaan dan tradisi, yang seluruhnya menciptakan kondisi yang dapat mendukung atau membatasi perkembangan anak. 1 Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah Buku Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia menggunakan kerangka penyusunan ini untuk menjelaskan upaya-upaya Indonesia dalam memperbaiki jalur perkembangan anak-anak kurang sejahtera melalui kebijakan dan layanan yang mempertimbangkan pengaruh-pengaruh pada lingkar tersebut. GAMBAR 1. Lingkar pengaruh pada perkembangan anak n g a ruh Umu P eh - Sumber Daya Ekonomi - K m eb inta syarak Mau at er da ya em Sumber Daya P kolah - Lin a e gk -S e l u a r g an n K a un da D ak U dikan - Pra nT i bij end kte ga PA -P Anak kP rad Ke nT nP an isi erd na tan - Statu en ha in s Pe ese rke isk Laya -K ga eka n m suh Kem aa ba t aw ng Karakteristik B an A an nak Saat ini Pengaruh pada Perkembangan Anak KOTAK 1. Fitur Khusus dalam Buku Buku Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia akan menampilkan: • Uraian tentang berbagai inisiatif kebijakan dan tujuan PPAUD di Indonesia pada masa lalu, sekarang, dan masa depan • Ringkasan bukti-bukti internasional tentang pentingnya usia dini dan manfaat layanan PPAUD • Gambaran terperinci tentang proses pembangunan berbasis masyarakat (CDD) yang digunakan dalam proyek pemerintah yang didukung Bank Dunia yang sedang berjalan untuk meningkatkan kesadaran tentang PPAUD di desa-desa, memilih kabupaten-kabupaten dan desa-desa tertinggal untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut, dan mengidentifikasi warga desa yang akan berperan sebagai pendidik • Informasi tentang instrumen penelitian untuk menilai pengembangan anak usia dini dan praktek pengasuhan pada masyarakat berpenghasilan rendah • Akses pada dokumentasi analisis data yang luas • Definisi ringkas dan padat tentang sejumlah istilah penting dalam pengembangan anak usia dini dan penelitian evaluasi 2 Laporan Awal Perkembangan Anak Ditinjau dari Kondisi Indonesia Indonesia berada di posisi keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia, dengan lebih dari 238 juta orang tinggal di negara kepulauan yang terdiri atas lebih dari 17.000 pulau. Selama satu dekade terakhir perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif, penurunan angka kemiskinan, dan kemajuan dalam banyak Sasaran Pembangunan Millenium (MDGs). Misalnya, Indonesia telah berhasil menurunkan jumlah balita dengan berat badan kurang sampai di bawah 18 persen sehingga melampaui angka yang diproyeksikan, serta berada pada jalur yang tepat dalam memenuhi target untuk mengurangi angka kematian anak dan untuk mencapai pendidikan dasar universal. Meskipun kemajuan yang jelas telah dicapai dalam hal penurunan angka kemiskinan, kesenjangan masih tetap ada, sehingga banyak anak dan keluarga yang belum menikmati manfaat pencapaian ini. Lebih dari 30 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan (US $2 per hari) dan setengah dari seluruh rumah tangga berada di sekitar garis kemiskinan. 65 persen dari jumlah masyarakat kurang mampu tersebut saat ini tinggal di daerah pedesaan. Bagi mereka, perbaikan ekonomi nasional hanya membawa sedikit manfaat dalam hal kesehatan dan pendidikan, sehingga menimbulkan risiko pada perkembangan anak dan mengancam pembangunan nasional. Di Indonesia, manfaat yang berbeda dirasakan oleh anak-anak sejahtera dan anak-anak kurang sejahtera serta orang tua mereka sejak dini, dan kesenjangan ini semakin besar manakala anak-anak ini tumbuh dewasa. Sejak tahun 1987 telah terjadi peningkatan yang mengesankan dalam hal persalinan yang dibantu oleh tenaga terampil, tetapi masyarakat kurang sejahtera masih tetap tertinggal. Kesenjangan juga terjadi di seluruh provinsi, kuintil ekonomi, dan tingkat pendidikan. Meskipun angka kematian ibu di Indonesia turun dari 340 menjadi 220 per 100.000 kelahiran hidup (antara tahun 2000 dan 2010), angka tersebut masih jauh di atas angka rata-rata tahun 2010, yaitu 83, untuk negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Demikian pula halnya dengan angka kematian balita dan bayi yang masing-masing telah turun dari 54 menjadi 35 dan dari 38 menjadi 27 (antara tahun 2000 dan 2010, per 1000 kelahiran), tetapi angka tersebut tetap masih jauh di atas angka rata-rata untuk negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik pada tahun 2010, yakni 24 untuk balita dan 20 untuk bayi. Jumlah persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan terampil, tingkat imunisasi dan akses terhadap fasilitas sanitasi yang baik juga masih tertinggal dibandingkan dengan rata-rata negara berkembang di kawasan tersebut. Di samping itu, diperkirakan 42 persen rumah tangga di pedesaan memiliki anak dengan pertumbuhan tinggi badan terhadap umur terhambat, sehingga membuat anak-anak tersebut berisiko mengalami defisit kognitif jangka panjang, memiliki masalah emosi dan perilaku, serta prestasi rendah di sekolah. Kesenjangan berkelanjutan juga terjadi dalam pendidikan usia dini. Misalnya, meskipun tingkat partisipasi pada layanan PPAUD, seperti kelompok bermain dan taman kanak-kanak, telah meningkat di Indonesia, kemungkinan anak-anak kurang sejahtera untuk berpartisipasi tetap jauh lebih kecil. Prestasi penting yang dicapai Indonesia adalah meningkatnya partisipasi anak laki-laki dan perempuan dari semua latar belakang ekonomi pada tingkat sekolah dasar yang hampir mendekati 100 persen. Namun, manakala anak-anak ini mulai memasuki usia SD, kesenjangan partisipasi yang terjadi pada tingkat PPAUD muncul kembali. Profil pencapaian pendidikan menunjukkan bahwa meskipun hampir semua anak dari semua segmen masyarakat memulai pendidikan pada jenjang sekolah dasar, anak-anak dari keluarga kurang mampu dan anak-anak dari daerah pedesaan mengalami kesulitan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hanya 55 persen anak-anak di pedesaan berhasil melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama, dan kurang dari seperempat dari mereka melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas. Sebaliknya, 80 persen anak-anak di perkotaan melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama dan hampir dua pertiga dari mereka melanjutkan ke sekolah menengah atas. 3 Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah Akhirnya, hasil mutakhir yang diperoleh dari PISA, yakni Program Penilaian Siswa Internasional dari OECD, nyaris menempatkan Indonesia pada posisi terbawah dari 65 negara dalam ujian membaca (# 57), matematika (# 61), dan sains (# 60). PISA menguji anak-anak usia 15 dan 16 tahun yang masih menempuh pendidikan. Pemilahan data berdasarkan kesejahteraan menunjukkan bahwa prestasi anak-anak kurang sejahtera di sekolah tidak sebaik prestasi anak-anak yang lebih sejahtera. Data tersebut menunjukkan gambaran Indonesia sebagai negara yang secara rata-rata telah melakukan perbaikan yang sangat besar terhadap lingkungan untuk mendukung perkembangan anak. Namun demikian banyak anak yang masih belum merasakan manfaat kemajuan ini. Satu Dekade Kemajuan: Tonggak PPAUD di Indonesia Dengan memperhatikan kondisi anak-anak kurang mampu di Indonesia serta pola bukti-bukti internasional tentang manfaat PPAUD selama sedikitnya satu dekade, Pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan dan program yang memprioritaskan usia dini. Gambar 2 menyoroti beberapa tonggak tersebut. Langkah penting pertama diambil pada tahun 2001, ketika suatu direktorat baru dibentuk di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang didedikasikan untuk anak usia dini. Sejak awal, advokasi yang dilakukan oleh direktorat ini di dalam dan di luar pemerintahan mempengaruhi penyusunan kebijakan, menambahkan sumber daya pada layanan PPAUD di masyarakat, dan menciptakan strategi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya usia dini. Pada saat yang sama, UNICEF merintis pos pelayanan kesehatan terpadu bagi ibu dan anak sebagai bagian dari program Balita Cerdas, yang merupakan salah satu komponen inisiatif Pemerintah untuk mendukung anak usia dini pada waktu itu. Langkah penting kedua dilakukan ketika pendidikan anak usia dini dimasukkan ke dalam serangkaian dokumen kebijakan utama, yaitu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Perencanaan Jangka Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2004. Dalam konteks perubahan kelembagaan dan kebijakan, pada tahun 2004 sebuah proyek percontohan yang pada mulanya dilaksanakan di bawah lingkup Direktorat Pendidikan Masyarakat dialihkan ke Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Ketika layanan PPAUD baru didirikan di desa-desa tertinggal, proyek ini memberikan tinjauan dan pelajaran- pelajaran penting yang kemudian diterapkan pada proyek baru berskala lebih besar, yang dirintis pada tahun 2006 dan akan dijelaskan dalam buku yang akan terbit ini. Bagian bawah Gambar 2 menyoroti sejumlah tonggak dalam pelaksanaan dan evaluasi proyek yang didukung oleh Bank Dunia ini. Baru-baru ini, kebutuhan untuk mempertimbangkan layanan PPAUD yang holistik, lintas sektor dan mencakup domain pengembangan telah diakui dengan diterbitkannya strategi dan pedoman kebijakan (2008) oleh Pemerintah. Pengembangan standar nasional untuk PPAUD oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) pada tahun 2009 menetapkan pendidikan anak usia dini sebagai tingkat pertama dalam sistem pendidikan di Indonesia. Satu kendala yang menghambat penyediaan layanan PPAUD yang terkoordinasi telah disingkirkan ketika direktorat anak usia dini "formal" dan "nonformal" yang sebelumnya terpisah akhirnya digabung menjadi satu direktorat pada 2010, dan bertanggung jawab atas semua aktivitas PPAUD di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Akhirnya, sensus PPAUD untuk pertama kalinya dilakukan pada tahun 2011 dan menyediakan data penting bagi para peneliti dan pembuat kebijakan, serta akan terus memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa depan. 4 GAMBAR 2. Tonggak PPAUD di Indonesia secara umum dan tonggak proyek PPAUD yang didukung Bank Dunia Tonggak PPAUD di Indonesia Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini dibentuk UNESCO/UNICEF mendirikan Taman Posyandu sebagai bagian dari Program Balita Cerdas PPAUD dimasukkan ke dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 20/2003 PPAUD dimasukkan ke dalam Renstra Kemdikbud 2004-2009 Proyek percontohan yang didukung Bank Dunia di 11 kabupaten dialihkan ke bawah pengawasan Direktorat PPAUD yang baru Revitalisasi Posyandu Strategi dan Rancangan Kebijakan Nasional tentang PPAUD Holistik Integratif diterbitkan Garis besar pedoman untuk PPAUD Holistik Integratif diterbitkan Standar Nasional untuk PPAUD ditetapkan PPAUD formal dan nonformal digabung di bawah Direktorat Jendral PPAUD Desain Utama PPAUD diumumkan Sensus PPAUD yang pertama diluncurkan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Proyek PPAUD yang didukung Bank Dunia dan Pemerintah Belanda dimulai Proyek PPAUD berakhir Survey endline tentang evaluasi dampak Tim Ahli Pendidikan Usia Dini Nasional (NEST) mendapat pelatihan dilaksanakan Nota Kesepahaman Kabupaten ditandatangani Survei midline tentang evaluasi dampak PPAUD dilaksanakan Fasilitator angkatan pertama terpilih dan pelatihan dimulai Fasilitator angkatan kedua terpilih dan pelatihan dimulai Fasilitasi dimulai di desa kelompok pertama yang termasuk dalam evaluasi dampak Kelompok masyarakat terpilih Survei baseline tentang evaluasi dampak PPAUD dilaksanakan Pelatihan untuk pendidik dimulai Fasilitasi dimulai di desa kelompok kedua yang termasuk dalam evaluasi dampak Tonggak Proyek PPAUD yang didukung Bank Dunia Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah Momentum kebijakan ini telah membuat serangkaian target ambisius dimasukkan ke dalam "Desain Utama" PPAUD 2011-2025, yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penelitian internasional tentang manfaat jangka pendek dan jangka panjang PPAUD memotivasi pemerintah untuk: • Memperluas layanan PPAUD untuk menjamin akses bagi semua anak • Memusatkan perhatian pada penyelenggaraan layanan PPAUD Holistik Integratif • Merumuskan peran utama bagi keluarga dan intervensi yang terfokus pada keluarga, pendidikan dan dukungan orang tua untuk mendorong hasil perkembangan yang positif bagi anak-anak • Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi pendidik PPAUD Fokus pada Proyek PPAUD yang didukung Bank Dunia Pada tahun 2006, dengan dukungan Bank Dunia dan Pemerintah Belanda, Pemerintah Indonesia meluncurkan Proyek PPAUD. Fokus utama dari buku yang akan terbit ini adalah mengumpulkan pelajaran-pelajaran dari pelaksanaan proyek ini dan menyajikan hasil-hasil jangka pendek dari evaluasi dampak yang sedang berjalan. Tujuan Pengembangan Pemerintah dan Bank Dunia sepakat bahwa Proyek PPAUD bertujuan untuk meningkatkan pengembangan dan kesiapan anak-anak kurang sejahtera secara menyeluruh untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam sistem PPAUD yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan. Komponen Utama Proyek PPAUD Untuk mencapai tujuan ini, tiga komponen utama telah diidentifikasi. Proyek ini akan: 1. Meningkatkan penyelenggaraan layanan PPAUD yang terintegrasi melalui mekanisme berbasis masyarakat pada masyarakat kurang sejahtera yang menjadi target. Yang termasuk dalam komponen ini, misalnya, pengembangan staf, fasilitasi pada tingkat masyarakat (peningkatan kesadaran), dan penyediaan dana hibah (block grant) untuk masyarakat. 2. Mengembangkan sistem yang berkelanjutan untuk PPAUD yang berkualitas. Komponen ini mencakup standar nasional dan sistem penjaminan kualitas, serta pelembagaan PPAUD di tingkat kabupaten dan provinsi. 3. Membangun pengelolaan, pemantauan, dan evaluasi program yang efektif. KOTAK 2. Apa itu Pembangunan Berbasis Masyarakat? Pembangunan Berbasis Masyarakat (CDD) adalah suatu inisiatif pembangunan yang memberikan kendali atas proses pengembangan, sumber daya dan kewenangan dalam pengambilan keputusan langsung kepada kelompok masyarakat. Proses Pembangunan Berbasis Masyarakat berasumsi bahwa warga masyarakat berada pada posisi yang paling tepat untuk menilai apa yang mereka butuhkan untuk memperbaiki kehidupan mereka. Jika mereka diberi informasi dan sumber daya, mereka mampu menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Banyak proyek yang didukung Bank Dunia yang menggunakan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat, termasuk proyek PPAUD ini. 6 Laporan Awal KOTAK 3. Bagaimana perkembangan anak-anak diukur Pendekatan Komprehensif untuk Menilai Perkembangan Anak di Indonesia Dalam mempelajari sampel anak-anak di daerah pedesaan tertinggal, serangkaian pengukuran komprehensif digunakan. Berbagai pengukuran ini dipilih karena telah tervalidasi secara internasional dan praktis untuk digunakan pada masyarakat. Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Memberikan informasi tentang sejauh mana tingkat keparahan kondisi stunting (kurangnya tinggi badan menurut standar umur), wasting (kurangnya berat badan menurut standar tinggi badan) dan underweight (berat badan di bawah standar). Instrumen Pengembangan Usia Dini (EDI - versi pendek) Menggunakan laporan ibu untuk mengukur perkembangan anak-anak di 5 domain: kesehatan dan kesejahteraan fisik, kompetensi sosial, kematangan emosional, perkembangan bahasa dan kognitif, dan keterampilan komunikasi dan pengetahuan umum. Kuesioner Kelebihan dan Kesulitan (SDQ) Menilai kesulitan sosial dan emosional yang mungkin dialami anak-anak yang diukur berdasarkan sejauh mana tingkat gejala emosional dilaporkan ibu mereka; masalah perilaku; hiperaktif/kurang perhatian; dan masalah hubungan dengan teman sebaya. Kekuatan dalam perilaku pro-sosial juga dinilai. Demonstrasi Keterampilan Anak Mengamati keterampilan motorik kasar dan halus anak-anak dan aspek pengembangan bahasa, kognitif dan sosial-emosional (menggunakan laporan ibu jika anak masih terlalu muda atau enggan untuk menunjukkannya). Tugas Mengelompokkan Kartu dengan Dimensi yang Berbeda-Beda Mengukur keterampilan fungsi eksekutif anak melalui permainan kartu yang mengharuskan anak untuk secara fleksibel menggeser dan mengelompokkan kartu berdasarkan satu dimensi (misalnya warna) ke dimensi lain (misalnya ukuran). Tugas Menggambar (berdasarkan Tugas Menggambar Orang) Menilai keterampilan kognitif anak melalui penggunaan detail dalam membuat gambar sosok manusia dan rumah. Tugas Bahasa Ekspresif dan Reseptif Menunjukkan kepada balita obyek yang akrab bagi mereka dan meminta mereka untuk menyebutkan nama masing-masing obyek (bahasa ekspresif ) dan untuk menunjukkan bagian tubuh yang disebutkan pewawancara (bahasa reseptif ) Menilai Perkembangan Anak-Anak di Indonesia Buku Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia akan menampilkan data tentang bagaimana anak- anak dalam masyarakat kurang sejahtera berkembang di sejumlah domain utama – baik secara umum, maupun terkait dengan layanan PPAUD yang dilaksanakan pada masyarakat mereka. Misalnya, pada usia dini dan dalam lingkungan yang mendukung, anak-anak umumnya menjadi lebih kompeten dalam komponen-komponen perkembangan di bawah ini: • Kesejahteraan fisik dan perkembangan motorik perkembangan otak dan sistem saraf pusat; pertumbuhan badan; belajar untuk berdiri, berjalan, berlari, menggunakan tangan dan jari dengan cara yang terampil • Perkembangan bahasa dan kemampuan mengenali aksara berbicara, menyimak, memahami; mulai menghubungkan huruf, suara, dan kata; mulai menulis 7 Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah • Perkembangan Kognitif penalaran, berpikir, pemecahan masalah • Pengetahuan umum pemahaman tempat, orang dan peristiwa sehari-hari, termasuk pengetahuan dasar matematika dan sains • Perkembangan sosial dan emosi belajar untuk bekerja sama, berteman, dan menjadi teman; mengembangkan hubungan yang nyaman; memahami perasaan orang lain, memahami dan mengekspresikan perasaan sendiri • Keterampilan fungsi eksekutif pengaturan diri: membuat rencana dan melaksanakan rencana; mengendalikan gerak, rasa dan pikiran seseorang; mengingat rincian; menangani tugas-tugas secara konstan dan fleksibel. Kemajuan pada semua komponen tersebut diperlukan agar anak-anak berkembang dengan baik dan siap untuk memanfaatkan peluang yang disediakan oleh sekolah formal, meskipun kemiskinan dan faktor-faktor lain berpotensi membatasi perkembangan positif anak-anak. Buku Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia akan menguraikan perkembangan anak-anak Indonesia yang tinggal di desa-desa tertinggal dengan menggunakan serangkaian pengukuran yang sudah tervalidasi secara internasional dan terangkum dalam Kotak 3. Buku ini kemudian menjelaskan bagaimana layanan berbasis masyarakat direncanakan dan dilaksanakan untuk meningkatkan perkembangan holistik anak-anak, dan bagaimana hasil evaluasi dampak secara acak yang sedang berjalan mempengaruhi arah kebijakan masa depan dan layanan PPAUD. Inisiatif PPAUD di Indonesia - Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Buku ini Banyak negara lain memiliki tujuan untuk mendukung pengembangan anak-anak di usia dini, tetapi beberapa aspek yang akan dilaporkan dalam Buku Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia sangat berharga dan mungkin unik: 1. Indonesia memiliki karakteristik yang mengundang perhatian khusus. Indonesia merupakan contoh negara yang baru muncul sebagai negara dengan pendapatan menengah, tetapi kemiskinan dan kesenjangan yang mencolok masih terus mempengaruhi perkembangan anak-anak. Sebagian besar studi intervensi PAUD dilakukan di salah satu dari dua ekstrem demografis: di negara-negara kaya seperti Amerika Serikat atau di negara-negara dengan tingkat kemiskinan yang jauh lebih tinggi daripada Indonesia. Oleh sebab itu, kondisi di Indonesia memberikan kontribusi baru yang relevan untuk negara-negara yang mengalami situasi serupa. 2. Serangkaian data yang sangat kaya dan beragam terkumpul untuk penelitian ini. Penelitian ini menghasilkan data tentang semua aspek kesehatan dan perkembangan dalam sampel anak-anak kurang mampu, yang dikumpulkan melalui pengukuran-pengukuran yang tervalidasi secara internasional (seringkali mencakup beberapa jenis pengukuran terhadap konsep yang sama), dan informasi rumah tangga, informasi tentang praktek pengasuhan, termasuk pola makan, kuesioner orangtua, serta data tentang prevalensi dan distribusi layanan PPAUD. 3. Komponen utama proyek PPAUD mengkombinasikan layanan langsung di tingkat masyarakat dengan kebijakan umum dan tujuan sistemis. Sejak awal proyek PPAUD tidak hanya bertujuan untuk 8 Laporan Awal mendukung penyediaan layanan, tetapi juga untuk mendukung pengembangan standar nasional, membangun kapasitas nasional dan kabupaten, serta mendorong pembentukan sistem penjaminan mutu PPAUD, yang semuanya merupakan upaya-upaya yang masih berlangsung. Buku ini terutama akan memusatkan perhatian pada layanan itu sendiri dan hubungan layanan tersebut dengan hasil perkembangan anak, tetapi ruang lingkup proyek yang begitu luas akan disampaikan dalam bab terakhir buku ini. 4. Penggunaan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat pada layanan PPAUD terbukti menjadi elemen utama untuk mencapai kesuksesan. Proyek PPAUD memberdayakan warga desa untuk mengidentifikasi kebutuhan, mencari tenaga pendidik lokal, dan memandu pelaksanaan layanan PPAUD dengan komitmen dan dukungan dari kabupaten. Pendekatan semacam ini tampaknya berpeluang besar untuk menciptakan layanan yang berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. 5. Sampel anak-anak dan keluarga pedesaan dalam jumlah besar dipelajari pada dua titik waktu berbeda, yang terpisah satu tahun. Data yang dilaporkan di sini didasarkan pada sampel yang terdiri atas lebih dari 6.000 anak-anak Indonesia yang tinggal di 310 desa tertinggal, termasuk dua kelompok usia (usia 1 dan 4 tahun ketika pertama kali survei tentang perkembangan mereka dilakukan pada tahun 2009). 6. Evaluasi dampak yang sedang berjalan dan yang akan dilaporkan menggunakan desain acak untuk mengevaluasi dampak proyek. Hanya sedikit analisis sejenis yang telah dilakukan dengan sampel yang besar, dengan menggunakan beberapa ukuran, dan dengan lebih dari satu titik data. Fitur-fitur desain ini memberikan hasil-hasil laporan yang dapat dipercaya. 7. Karena buku ini belum merupakan evaluasi akhir proyek, masih ada kesempatan untuk menggunakan pelajaran-pelajaran yang didapat untuk penelitian, kebijakan dan praktek lebih lanjut. Belum ada kesimpulan tentang anak-anak, keluarga, dan intervensi yang sedang dipelajari: Data untuk evaluasi akhir proyek PPAUD akan dikumpulkan pada awal tahun 2013. Namun, pelajaran yang diperoleh dari data baseline proyek dan dari evaluasi midline ini akan membantu memberikan masukan bagi implementasi proyek lebih lanjut dan bagi inisiatif PPAUD pemerintah yang lebih luas. Bab Demi Bab Bab 1 akan menunjukkan bagaimana pengaruh bukti-bukti internasional tentang pentingnya usia dini telah membuat pemerintah memberikan perhatian yang signifikan pada layanan PPAUD di Indonesia. Meskipun kemajuan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan tercapai, kesenjangan tetap terjadi pada anak-anak dan keluarga di Indonesia. Kemiskinan merupakan tantangan dalam pengembangan holistik dan kesiapan bersekolah sebagian besar anak Indonesia, dan berkontribusi pada kegagalan anak-anak kurang sejahtera untuk maju melalui sistem pendidikan. Penelitian tentang perkembangan anak usia dini menunjukkan cara-cara untuk mengatasi kesenjangan dan mengubah arah perkembangan anak-anak kurang sejahtera. Pada rentang usia sejak lahir sampai usia 6 tahun, anak- anak mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang penting dalam setiap aspek perkembangan. Salah satu pengaruh terbesar pada perkembangan anak adalah kemiskinan. Anak-anak kurang sejahtera secara signifikan lebih berpotensi mendapatkan hasil negatif, mulai awal kehidupan mereka dan berlanjut hingga mereka dewasa Layanan pendidikan dan pengembangan anak usia dini dapat memperbaiki hasil perkembangan pada semua anak, terutama bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan. Penelitian telah menunjukkan manfaat layanan PPAUD pada kesehatan dan perkembangan anak dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta manfaat ekonomi investasi PPAUD 9 Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah bagi masyarakat; penelitian ini juga menunjukkan bahwa berbagai layanan yang paling efektif memiliki sejumlah karakteristik yang sama. Bukti-bukti tersebut bersama-sama telah menarik perhatian dunia internasional untuk membangun dan memperluas layanan PPAUD, terutama bagi anak-anak kurang mampu. Untuk pertama kalinya, serangkaian pengukuran yang luas tentang perkembangan anak yang terivalidasi secara internasional diadaptasi untuk digunakan di Indonesia dan diterapkan pada sampel besar yang terdiri dari anak-anak pedesaan dari desa-desa tertinggal. Serangkaian pengukuran ini mencakup kesehatan dan kesejahteraan fisik hingga perkembangan kognitif. Bab-bab berikutnya akan memanfaatkan ketersediaan data yang sangat beragam ini. GAMBAR 3. Anak-anak dari rumah tangga kurang mampu dan rumah tangga pedesaan mengalami kesulitan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Pencapaian Pendidikan 20% Anak dari Keluarga Sangat Tidak Mampu 100 90 Kota Desa 80 70 Persen (%) 60 50 40 30 20 10 0 0 Lamanya bersekolah (tahun) Pencapaian Pendidikan 20% Anak dari Keluarga Sangat Mampu 100 Kota 90 Desa 80 70 Persen (%) 60 50 40 30 20 10 0 0 Lamanya bersekolah (tahun) Sumber: Perhitungan penulis menggunakan data SUSENAS 2010. 10 Laporan Awal KOTAK 4. Karakteristik intervensi PPAUD yang efektif • Mencakup dan memprioritaskan anak sejak lahir sampai usia 3 bersama orang tua mereka; • Menargetkan anak-anak yang sangat tidak mampu dan memiliki akses yang sangat terbatas pada layanan PPAUD; • Berlangsung cukup lama dan cukup intensif untuk memperbaiki keadaan; • Bersifat holistik – mencakup dukungan pendidikan, kesehatan, gizi dan keluarga. Sumber: Engle et al., 2007, Strategies to avoid the loss of developmental potential in more than 200 million children in the developing world. The Lancet, 369(9557), KOTAK 5. Pelajaran yang dapat dipetik dari data baru • Sampel anak-anak Indonesia yang dipelajari memiliki tingkat stunting (kurangnya tinggi badan menurut standar umur), wasting (kurangnya berat badan menurut standar tinggi badan) dan underweight (berat badan di bawah standar) yang sangat tinggi, sehingga membatasi kemampuan mereka dalam hal perkembangan fisik dan kognitif. Angka ini lazim ditemukan pada penduduk Indonesia, tetapi dibandingkan dengan penduduk lainnya di seluruh dunia angka ini sangat tinggi. • Sebagian besar anak-anak yang diamati dalam penelitian ini tumbuh di dalam keluarga dengan orang tua yang tidak pernah membacakan cerita untuk anak-anak mereka. Hal ini dapat membatasi perkembangan kognitif mereka. • Anak-anak Indonesia yang tinggal di lingkungan masyarakat kurang mampu memiliki kelebihan dan kesulitan dalam perkembangan mereka. Dibandingkan dengan anak-anak di negara lain, anak-anak Indonesia relatif mandiri, dapat mengkomunikasikan kebutuhan mereka, dan bertindak dengan kesabaran dan perilaku sosial yang tepat. Namun, mereka tampaknya membutuhkan dukungan lebih lanjut untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan sebelum mereka belajar membaca dan menulis, seperti menghitung, mengenali angka dan membedakan antara persamaan dan perbedaan. Sumber: Hasan and Jung, 2012. The Indonesia Early Childhood Education and Development (ECED) project: Findings and Policy Recommendations. Jakarta, Indonesia: World Bank. Bab 2 menggunakan data baru untuk menggambarkan perkembangan anak-anak pada sampel desa-desa tertinggal di seluruh Indonesia. Data ini mengaitkan jalur perkembangan mereka dengan karakteristik keluarga mereka dan layanan PPAUD yang tersedia bagi mereka. Bab 2 akan menawarkan bukti-bukti baru tentang perkembangan anak-anak kurang sejahtera pada setiap domain yang penting bagi kesiapan anak untuk bersekolah, dan akan menggambarkan karakteristik keluarga anak-anak tersebut dan jenis-jenis layanan PPAUD yang tersedia di komunitas mereka. Bab ini menunjukkan bagaimana berbagai karakteristik anak, keluarga, dan masyarakat dapat menyebabkan perbedaan dalam perkembangan anak-anak. Bab ini juga membahas kesenjangan dalam perkembangan anak-anak di seluruh kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan yang sama. Akhirnya, Bab 2 akan menilai pentingnya praktek pengasuhan dan partisipasi PPAUD untuk meningkatkan hasil perkembangan anak dan mengurangi kesenjangan dalam perkembangan anak. Bab 3 akan menjelaskan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi midline dari proyek PPAUD yang dilaksanakan pemerintah di 50 kabupaten yang dimulai pada tahun 2006. Kondisi dan keprihatinan terhadap anak-anak di Indonesia seperti yang dikemukakan dalam Bab 2 mendorong Pemerintah Indonesia, dengan dukungan Bank Dunia, untuk mengembangkan proyek yang menyediakan layanan PPAUD di hampir 3.000 desa di 50 kabupaten berpenghasilan rendah dengan standar dan dukungan sistem yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan. Bagian 1 bab ini menjelaskan proyek dan pelaksanaannya. Dengan menggunakan proses pembangunan berbasis masyarakat, fasilitator lokal membantu warga desa mempersiapkan proposal untuk mendapatkan hibah kecil, terutama yang akan digunakan untuk mendirikan kelompok bermain baru pada fasilitas yang sudah direnovasi untuk melayani anak-anak usia 3 sampai 5 tahun. Dengan tenaga pendidik yang yang dipilih dari masyarakat dan dilatih melalui proyek PPAUD, sampai saat ini lembaga PPAUD ini telah melayani lebih dari 500.000 anak-anak. Bagian 2 bab ini menjelaskan dampak jangka pendek partisipasi pada layanan PPAUD pada perkembangan anak, dengan menggunakan data evaluasi dampak secara 11 Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah acak yang sedang berlangsung. Evaluasi ini menggunakan pendekatan eksperimental dan noneksperimental serta memanfaatkan fakta bahwa desa-desa tersebut mulai berpartisipasi dalam proyek pada waktu yang berbeda-beda. Dengan demikian, anak-anak dalam kelompok masyarakat yang menerima layanan proyek selama 20 bulan dapat dibandingkan dengan anak-anak dalam kelompok masyarakat yang hanya menerima layanan yang sama selama 9 bulan. Selain itu, kelompok masyarakat yang menerima layanan proyek PPAUD dapat dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang bukan bagian dari proyek. Hasil yang diperoleh menunjukkan beberapa dampak yang muncul dalam jangka pendek, serta mengidentifikasi pada aspek apa saja terlihat dampak yang hanya sedikit atau tidak terlihat sama sekali. Bab ini diakhiri dengan uraian tujuan pengumpulan data putaran terakhir yang akan dilakukan pada awal 2013. KOTAK 6. Temuan dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi midline • Partisipasi anak pada layanan PPAUD meningkat setelah pemerintah memberikan pemahaman kepada masyarakat kurang sejahtera tentang pentingnya pengembangan anak usia dini. • Pendidikan orang tua dan kesejahteraan keluarga terkait secara positif dengan partisipasi anak. Anak perempuan lebih cenderung untuk berpartisipasi pada layanan PPAUD dibandingkan anak laki-laki. Jarak ke lembaga PPAUD merupakan faktor penting yang menentukan apakah anak-anak itu berpartisipasi atau tidak. • Dalam jangka pendek, proyek PPAUD hanya berdampak kecil pada perkembangan anak secara rata-rata. • Namun, efek positif pada sejumlah domain yang termasuk dalam evaluasi lebih besar pada anak-anak kurang sejahtera dan anak-anak yang belum pernah berpartisipasi dalam layanan PPAUD sebelumnya. Proyek PPAUD memiliki dampak lebih besar pada anak dari keluarga kurang mampu Hasil perkembangan anak 0.50 0.452** 0.45 0.40 0.330** 0.35 0.30 0.25 0.221 0.221* 0.20 0.144 0.154 0.141** 0.15 0.122 0.127 0.10 0.077 0.07 0.043 0.05 0.00 Rata-rata Anak dari keluarga kurang mampu EDI: Kesehatan dan Kesejahteraan Fisik EDI: Komunikasi dan Pengetahuan Umum EDI: Kematangan Emosional EDI: Kompetensi Sosial EDI: Perkembangan Bahasa dan Kognitif Mengelompokkan Kartu Hasil dari metode noneksperimental dilaporkan di sini. Hasil yang ditampilkan meliputi lima domain dari Instrumen Perkembangan Awal (EDI) dan permainan mengelompokkan Kartu. Tanda * mewakili tingkat keyakinan statistik *** = 1%, ** = 5%, * = 10% Bab 4 akan menggunakan bab-bab sebelumnya untuk menyoroti pengetahuan tentang perkembangan anak- anak Indonesia serta perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi midline proyek PPAUD, dan akan menghubungkannya dengan prioritas PPAUD. Dengan visi yang luas untuk meningkatkan peran sentral layanan anak usia dini, Pemerintah Indonesia bergerak maju dengan sejumlah inisiatif PPAUD yang ambisius, dengan fokus yang sama dengan di negara lain yang telah melihat nilai investasi pada pengembangan usia dini. Bab ini membahas empat hal: (1) dorongan untuk memperluas layanan PPAUD untuk menjamin akses bagi semua anak, (2) fokus pada penyediaan layanan PPAUD yang 12 Laporan Awal komprehensif atau holistik dengan layanan terintegrasi di seluruh sektor, (3) peran kunci keluarga dan intervensi yang berfokus pada keluarga dalam mendorong pencapaian hasil positif pada anak-anak, dan (4) harapan yang lebih tinggi terhadap kualifikasi dan kompetensi pendidik PPAUD. Untuk setiap aspek, bab ini secara singkat akan merangkum visi dan upaya pemerintah Indonesia dan kemudian akan menguraikan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dari data dan pengalaman proyek sebagai upaya untuk memberikan masukan untuk praktek dan kebijakan PPAUD, baik di Indonesia maupun di negara lain. KOTAK 7. Inisiatif PPAUD Baru di Indonesia-Contoh pelajaran yang dapat dipetik dari buku ini Data dan pengalaman proyek yang didokumentasikan dalam buku ini dapat memberikan pelajaran yang bermanfaat untuk kepentingan PPAUD di Indonesia, yakni kepentingan yang sama dengan yang ada di negara lain. Inisiatif: Memperluas layanan PPAUD untuk menjamin akses bagi semua anak-anak Pelajaran yang dapat dipetik: • Proses perencanaan berbasis masyarakat dengan fasilitator lokal yang terampil dan tim manajemen desa adalah kunci untuk meraih keberhasilan. • Keterlibatan kepala desa yang lebih besar akan meningkatkan peluang keberlanjutan program • Data tentang kesenjangan antar kabupaten dalam hal perkembangan anak menunjukkan bahwa menetapkan kabupaten yang paling rentan di Indonesia sebagai target mungkin merupakan hal yang tepat dalam jangka pendek, sementara dalam jangka panjang bertujuan untuk mencakup semua daerah. Inisiatif: Memusatkan perhatian pada penyediaan layanan holistik integratif Pelajaran yang dapat dipetik: • Kerentanan yang terus berlangsung pada kesejahteraan fisik anak-anak (hambatan pertumbuhan tingkat sedang dan serius) dan pada keterampilan bahasa dan kognitif mereka menekankan perlunya layanan yang berkualitas, terintegrasi, dan lintas sektor. • Layanan yang berbasis lembaga tidak memenuhi kebutuhan anak baru lahir hingga usia 3 tahun, karena sebagian besar lembaga PPAUD memusatkan perhatian pada anak usia 3-6 tahun; bagi anak-anak yang lebih muda dibutuhkan pemanfaatan posyandu yang lebih luas di tingkat desa untuk memberikan layanan kepada mereka. Inisiatif: Merumuskan peran kunci bagi keluarga dan intervensi yang berfokus keluarga, pendidikan dan dukungan orang tua, dalam mendorong hasil positif untuk anak-anak Pelajaran yang dapat dipetik: • Data menunjukkan bahwa pendidikan kedua orangtua dan praktek pengasuhan di rumah dapat menghasilkan perkembangan anak yang lebih baik, bahkan untuk anak-anak yang tidak berpartisipasi dalam program PPAUD. • Intervensi pengasuhan di masa depan harus ditujukan pada aspek-aspek yang sering bermasalah sebagaimana ditunjukkan dalam buku ini: misalnya, banyak ibu menyusui selama periode yang lebih pendek daripada yang disarankan; hanya sedikit orang tua yang membacakan cerita atau mendongeng kepada anak-anak mereka; anak-anak memiliki sedikit kesempatan untuk menggambar atau bermain di rumah. Inisiatif: Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi pendidik PPAUD Pelajaran yang dapat dipetik: • Di daerah pedesaan, pekerja PPAUD mungkin sebaiknya dipilih dari kalangan warga desa, karena mereka memiliki motivasi kuat dan hubungan dengan pekerjaan mereka meskipun mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan formal - tetapi dukungan dan pengawasan yang terus menerus amat dibutuhkan. • Dampak pelatihan untuk pendidik yang diselenggarakan oleh proyek ini tidak dievaluasi secara sistematis (misalnya dengan menilai kualitas mengajar di kelas). Evaluasi tersebut penting dilakukan manakala Pemerintah menerapkan model pelatihan dan pengawasan untuk pendidik yang lebih baik. Sumber: Engle et al., 2007, Strategies to avoid the loss of developmental potential in more than 200 million children in the developing world. The Lancet, 369(9557), 229-242. 13 Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini di Indonesia: Landasan Kokoh, Hari Esok Cerah Catatan 14 Dicetak di atas kertas daur ulang